Yuri sedang berada di ruang kerjanya dan tengah berkonsentrasi di depan laptop miliknya.Tiba-tiba suara dering telepon di atas meja kerjanya mengganggu fokus dari seorang Kwon Yuri.Yuri lalu mengangkat telepon itu dan mendengar Hyuna sang sekretaris berkata-
"Ma'af,sajangnim.Ada tamu yang ingin bertemu dengan anda",
"Nuguya?",
"Tyler.Kwon Tyler",
"Mau apa dia kemari??!",
"Dia hanya mengatakan ada hal penting yang ingin di bicarakan kepada anda",
"Baik.Suruh dia masuk ke ruanganku!",
"Nde,sajangnim".
Yuri pun menutup teleponnya dan bertanya-tanya dalam hati,hal penting apa yang ingin Tyler katakan hingga dia harus datang ke kantornya.
Sebuah suara ketukan pintu membuyarkan lamunan dari seorang Kwon Yuri.Pintu ruangan Yuri di ketuk oleh sekretarisnya.Lalu,tak lama Hyuna sang sekretaris melangkah masuk guna mengantarkan tamu Yuri tersebut,kemudian setelahnya ia pun segera pergi meninggalkan Yuri dan Tyler di dalam ruangan itu.
Tyler masih berdiri di posisinya,sedangkan Yuri tetap duduk di kursi kebesarannya.Mereka sempat saling menatap sebelum akhirnya Tyler menundukkan pandangannya dari Yuri.
Aura intimidasi dari seorang Kwon Yuri menguar dan membuat tekanan udara di dalam ruangan itu berubah menjadi dingin dan kian tak bersahabat.Tyler merasa sangat tak nyaman bila berada di dalam satu ruangan yang sama dengan Yuri,terlebih hanya ada mereka berdua saja di sana.
Suasana kaku dan canggung pun kian terasa,namun tidak bagi Yuri yang lebih merasa kesal terhadap pria yang berada di hadapannya saat ini.
"Ada gerangan apa sehingga seorang Kwon Tyler bisa sampai dan berada di sini untuk menemuiku,hm?",
Tanya Yuri mencoba mengawali pembicaraan mereka.Tyler hanya berdiri kaku dan merasa canggung dengan ekspresi wajah tak nyamannya itu.Tyler mengangkat kepalanya,lalu menatap ke arah wajah Yuri.
"Aku membutuhkan pertolonganmu,Yuri-ya...",
Ucap Tyler menjawab pertanyaan Yuri.Tyler tau jika Yuri bukanlah tipe orang yang suka berbasa-basi.Yuri hanya tersenyum sinis saat mendengar ucapan Tyler itu,lalu menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi yang di dudukinya sambil mengangkat kaki kirinya untuk bertopang di atas kaki kanannya dengan pandangan yang tak pernah lepas mengamati pria di depannya saat ini.
Sebuah tatapan maut dari seorang Kwon Yuri pun di layangkan kepada Tyler dan terasa seakan-akan seperti menguliti lawan bicaranya itu.
"Pertolonganku? Memangnya keuntungan apa yang bisa ku dapatkan jika aku menolongmu?",
Tanya Yuri dengan wajah dingin dan nada datarnya.Tyler terdiam sejenak sambil menelan susah ludah di tenggorokkannya yang terasa kering.Tyler tau,bukanlah hal mudah baginya untuk bisa mengajak Yuri berbicara secara pribadi seperti ini bila mengingat hubungan mereka yang jauh dari kata baik dan dekat dari semenjak pertama kali mereka bertemu.
"Aku...,ibuku sakit... Aku butuh bantuanmu...",
"Bukankah wanita itu adalah ibumu? Kenapa harus aku yang kau libatkan?",
"Aku tak tau lagi harus apa dan bagaimana.Aku bingung,Yuri-ya...",
"Lalu,mengapa harus aku yang merasa di repotkan dan bertanggung jawab atas kondisi ibumu?",
"Aku tau hubungan kita tak sedekat seperti keluarga pada umumnya.Tapi,biar bagaimana pun kita ini tetaplah bersaudara,Yuri-ya...",
"Hanya kau yang berfikir seperti itu,Tyler.Bukan aku",
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You & Me 《🔚》✔
FanficCinta??? Entahlah...Yang aku tau hanya rasa nyaman saat bersamamu.Kau bagai misteri yang tak terpecahkan.Dan aku masih selalu berusaha mencari dan menemukan jawabannya.Kau bagai anggur merah yang memabukkan.Aku tak tau apakah hadirmu di hidupku adal...