Pagi ini cerah, jalanan belum terlalu ramai dan udara masih cukup sejuk. Esta berjalan menuju kesekolahnya. Ya karena jarak sekolahnya memang dekat.
Tak lama ia sampai di sekolahnya. Ia berjalan menyusuri koridor menuju kekelasnya. Baru setengah perjalanan ada seseorang yang menariknya.
"Ikut aku!!" Ucap Anak itu sambil menarik tangan Esta.
"Eh,, " ucap Esta yang mengikuti langkah orang tersebut.
Orang itu membawa Esta menuju ke Rooftop. Ternyata dia adalah Fathur.
"Jauhin Adreen!!" Ucapnya
"Tidak, aku membutuhkannya. Memang kau siapa berani melarangku?!" Ucap Esta dengan nada sedikit meninggi.
"Dasar cacat gak tahu diri!!" Ucap Fathur dengan melayangkan hantaman dipipi Esta.
Esta terkapar ditanah dan hanya tersenyum miring sambil menyeka darahnya diujung mulutnya.
"Aku tak percaya jika kau saudaraku. Dan aku juga tak yakin jika mereka itu keluargaku. Aku merasa jika ini akal-akalanmu untuk menjatuhkanku." Ucap Esta lalu berusaha berdiri.
"Maksudmu apa?!" Ucap Fathur.
"Kau pasti menyuruh orang untuk mengaku-ngaku sebagai keluargaku kan?! Cepat katakan!!" Ucap Esta sambil menujukan tongkatnya tepat diwajah Fathur.
"Heh, kurang kerjaan sekali aku jika harus mengurusi hidup si cacat gak tahu diri kaya kamu." Ucap Fathur dengan memegang ujung tongkat Esta.
"Wah, lihat Lix. Mantan ketua OSIS kita ternyata sadis ya." Cibir Dylan yang tiba-tiba berada di Rooftop bersama dengan Felix.
"Wah iya, gak nyangka loh. Orang yang baik dimata guru ternyata ada sisi gelap juga. Gimana lu butuh bantuan kita?!" Ucap Felix yang berjalan mendekat kearah mereka kedua.
BRAKK
Fathur menjatuhkan tongkat Esta. Lalu berjalan meninggalkan Esta.
"Beresin!!" Ucap Fathur tepat ditelinga Dylan dan Felix.
Mereka berdua tersenyum miring lalu menatap Esta dengan tatapan keji. Dan berjalan mendekat kearah Esta.
Bruukk..
Belum apa-apa Dylan sudah menendang perut Esta. Dan itu membuat Esta langsung terjatuh.
"Seharusnya lu gak pentas sekolah disini, harusnya lu sekolah sama teman-teman yang sebangsa kaya lu," ucap Dylan sambil jongkok dan mendekatkan wajahnya pada Esta.
Esta hanya terdiam dan tak membalas ucapan Dylan. Lalu Felix dan Dylan langsung meninggalkan Esta sendirian.
"Bunda, sakit" jerit hati Esta.
Lalu Esta langsung tak sadarkan diri.
________________
Vote Coment Gaes.
Maaf ya gaes, dicerita ini Ranjunnya jadi tokoh Antagonis.
Gak papa ya semoga suka..
Jangan lupa vote Comentnya.
Terimakasih.See you letter 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja ● Mark Lee
Teen Fiction🍁Book 1 Senja berhasil mempertemukanku dengannya Sosok lelaki tak sempurna namun bisa melakukan apa saja Esta namanya, lelaki buta yang selalu membuatku tertegun dengan kata-katanya #2 tunanetra #513 indonesiamembaca #955 persahabatan #872 nctdrea...