Kisah Kelima - Luka dan Bahagia

31 11 0
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

▬▬▬▬▬▬ஜ۩🍃🌹🍃۩ஜ▬▬▬▬▬▬

Karena masih mengantuk,  selepas Sholat Subuh Adel memutuskan untuk memejamkan matanya sejenak.  Tak seperti biasanya, pagi ini Adel merasa sangat damai,  seperti tiada beban. Wudhunya di pagi ini,  membuat badannya terasa lebih sejuk.  Namun,  kantuk yang dirasa Adel serasa tak bisa ditahan. Alhasil tidurlah ia. 

Jam menunjukan pukul 05.45 , namun Adel belum juga terlihat keluar dari kamarnya. Karena khawatir,  akhirnya Aisha,  mamah Adel memutuskan mengetuk pintu kamar Adel.

Dan benarlah,  Adel masih tertidur.  Aisha membangunkan Adel dengan penuh kelembutan.

"Adel,  ayo bangun,  udah jam 6. Nggak biasanya kamu kesiangan gini,  atau kamu sakit? " ucap Ibu Adel sambil membangunkan Adel.
"Ha, jam berapa mah? Jam 6? Ah perasaan tadi juga masih jam 5 kok,  mamah bohong.  Adel masih ngantuk mah. " Jawab Adel
"Ih kamu ini,  coba liat jam nya tuh,  jam berapa. "

"Astaghfirullah, aaa kesiangan dong kalo gini! " Teriak Adel sambil loncat dari ranjangnya,  dan bergegas mandi.

Setelah selesai mandi dan siap siap,  ternyata jam sudah menunjukan pukul 6.45 , padahal jam masuk di sekolah Adel adalah tepat pukul 07.00.

Adel panik,  ia bergegas memakai sepatu,  dan hendak berlari. Bahkan ia tak sempat sarapan,  atau berpamitan.

Saat ia sedang mengikat tali sepatunya, tiba tiba ada tangan yang menepuk pundaknya dari belakang.
"Adel,  ayo Ayah antar.  Udah siang kan,  nanti kamu telat kalo jalan kaki. Ayo udah,  pakai motor aja ya, biar cepat. " Ucap Azzam,  ayah Adel sambil berjalan menuju garasi.

Adel sebenarnya ingin menolak, namun bagaimana lagi,  jam sudah menunjukan pukul 6. 48, ia tidak mungkin sampai ke sekolah tepat waktu jika berjalan kaki.  Jarak dari rumah ke sekolah lumayan jauh.  Butuh 30 menit untuk sampai dengan berjalan kaki.

Akhirnya, Adel meng iyakan tawaran Pak Azzam. 

**
"Udah siap del? "
"Udah. "
"Yaudah,  kita ngebut yaa.  Biar kamu ngga telat. "
"Iya,  Terimakasih."

Di perjalanan,  mereka sama sama diam. Pak Azzam konsetrasi sekali membawa motor dengan kecepatan super tinggi kali ini.

**
"Adel langsung masuk ya, Assalamualaikum. " Ucap Adel sambil mencium tangan Pak Azzam.

Betapa bahagia hati Azzam hari itu,  putrinya sudah mau di antarekolah an mencium tangannya. "Benar sekali,  bahwa definisi bahagia adalah sederhana.  Se sederhana kata Alhamdulillah yang begitu besar maknanya." gumam pak Azzam

"Del,  ayah akan berusaha menjadi pelindung bagimu,  Ayah akan berusaha menjadi seseorang yang bisa menjadi tempat kamu berbagi.  Insya Allah,  Allah permudah. "

**

"Adeliaaa Zahraaaa darimana aja kamu!  Gitu ya kalo ada tugas susah kamu berangkatnya siang!  Sini aku cubit pipinyaa! " Teriak Azaria dari depan pintu kelas 9A.
"Apaan si Zaa,  engga gitu.  Aku kesiangan coba. Abis Subuh,  aku tidur lagi. Tugasmu udah?  Nih aku udah semua. " Ucap Adel sambil masuk ke kelas dan berjalan menuju bangkunya.
"Hah, Del.  Ya Allah kamutau aku senneeeeng banget del,  hwaaa aku peluk sinii. " Teriak Azaria dengan penuh ke hebohan.
"Apalagi si Za,  kamutuh pagi pagi udah ribut aja. " jawab Adel dengan sinis.
"Del,  kamu tau?  Akutuh seneng del,  Adel yang dulu,  yang selalu ngingetin perkara agama ke aku,  ngingetin aku Sholat,  nasihatin aku,  sekarang kembali. Aku kangen kamu del, " Ucap Azaria
"Belum Za,  hehe.  Aku masih mulai lah sedikit sedikit. Gatau kenapa tadi pagi aku Subuh.  Nyaman ya Za rasanya,  teduh,  damai gitu di hati. "
"Del,  aku mau kita sahabatan sampe syurga del"
"Gimana caranya Za? Aku nggatau,  apakah syurga itu masih pantas buatku atau engga. "
"Kita usaha sama sama.  Kamu tau?  Sebuah ayat del,  kemarin aku abis nonton pengajian gitu di channel TV.  Gini nih ayatnya

#TentanghidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang