Chapter I : a Kiss

2.2K 39 4
                                    

Always

Orific by Aomine Sakura

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.

Warning content 21+

Selamat membaca!

"Hah.."

Seorang pria berambut gondrong sebatas lehernya melepas kacamatanya. Menyandarkan punggungnya, dia menatap laptopnya yang kini menampilkan banyaknya angka dan tulisan yang membuatnya sakit kepala. Sebagai seorang direktur dari sebuah perusahaan keluarga, ini membuatnya stres dan sakit kepala.

Ponselnya bergetar, dia mengambil ponselnya dan membaca pesan yang masuk dari kekasihnya.

Rivana💕 : aku pulang jam 9, jangan lupa jemput aku.

Senyumnya terukir di bibirnya. Dengan cepat dia membalas pesan dari kekasihnya sebelum meregangkan tubuhnya.

"Heh? Rivana?"

Menolehkan kepalanya, dia memandang sahabatnya yang sekarang berdiri di depan pintu ruangannya.

"Masuklah."

Namanya adalah Pandu Arvidantama, pria metroseksual berusia 32 tahun dengan postur tubuh yang menggoda banyak wanita. Tingginya 183 cm dengan berat badan 75 kg. Bahunya tegap dengan dada bidang dan otot-otot yang terbentuk karena hasil olah raganya.

Dia adalah direktur perusahaan keluarga yang telah dibangun ayahnya. Perusahaanya sedang naik daun dan banyak project besar yang menantinya. Beberapa hari ini dia selalu lembur untuk menyelesaikan projectnya dan tidak memiliki waktu untuk kekasihnya ataupun kedua adiknya.

"Dia menolakmu lagi?"

Arjuna Laksamana Putra, putra tunggal dari seorang konglomerat. Seorang pria dengan senyum menawan dan rambut yang tak pernah rapi. Namun, itulah yang membuat para wanita tertarik padanya.

Arjuna adalah sahabatnya sedari mereka masih menjadi remaja puber, hingga akhirnya dia memasuki kepala tiga.

"Aku dan dia sudah menjadi kekasih," ucap Pandu.

"Aku tahu, bodoh." Arjuna melipat kedua tangannya di depan dada. "Kalian sudah berpacaran hampir 5 tahun, kalian tinggal satu atap dan aku yakin kalian sudah ngeseks-"

"Hoi!"

"Tetapi dia menolak lamaranmu terus menerus." Arjuna tetap melanjutkan perkataannya meski sahabatnya memotongnya. "Kenapa tidak kamu tinggalkan saja dia? Aku yakin banyak wanita yang ingin jadi istrimu."

"Lalu bagaimana denganmu? Kamu bahkan masih betah menjadi bujangan." Pandu balik menyindir sahabatnya.

"Ah, aku adalah orang yang bebas. Masih banyak wanita yang ingin aku kencani."

"Dasar playboy." Pandu memutar bola matanya.

"Tapi aku serius, kamu tidak mau memutuskan hubunganmu dengan Riva dan mencari kekasih yang baru?" tanya Arjuna.

"Tidak."

"Bagaimana dengan wanita yang kemarin aku kenalkan?"

"Siapa namanya? Aku lupa." Pandu mengernyitkan alisnya.

"Citra."

"Ah, seperti nama brand body lotion ternama itu ya."

"Hahaha.. dasar bodoh!" Arjuna tidak bisa menahan dirinya tertawa.

AlwaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang