🔗 vivid

245 17 4
                                    

--




Pintu geser itu kini terbuka dengan sempurna. Heejin mulai bisa melihat bagian bawah dari ruangan dibalik pintu itu, karena Heejin masih dalam posisi jongkoknya. Pikiran dan hatinya pun seperti terdorong untuk masuk ke dalam ruangan itu, dengan langkah jongkoknya ia bersusah payah melanjutkan langkahnya untuk melewati pintu geser itu. Sampai setelah tubuhnya masuk dengan sempurna ke dalam ruang dibalik pintu geser itu, ia mendongakkan kepala dan terlihat dengan jelas ternyata tinggi ruangan itu adalah seperti wajarnya ruangan dirumah Heejin. Berbeda dengan ukuran tinggi kandang Vivid. Heejin pun mulai berdiri, menuju sesuatu yang ia lihat pertama kali ditengah-tengah ruangan itu setelah berdiri.


Heejin mulai melangkah pelan menuju sesuatu itu. Sesuatu berwarna coklat, tentu saja berasal dari kayu. Berbentuk persegi panjang. Benar sekali, sebuah kotak kayu yang berbentuk persegi panjang adalah peti. Sebelum itu, fokus pertama Heejin adalah pada sebuah buku diary dengan warna kesukaan Heejin, yaitu pink. Tergeletak diatas peti yang diletakkan diatas sebuah meja itu. Heejin mengambilnya, mengamati dengan membolak-baliknya. Kemudian ia mulai membukanya yang ternyata halaman pertama yang ia buka adalah kosong, begitu pula untuk halaman-halaman selanjutnya. Sampai ketika Heejin hampir menutupnya, tidak sengaja ia melihat sebuah tulisan pada halaman terakhir buku itu. Heejin mengurungkan niatnya untuk menutup buku itu dan kini ia mulai membaca perlahan isi tulisan itu dengan bantuan cahaya lampu lentera disamping peti kayu itu.

"Mulai dari pagi hari, ini sudah dejavu"
"Asing tapi di hari yang sama"

[Hari dimana sesuatu itu akan mulai terulang-ulang di dalam kehidupan Heejin.]

"Jika kau bersembunyi? Haruskah aku lari?"
"Aku berpikir"

[Heejin yang berada di peti, ataukah Heejin sebagai 'kelinci' percobaan dan lari.]

"Aku mengobrak-abrik topi hitam"
"Tapi aku selalu mendapatkan hal yang sama "
"Entah itu kelinci putih atau burung merpati "
"Itu semua sama"

[Heejin yang selalu membandingkan dunia nyatanya dengan seekor kelinci dan dunia mimpinya yang selalu dengan seekor merpati. Dan akan selalu seperti itu.]

"Dunia tak berwarna ini membosankan"

[Dunia Heejin yang setiap hari dipenuhi dengan langit kelabu. Atau bahkan kegelapan didalam peti.]

"Isilah aku dengan banyak warna, merah, oranye, kuning, hijau"

[Hanya warna ini yang selalu muncul dalam hidup Heejin. Darah, wortel (kelinci), lampu lentera diluar peti, rumput lembah tempat Heejin menjadi persembahan.]

"Sepanjang hari, aku tertawa"
"Ke titik di mana pusat hatiku"

[Heejin yang tidak tau menahu bahwa kebahagiaannya adalah jalan yang mendekatkannya kepada sesuatu yang disebut persembahan oleh orang tuanya, dengan menjadikannya kelinci percobaan.]

"Happy ending, akhir yang sama"
"Aku tanpamu, jadi apa yang bisa aku lakukan?"

[Heejin yang pada akhirnya mempunyai ending yang berbanding terbalik dengan saudaranya, aku. Aku adalah merpati yang ingin menyelamatkan Heejin dari perbuatan terkutuk orang tua kami. Aku adalah kakak Heejin yang mempunyai sedikit keterbatasan sampai pada akhirnya dihiraukan oleh orang tua kami, dan lebih memilih mengindahkan Heejin yang ternyata dengan maksud dan tujuan tertentu.]

"Sandiwara itu tidak ada yang istimewa"
"Hentikan itu sekarang"

[Semua perlakuan baik dan pelayanan kedua orang tua Heejin, berusaha keras membuat Heejin sebahagia mungkin. Dengan prosedur, semakin tinggi level bahagia Heejin, semakin pula dekat keberhasilan tujuan orang tua Heejin untuk menjadikannya persembahan.]

"Selamat pagi.
"Setiap pagi saat aku membuka mataku"
"Aku berharap itu hari yang baru"

[Waktu itu, adalah waktu dimana Heejin sudah bukan seorang gadis yang hidup bahagia didunia yang sama denganku lagi. Dan tidak akan pernah bisa berubah, apalagi kembali.]

"Aku tidak ingin merasa kaku"
"Bagiku, yang telah kehilangan cahaya"

[Melihat Heejin yang sudah terbujur kaku didalam peti kayu itu. Yang tidak mempunyai celah untuk cahaya masuk sedikitpun ketika tertutup.]

"Isilah aku dengan banyak warna, merah, oranye, kuning, hijau"
"Sepanjang hari, aku tertawa"
"Kau menatapku"

[Sepanjang hari orang tua kami tertawa lepas, dengan suatu keberhasilan diraut wajah mereka. Lalu aku hanya bisa menatap Heejin yang terbujur kaku dalam peti.]

-saudaramu,
Haseul.




Hanya itulah isi dari buku diary tebal berwarna pink itu. Heejin menutup buku itu dan meletakkannya kembali diatas peti kayu itu. Dia masih tidak mengerti dengan apa yang telah dibacanya, sampai pada akhirnya ia mulai membuka peti itu dengan pelan. Setelah peti itu terbuka setengah, Heejin tiba-tiba merasa kepalanya seperti terhantam batu. Ia pusing dan melemah, sampai akhirnya terjatuh duduk dilantai. Itu adalah tentang ingatannya sebagai "Heejin" telah kembali. Kini ia tau kalau dirinya adalah Heejin. Heejin yang tertulis dalam buku diary berwarna pink tadi. Ia mulai bangkit lagi dari duduknya, untuk membuka peti itu dengan sempurna.

Peti itu kini telah terbuka sempurna, ia mendapati seorang gadis berparas cantik dengan posisi tidur didalam peti itu. Heejin sempat melihat kearah penutup peti itu, yang ternyata tertempel sebuah cermin kecil dibagian dalamnya. Hingga ketika seseorang membukanya akan sangat gampang untuk melihat cerminan dirinya sendiri, dan tentu saja Heejin mendapati gambaran dari wajahnya pada cermin itu. Gambaran gadis yang berparas sangat cantik, seperti seorang gadis yang tengah tertidur dipeti itu. Dan, bersimbah darah hampir pada seluruh wajahnya.































[!!] gak menjamin serem atau bikin bulu kuduk berdiri alias merinding ya gaes. mungkin sesuai tema dari judul dan isi cast di MV nya aja. jadi mungkin di lain cerita bakal ada yang mencengkam ataupun standar juga.
[!!] isi diary yang pake tanda kutip itu adalah indo trans dari lagu VIVID. indo lyric by loonatheworld-indonesia.blogspot.com
[!!!] jangan lupa meninggalkan jejak ya kawan ❤

K-REEPY PASTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang