Kembali ku menatap gelapnya malam
Semilir angin merebak, menembus tulangku
Suara gemerisik dedaunan kering yang jatuh menghantam aspal
Gesekan sepasang sepatu menyeret dengan paksaan mengiringi setiap langkah beratku
Sudah ribuan kali ku lakukan hal yang sama
Berkeliling dan duduk ditepian setiap purnama datang
Ribuan kali pula ku menunggu mu disini,
ditempatmu seharusnya berada
Sesungguhnya aku tau
Ini hanyalah perbuatan bodoh dan sia-sia
Ya aku tau
Karena kau takkan pernah kembali untukku
Setiap kali purnama bertengger angkuh disana
Aku dapat merasakan kehadiranmu disampingku
Di tepian danau ini
Walaupun itu hanyalah perasaan semu
Aku merindukan purnamaku
Dan takkan pernah menginginkan purnama yang baru