Chapter 6 : Identitas asli Angga

10.9K 464 15
                                    

Saat tinju Polisi gemuk akan mengenai Angga, pintu ruang interogasi terbuka dengan keras dan diikuti suara dingin dan tegas “apa yang sedang kalian lakukan?!”

Mendengar suara itu, Angga dan kedua Polisi berbalik dan melihat orang yang baru saja menerobos memasuki ruangan.

Dia adalah Polisi yang terlihat berumur 30 tahun, wajahnya tampan, rambutnya pendek dan disisir dengan rapi, tubuhnya tinggi dan tegap.

Jika dia menjadi Artis, dia pasti akan menjadi Artis terkenal, karena ketampanannya yang akan membuat ibu-ibu dan gadis remaja rela mengantri untuk mencubit pipinya.

Tapi Angga tidak terlalu memperhatikan wajahnya, walaupun dia harus mengakui, dia kalah jika harus bersaing dengan wajahnya yang hanya sedikit tampan.
Angga hanya memperhatikan dua garis emas di pundaknya, yang melambangkan pangkatnya sebagai Inspektur Polisi atau Letnan Satu.

Dengan usia yang masih muda, tapi dia sudah memiliki pangkat yang tinggi, Angga harus mengakui bahwa pria ini pasti memiliki daftar prestasi yang panjang.

Yogi sang Inspektur Polisi tampan ini sedang dalam suasana hati yang buruk. Dia baru saja menerima laporan masalah Begal motor yang marak terjadi akhir-akhir ini yang menyebabkannya sakit kepala.

Dan sekarang, dia menerima laporan yang terkait dengan masalah preman di pasar.
Tapi, saat dia hendak memeriksanya, dia melihat anggotanya yang hendak memukuli tersangka.

Jelas, dia sangat marah. Karena dia sangat tahu aksi Polisi nakal ini di belakang dirinya, jika berita ini tersebar, bukankah ia akan memiliki masalah baru? Dan ia akan menjadi fokus media, lalu tersebar ke media sosial sebagai ‘Inspektur ganteng’ jika itu terjadi, dia mungkin harus berubah profesi menjadi Artis.

Menyingkirkan pikiran ini, dia menghela nafas di dalam hatinya dan berpikir dia datang tepat waktu untuk menghentikan tragedi ini.

Mempertahankan ekspresinya yang tegas dan terlihat marah, dia dengan geram berkata “Apa yang terjadi disini?! Jelaskan sekarang juga!”

Angga hanya tersenyum sambil memandangi kedua Polisi yang terlihat pucat dan panik.

Polisi gemuk itu menjawab dengan gemetar “Pak.. Pak Inspektur... kami...”

Tanpa bisa menyelesaikan kata-katanya, Angga berdiri dan menyerahkan surat laporan yang dituduhkan kepadanya ke Inspektur tampan ini.

“Pak Inspektur, saya pikir Bapak harus melihat laporan ini terlebih dahulu” kata Angga sambil tersenyum.

Melihat sikap Angga yang sangat santai saat berhadapan dengannya, Yogi sedikit mengerutkan kening dan merasa ada sesuatu yang aneh terhadap pria muda di depanya ini.

Mengambil surat laporan yang diberikan Angga dan dengan sekilas melihat isi yang tertulis di surat laporan itu. Wajah tampan Yogi berubah dingin saat dia selesai membaca isi dari surat laporan itu dan berpaling untuk melihat kedua Petugas Polisi yang gemetar ketakutan tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Kembali melihat Angga, Yogi bertanya “Siapa namamu?”

“Angga Saputra” jawab Angga dengan singkat. Dia dengan penasaran menunggu apa yang akan dilakukan Inspektur tampan ini.

“Saya Yogi Lesmana, Inspektur Kepolisian di POLRES Jakarta barat. Saya meminta maaf atas tindakan bawahan saya. Namun kasus Anda harus tetap diselidiki dan saya harus menahan Anda terlebih dahulu. Anda memiliki hak untuk tetap diam dan hak untuk menyewa pengacara untuk membela Anda”  setelah selesai berbicara kepada Angga, Yogi melihat kembali kedua Polisi yang semakin ketakutan dan berkata “Untuk kalian berdua, ikut dengan saya!”

Yogi tidak menunggu balasan Angga atau kedua Polisi itu sebelum berjalan keluar dari ruangan.

Angga hanya tersenyum pahit saat menyaksikan kedua Polisi itu mengikuti Inspektur Yogi keluar dari ruangan dan meninggalkannya sendirian.

‘Panggil pengacara? Dari mana saya mendapatkan uang untuk membayar pengacara? Dan apakah saya tetap di sini atau masuk penjara’ pikir Angga dengan sedih.

Di luar ruangan, Yogi melihat kedua Polisi yang pucat dan berkeringat deras di dahinya sambil berkata “Saya ingin melihat laporan kalian berdua atas kejadian ini dan taruh di meja saya secepatnya!”

“Si... Siap Pak” jawab kedua Polisi itu dengan gemetar ketakutan karena mereka mungkin akan di pecat karena masalah ini.

Setelah menyelesaikan perkataannya, Yogi mengabaikan reaksi mereka berdua dan berjalan menuju ruangannya sendiri.

Di dalam ruangan, Yogi memikirkan kembali apa yang baru saja terjadi. Menghidupkan komputernya, dia mulai mencari semua dokumen dan data yang berkaitan dengan Angga. Karena instingnya sebagai Polisi mengatakan kepadanya bahwa ada sesuatu yang mencurigakan tentang pria muda ini.

Apakah mungkin ada orang yang tetap terlihat tenang saat dia ditetapkan sebagai tersangka? Bahkan dia terlihat santai saat berdiri dan berbicara dengannya yang seorang Inspektur Polisi tampan. Apakah pria ini tidak terpengaruh oleh pesonanya? pikir Yogi.

Setelah menunggu beberapa saat, Yogi menerima beberapa informasi yang berkaitan dengan Angga, tapi hanya sedikit yang tertulis dan banyak data-data kosong yang mencurigakan.

“Saat berusia 6 tahun diculik dan dibawa keluar negeri, usia 7 tahun di adopsi oleh pasangan yang hidup di Amerika Serikat.
Lulus dengan gelar Master dari Harvard University di Amerika. Kembali ke Indonesia 1 tahun yang lalu...”

Kecurigaan Yogi bertambah saat dia selesai membaca seluruh dokumen Angga.
Bagaimana seseorang yang memiliki gelar Master Harvard University bisa berjualan rujak di kios kecil? Dan di mana data saat dia telah di adopsi? Bagaimana dengan pendidikannya di masa kecil sampai remaja? Siapa sebenarnya yang mengadopsinya?

Berbagai pertanyaan bermunculan di dalam pikiran Yogi yang menggelitik rasa penasarannya dan membangkitkan sisi detektifnya .

Tapi Yogi dengan cepat menenangkan pikirannya, informasi yang tertulis di data Base Kepolisian pasti tidak akan ditulis dengan sembarangan dan sulit untuk di retas oleh seseorang.

Melihat latar belakang Angga yang dipenuhi kegelapan, pasti ada alasan tertentu mengapa petinggi Kepolisian berani mengizinkan data seperti ini.

Yogi dengan cepat memikirkan dua alasan.
Satu, identitas Angga benar-benar spesial, dia mungkin salah satu agen rahasia negara.
Dua, identitas Angga spesial, namun jenis yang mengharuskan negara untuk menutup identitasnya agar tidak ada orang yang tahu.

Yogi dengan cepat menyingkirkan alasan pertama. Karena, jika Angga adalah agen rahasia, maka informasi tentangnya harus sangat detail. Oleh karena itu, Angga harus termasuk tipe kedua. Tipe yang informasinya tidak bisa disentuh oleh orang biasa, maka banyak kekosongan di dalam informasinya untuk menutupi identitas aslinya.

Tak bisa dipungkiri bahwa Yogi bukan hanya polisi berwajah tampan, tetapi pikirannya yang tajam dan berpikiran luas adalah salah satu modal yang membawanya ke posisi tinggi di Kepolisian dalam usia yang masih muda.

Dengan pikiran liarnya yang bermunculan, dia mencoba menebak identitas asli Angga yang sebenarnya. Mungkin Angga adalah seorang bajak laut yang sedang mencari One Piece? Mungkin dia adalah seorang ninja yang bercita-cita menjadi Hokage dan mendapat misi di sini? Atau mungkin seorang ilmuan gila yang menyamar menjadi orang biasa dan sedang menciptakan sesuatu yang akan mengguncang dunia? atau mungkin...

Sementara Yogi sedang memikirkan tentang identitas asli Angga, terdengar suara ketukan pintu.

“Tok... Tok... Tok...”

“Masuk”

Seorang petugas Polisi muda memasuki ruangan dan dengan hormat berkata “Inspektur, pengacara Sitompul datang dan meminta Bapak untuk bersedia membebaskan tersangka yang bernama Angga”

...
...
...

Terima kasih telah membaca, jika berkenan,

- Pembaca diharapkan memberi penilaiannya pada cerita ini dalam skala 1 - 100 (silakan tulis di kolom komentar),
- Jika pembaca mendapati typo, salah dalam penempatan tanda huruf, atau yang lainnya, harap untuk mengomentarinya di kolom komentar. Untuk pembelajaran ke depannya.

Like & Share if you care

Pernikahan Kontrak 1 Milyar (Tunda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang