Perkenalkan namaku Banun Claretta Riyani, aku mempunyai banyak nama panggilan. Orang rumah memanggil aku adalah Retta sedangkan teman-temanku ada yang memanggil Banun, Riyani, Clara, dan yang paling parah adalah Yani, seperti nama ibu-ibu yang jualan bakso di kantin kampus. tetapi aku tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut asalkan masih terbilang wajar.
Aku divonis oleh dokter menderika kelainan Heterochromia Iridum. Apa kalian mengetahui itu kelainan apa ? awalnya aku juga sama seperti kalian tidak mengerti apa itu Heterochromia Iridum. ternyata itu adalah sebuahkelainan yang tidak bergitu berbahaya, hanya sebuah kelainan pada mata sang penderita.
Heterochromia adalah kelainan yang terdapat dimata, kelainan ini menyebabkan penderita heterochromia memiliki warna iris mata berbeda. Jenis penderitaannya bisa memiliki warna iris mata kanan berwarna biru dan cokelat dimata kirinya. lebih tepatnya aku menderita kelainan Heterochromia jenis Heterochromia Komplit yaitu jenis heterochromia ini adalah kondisi di mana mata yang satu berbeda warnanya dengan mata sebelahnya, jadi perbedaan pigmen terdapat komplit pada satu mata dibanding mata lainnya.
Aku menderita kelainan mata semenjak umurku berusia 12 tahun, dan sekarang aku berumur 22 tahun. selama 10 tahun aku harus menghadapi kenyataan seperti ini, tidak mudah untuk menghadapi perbedaan seperti kebanyakan orang. Awalnya aku dijauhi oleh teman-temanku karena memiliki perbedaan yang begitu mencolok. karena itu membuat aku mengalami depresi bahkan aku sempat tidak sekolah dan hanya memilih berdiam diri di dalam kamar. dan itu membuat keluarganya menjadi sangat menderita, akhirnya keluargaku konsultasi dengan dokter yang menanganiku dan dokter tersebut memilih untuk memberikan kepada diriku kontak lensa. dan dari sinilah aku sudah terbiasa dengan lensa tersebut bahkan aku menjadi banyak teman. setiap semingu sekali aku harus konsultasi dengan dokter tersebut agar dokter bisa melihat perkembangan mataku.
Dokter yang menanganiku bernama Leo Fernando, dokter tampan dan juga baik hati. Dia sangat ramah terhadap diriku dan keluargaku. Aku sudah mengenal dokter ini semenjak kecelekaan yang terjadi pada diriku yaitu sekitar 10 tahun belakangan ini. Dokter Leo sudah menganggap diriku sebagai anaknya sendiri, terkadang aku suka bermain ke rumahnya mengobrol dengan istrinya bahkan dengan anak-anaknya. Dan anak-anaknya sudah menjadi sahabat dekat dengan diriku. Salah satunya anka lelaki dokter Leo yang bernama Arka Mahendra Fernando, dia tak kalah jauh dengan ayahnya, tampan dan baik hati tetapi awal pertama bertemu dengannya dia adalah pria dingin, cuek dan engga bersahabat. Butuh tiga bulan baru ia mau menjadi sahabatku.
Sekarang aku merupakan mahasiswa semester akhir jurusan Sejarah Murni disalah satu Universitas Jakarta. Aku sangat menyukai sejarah dari masuk SMA aku sudah menyukai topik ini, dan akhirnya aku memilih untuk terus melanjutkan ke jenjang perkuliahan yang memang aku minati. Di tempat kuliahan aku mempunyai banyak teman dikarenakan kontak lensa ini, aku tidak tahu bagaimana respon teman-temanku jika mengetahui bahwa aku mempunyai perbedaan yang begitu terlihat jelas. Tetapi ketika ada sebuah insiden yang aku alami, membuat teman-temanku menjadi mengetahui perbedaan yang aku alami.
Ternyata apa yang aku pikirkan salah, ketika teman-temanku mengetahui hal tersebut mereka malah menyambutku dengan baik dan menerimaku dengan senang hati. Katanya berteman denganku ada yang berbeda tidak ada yang punya sahabat sepertiku, karena aku mempunyai hal unik yang tak dipunyai oleh orang lain. Bahkan temanku pernah menasehatiku bahwa aku harus melepaskan kontak lensa ini, katanya bahaya kalo dipakai terus menerus. Aku hanya menanggapi dengan senyuman. Aku belum siap untuk melepas kontak lensa, aku masih takut akan respon semuanya.
..... bersambung....
*******
maaf ya kalo ceritanya masih engga jelas, perdana bikin cerita dan diupload seperti ini. semoga kalian suka dengan ceritaku. dan jangan lupa untuk like and Comment ya, karena itu sangat bermanfat untukku.