Author POV
“Kau-!” ucap Karin sedikit berterika karena kesal kepada Bara.
“Sekarang aku ingin kau menggabungkan catatan penjualan akhir perusahaan lima tahun terakhir, dan mengatur ulang catatan itu berdasarkan tipe produk dan keuntungan.” Ucap Bara mencoba memotong kemarahan Karin. Ia kemudian melihat jam tangannya,
“aku membutuhkannya nanti,” lanjutnya.Bara pun menatap intens Karin setelah memberikan perintah yang membuat Karin hanya bisa mengangguk patuh dan pergi keluar dari ruangan Bara dengan masih kesal.
“Tunggu,” ucap Bara tiba-tiba, “Karin, sekarang aku sudah punya kemampuan, bukan?” ucap Bara sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada, namun Karin masih memunggunginya. Mendengar hal itu, Karinpun membalikkan badannya dengan menahan kesal yang amat sangat atas perlakuan Bara padanya hari ini. Hei? Apa pria itu balas dendam?
“Cepatlah pergi!” ujar Bara. Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Karin keluar dari ruangan Bara.
Karin POV
Setelah keluar dari ruangan Bara, aku bergumam didepan ruangannya.
“Mengapa Bara berpura-pura menjadi orang asing padaku?” tanyaku bertanya pada diriku sendiri.
“Apa yang terjadi?” ucapku lagi dengan beribu kebingungan di kepala ku ini. Namun aku memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya dan melanjutkan tugasku.Author POV
Saat ini Karin sedang ada di departemen penjualan.
“Bisakah aku mendapatkan catatan penjualan tim 1, 2, dan 3 dari bagian pejualan yang aku minta sekarang juga?” ungkapnya pada seseorang di departemen penjualan.
“Ada banyak catatan penjualan untuk tim 1 dan 2, tunggu aku sebentar” ucap wanita tersebut.
“Baik, terimakasih!” ucap Karin ramah dan lalu menunggu.Beberapa saat kemudian, wanita tersebut kembali lagi dengan troli berisi catatan penjualan yang sangat banyak. Karin sampai terkejut, Huft...semoga saja jantung Karin baik-baik saja setelah hari ini.
“Begitu banyak! Bagaimana mungkin aku bisa selesai menggabungkan semua catatan ini?” tanya Karin kebingungan sendiri.
“Kalau begitu kau dapat memulainya dengan tumpukan yang lebih sedikit.” Ucap wanita tersebut. Lalu wanita itu mengambil sebuah dokumen dari dalam almari dan memberikannya pada Karin. Hanya satu bendel.
“Bagian Tim Penjualan 3” eja Karin pada judul map tersebut. Ia lalu membuka halaman pertama map tersebut, “aku mengetahui bahwa penjualan tim ini jelek, tapi aku tidak menyadari bahwa penjualannya sejelek ini. Hanya sedikit catatan dari mereka,” ucap Karin sambil terheran-heran membaca catatan dari Tim Penjualan 3.
“Ya, kau belum mendengar gosip di perusahaan ini? Siapapun yang pergi kesana tidak akan pernah kembali. Tempat itu dinamai kuburan tempat orang berbakat.” Ucap wanita tersebut yang membuat Karin bergidik ngeri.
“Aigoo...seburuk itu?” ucap Karin heran.Disisi lain, Bara bertemu dengan Pak Ari di ruangan Bara.
“Pak Ari, saya seharusnya yang keruangan Anda. Anda tidak seharusnya datang kesini. Silakan duduk,” ucap Bara setelah Pak Ari sampai di ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss to My Boyfriend
Teen FictionBagaimana rasanya bertemu dengan teman lama yang sering kita remehin dulu, tapi sekarang jadi bos kita? Takdir tidak ada yang tahu, maka jangan menyepelekan siapapun.