Dilema Kuliah

1 0 0
                                    

berawal dari aku lulus SMA. Aku melanjutkan kuliah di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ketika masuk dan mengikuti semua aktivitas yang ada di kampus, aku menemukan banyak teman baru. Aku merasa ada beberapa hal yang berbeda. Awalnya aku mengira pertemanan di SMA maupun di kuliah itu sama saja, ternyata aku merasakan perbedaan di sini. Ada yang harus dipertahankan dan ada juga yang harus ditinggalkan. Aku semestinya paham mengenai hal itu, namun aku belum siap untuk situasi ini. Memang tidak sepenting ilmu pengetahuan yang harus kita dapatkan dalam perkuliahan, tetapi hal ini mempengaruhi kita dalam proses perkuliahan.
​Berawal dari kelompok orientasi yang awalnya hanya menyapa kemudian menjadi teman, semakin lama semakin dekat. Berkenalan menjadi dekat hanya karena satu kelompok dan ada yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan tugas-tugas orientasi. Banyak tugas yang harus dilakukan, seperti foto berdua yang harus dilakukan dengan 100 teman . Tugas itu diberikan dengan tujuan mengajak kita untuk berkenalan dengan teman-teman satu fakultas. Aku juga bersemangat berkenalan dengan teman baru yang kemudian menjadi teman dekat hingga sekarang. Masa orientasi pun selesai dan dilanjutkan dengan mengikuti perkuliahan.
Perasaan aneh mulai aku rasakan pada masa kuliah dimulai. Banyak sifat anak kuliah yang kutemukan. Dan itu pun terjadi padaku. Aku melihat teman-teman yang aku kenal saat masa orientasi mulai berubah. Semua mulai sibuk sendiri. Pergi, bermain dan tertawa bersama mulai terasa berkurang, apa memang harus seperti itu? Tidak ada yang tahu. Sekarang seperti orang tidak saling mengenal, hanya sesekali bertemu dan itu pun sekedar panggialan nama, tidak lebih. Memang wajar sibuk, mungkin mengerjakan tugas atau bermain dengan teman barunya lagi yang mereka temukan di kelas.
​Saat ini, aku juga mendapatkan teman-teman baru lagi di kelas. Mereka sangat baik dan menghargai orang lain tanpa melihat siapapun orangnya. Aku senang dan nyaman di kelas ini. Cukup unik, mereka dari berbagai daerah yang datang dengan tujuan kuliah. Dari laki-laki maupun perempuan yang ada di kelas, mereka berani untuk datang ke sini sendirian tanpa didampingi oleh orangtuanya selama kuliah ini. Beberapa kali temanku di kelas terkadang pulang untuk mengunjungi orang tuanya. Mungkin mereka merasa rindu rumah. Banyak juga dari mereka yang merasakan kesepian, di rumah atau kost. Ketika ingin pulang, tidak cukup waktu atau membutuhkan uang lebih karena kegiatan-kegiatan di kampus yang mewajibkan untuk membayar. Mereka kebanyakan mencari teman untuk dapat berpergian agar hilang rasa sepi dan bosan.
​ Ketika aku mulai belajar di kelas, aku merasa senang dan mencoba untuk bersosialisasi dengan mereka. Aku berusaha agar dapat berhubungan baik dengan mereka. Hampir semua dari mereka merespon baik kehadiranku. Sebab aku akan berada di kelasi ini selama satu semester penuh dengan jadwal yang sama. Aku berkenalan satu per satu agar aku tahu, mana yang baik dalam pertemanan dan mana yang tidak. Ini semua aku lakukan untuk diriku sendiri agar lebih baik lagi dari sebelumnya. Sampai saat ini aku mendapatkan teman dekat di kelas beberapa teman laki-laki. Mereka cukup baik menurutku dan mereka selalu menemaniku saat selesai kelas.

​Di luar kelas pun aku juga ada teman dari SMA, SMP maupun SD. Di kampus ini aku merasa kalau Tangerang itu sempit, apalagi kampus UMN ini. Aku berpikir setengah dari mahasiswa disini adalah teman-temanku di zaman sekolahku dulu. Dari berbagai angkatan pun ada minimal lima orang aku kenal. Aku berpikir sekali lagi, mereka semua adalah pembuka jalanku untuk mendapatkan teman lebih dari sekarang ini. Aku sangat suka untuk membaur dan memiliki banyak teman sebab aku tidak ingin sendirian. Hampir setiap harinya aku bertemu teman baru yang sering lewat di depanku. Terkadang beberapa orang tersenyum kepadaku dan aku merasa senang.
​Yang aku utamakan sebenarnya adalah teman di kelas karena mereka mempengaruhiku dalam hal menyelesaikan tugas dan ujian. Tugas biasanya ada yang individu dan kelompok. Dalam kelompok sering terjadi perbedaan pendapat dan kadang berakibat buruk, contohnya aku pernah bertengkar dengan temanku hingga tidak ada komunikasi diantara kami berdua. Aku mencoba mengerti dia dengan mengalah agar kami baikan dan dari tindakanku itu dapat memperbaiki hubungan pertemanan kami lagi.​
​Setelah kelas biasanya aku dan teman kelasku pergi ke samen. Tempat itu adalah singkatan yang berarti samping UMN, di situ ada berbagai macam makanan dan minuman. Aku dinsana bertujuan untuk isitrahat sejenak dari kepenatan saat di kelas dengan berbagai macam pelajaran yang membingungkan. Biasanya aku lakukan hampir tiap hari sebelum aku pulang ke rumah. Di sana banyak yang ditertawakan sampai aku lupa waktu, bisa saja hingga langit sudah gelap tanpa disadari. Aku sering kali bertemu dengan senior dan dia sering menceritakan seluk beluk tentang samen dan kampus ini. Banyak sekali sejarah tentang tempat ini sampai kadang aku tercengang mendengarnya.
​Tempat nongkrong mahasiswa, seru dan asyik tetapi kalau pagi ada patroli di tempat ini, membuatku dan teman-temanku kesal melihatnya karena mengusir para pedagang dari situ. Memang tujuan patroli itu baik namun membuat mahasiswa kesulitan untuk mencari makanan dan minuman yang harganya terjangkau. Pedagang memang berpindah tempat bukan di samen, tapi jarak dari kampus ke tempat mereka cukup jauh jika berjalan kaki. Kadang ada pemikiran untuk naik motor ke sana, merepotkan jika harus balik lagi ke kampus karena itu berarti harus membayar dua kali. Sudah terpaksa mahasiswa berjalan kesana untuk menghemat biaya parkir. Di samen ini pergauln yang terjadi sangat kuat bagiku. Mengapa? Aku berpendapat kalau tempat itu adalah tempat berkumpulnya mahasiswa yang tidak memiliki tugas berat. Mereka akan pergi ke sana untuk bercerita suka dukanya hari itu di kampus. Dari situlah keakraban terjadi, membuat kesan baik terhadap yang lain tanpa memandang siapapun orangnya.
​Selain di tempat yang sering aku datangi, aku juga mendapatkan teman saat bergabung di UKM voli. Dikelompok ini aku bertemu dengan beberapa teman baru yang tidak kalah seru dengan teman di samen. Sejak SD aku sudah sering bermain voli karena memang aku menyukai olahraga itu. Aku di UKM diajarkan pendalaman tentang voli. Aku merasa dapat memaksimalkan kemampuanku dalam bermain voli. Setelah berlatih atau bertandng voli kami biasanya pergi utuk makan, mengobrol lebih banyak lagi mengenai kampus dan banyak hal lagi yang menambah pengetahuan dan pengalaman. Bergaul, bertemanan dapat menjadi tempat kita untuk bercerita, tertawa dan berbagi berbagai pengalaman yang kita miliki dan sebaliknya. Itu semua merupakan nilai positif dari proses bergaul dan tidak ada yang saling menjatuhkan satu sama lain. Kita juga harus maju bersama demi diri kita sendiri dan juga orang lain.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 21, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KuliahWhere stories live. Discover now