Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Blurb/Summary:
Apa yang jauh lebih tajam dari pedang? Adalah hati, jawab Naruto.
Sasuke hanya tersenyum mendengar jawaban suaminya. Dia mengusap darah dari lengan Naruto, kemudian berlalu untuk mencuci beras yang tidak ada secawan banyaknya.
Ah, benar. Hati harus lebih tajam dari sebuah pedang, renung Sasuke sambil mengusap air matanya.
◇
Sinopsis singkat:
Berlatar zaman Edo, Naruto yang menjadi seorang guru dojo Uchiwa direpotkan oleh kelompok radikal Sakura Berdarah yang dipimpin oleh Kuro. Ditambah kelompok itu diperkuat oleh orang-orang Inggris yang tak memberi bantuan secara cuma-cuma kepada Kuro.
Pikirannya seolah terbelah antara keluarganya dan Yamakichi yang makin hari makin mencekam. Sasuke, istrinya, berulang kali terancam nyawanya. Naruto diharuskan melawan, padahal ia bukan lagi seorang samurai.
◇
Kata kunci yang digunakan:
Samurai; war; genderswitch; gaystory
◇
What's 'attractive'?
Penulis memakai tema Jepang zaman dulu dengan deskripsi yang sangat baik. Berbagai detail disisipkan sehingga 'Heart Blade' benar-benar menggambarkan kehidupan Jepang jaman Edo dan rasanya mirip baca karya terjemahan.
Karakter dari tokoh-tokohnya dibuat kuat terutama Sasuke yang sangat feminin dan memiliki hati yang bersih, di mana dirinya menjadi motivasi utama untuk tokoh Naruto. Tetapi bagaimana gender Sasuke yang sebenarnya harus diimajinasikan oleh pembaca sendiri karena penulis tidak secara gamblang memberi gender laki-laki atau perempuan.
(Btw penulisnya lebih suka membayangkan Sasuke as a lady tapi dibantah sendiri karena it's a gay story (゜o゜))
Pilihan kata dalam 'Heart Blade' sangat tak biasa dan unik yang sepertinya menjadi ciri khas penulis.
Kesan dari cerita ini adalah hubungan suami istri dari Naruto dan Sasuke yang terganggu oleh keberadaan kelompok radikal. Chemistry yang sangat manis selalu terselip, sehingga di mana ada kedua tokoh ini, maka akan ada adegan romantis dan malah tidak terkesan membosankan.
Cerita ini enak untuk dibaca dan diikuti setiap scene to scene. Karakterisasi dari setiap tokoh dibuat semanusiawi dan sewajar mungkin. Bahasanya santai dan tidak terlalu berbunga-bunga namun tetap mampu menghidupkan suasana.
◇
Teman-teman ada yang sudah baca Heast Blade? Apakah kesannya sama dengan apa yang dipaparkan di sini? Sila komentar bila ada yang belum kami sampaikan (＾ｕ＾)
