Sebelas: Permulaan Babak Baru

6 2 14
                                    

Ibraham. Brussel, Juni 2048.

Mengawasi residen tingkat 3 adalah pekerjaan paling menegangkan, karena sebagai konselor mereka, kewajibanku hanya mengawasi dari sisi lain dan melihat proses operasi dengan gaya. Bagaimana tangan mereka merengkuh, lalu menjahit, terkadang membuatku tegang karena cara mereka sedikit lebih berbeda dengan caraku.

Tetapi, sebagai seorang konselor, menjadi bijaksana dengan memantau dan sedikit memberikan pengarahan, adalah suatu kewajiban. Seperti seorang ayah yang mulai melepaskan anaknya belajar mengendarai sepeda atau roller blade. Jika tidak ada prosedural atau detail penting yang melenceng, tidak perlu ada interupsi.

Dari ruang pantau, aku melihat Derek muncul. Dia membawa sebuah berita duka. Aku bisa menilainya dari ekspresinya. Lagipula, ia tidak akan tertarik dengan operasi sederhana yang dipimpin residen tingkat 3.

Siapa yang meninggal, Derek? Aku membatin dengan pilu. Kemudian aku menarik nafas panjang dan kembali fokus kepada operasi. Operasi pembedahan sudah memasuki tahap terakhir, tinggal menunggu beberapa saat hingga operasi usai. Sesuai tradisi di rumah sakit, selepas selesai operasi, konselor akan memberikan ucapan selamat dan tanya jawab tentang perawatan post-operasi dan selama prosedur operasi.

***

"Professor Krum telah wafat, pemakamannya di Paris" berita Derek "penerbangan kita ke sana akan berangkat 2 jam lagi. Bersiaplah".

Derek kemudian meninggalkanku di common room. Lututku rasanya lemas. Aku duduk di sebuah sofa dengan gontai. Jadi sudah mulai? Aku pernah mendapatkan mimpi mengenai kematian professor Krum, dan beberapa orang terdekatku, tetapi terkadang mimpi kerap kali tertukar dengan bunga tidur biasa. Sehingga aku melupakan detail informasi dari mimpinya. Aku hanya ingat, banyak rentetan kematian dimulai dari kematian yang tenang professor Krum.

Bagaimana aku bisa mengabari Sandara tentang kematian professor Krum dan rentetan lainnya? Professor Krum adalah orang sangat berarti untuk Sandara. Pasti kabar duka ini sangat mengejutkannya. Ditambah ia sedang terkurung dan terawasi.

***

Prosesi pemakaman cukup hiruk pikuk dihadiri banyak orang. Berita kematian Professor Krum juga sangat viral, dan banyak orang berusaha hadir dalam pemakamannya. Awalnya, aku datang bersama Derek, Sakaguchi, Brian, Gary, Robert, dan Oman. Tetapi kemudian, aku bergabung dengan Jace dan Mom. Bagaimanapun, jika memiliki nama besar, aku berkewajiban menjaga nama besar itu, salah satunya menunjukkan kekompakan di depan publik.

Di tengah prosesi, aku melihat Gunther datang bersama Sayyid Dhany dan nyonya Crystall. Mereka sempat berkata bahwa mereka sudah mengabarkan kematian professor Krum kepada Sandara sebelum terbang ke Paris dan kata mereka, ia bisa menerima kabar tersebut.

Aku meragukannya. Sandara tidak baik-baik saja. Istriku selalu mudah berkata 'I'm okay' kepada lingkungannya karena ia berusaha mensugesti dirinya yang 'I'm not okay'. Setidaknya, dia selalu berhasil mensugesti dirinya meskipun waktu yang dibutuhkan cukup lama.

Di sekitar makam tinggallah segelintir orang, dan aku memilih tinggal lebih lama, sedangkan Sakaguchi diam-diam pergi tanpa berkata apapun padaku. Professor Krum memilih kematian yang paling damai dengan di atas kasurnya, dan ia dimakamkan dengan begitu tenang: tidur di dalam sebuah peti kayu ek dan di dalam bumi.

Memimpikan ketenangan seperti itu sebuah ilusi dan harapan palsu untuk orang-orang sepertiku. Merenung sembari beranjak menuju perkumpulan tidak membantuku menghidupkan moodku. Tidakkah aku melihat bagaimana paman Husain wafat? Meskipun itu pilihannya, tetapi sangat disayangkan. Sesuai dengan tradisi leluhurku dari garis Jace: 'sambutlah kematian dengan berani, kemenangan, dan rasa bangga' karena asal muasal leluhurku adalah bangsa nordic dengan Valhalla sebagai tujuan utama; lalu dengan agamaku saat ini, kematian terindah adalah akhir yang baik, damai, dan tersemayamkan dalam pelukan hangat sang bumi. Paman Husain memilih meninggal dengan cara para leluhur Avery, sedangkan aku belum memutuskan dengan cara apa aku meninggal. Terlalu muluk jika aku memilih wafat di atas kasur bersama Sandara, karena tak ada isyarat takdir yang mengarahkan kejadian seperti itu.

#2 Mukjizat Waktu: Absolute (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang