Welcome to Tsukino Cafe!

181 18 5
                                    

Tsukino Cafe.

Terletak di pinggir jalan sebelah taman kota. Cocok untuk bersantai setelah beraktivitas atau sekedar mampir untuk menikmati secangkir kopi, baik dingin maupun hangat.

John-san, sang pemilik Cafe dulunya adalah seorang Music producer terkemuka. Banyak karyanya dikenal baik nasional maupun internasional.

Menjelang umurnya yang mendekati setengah abad, John-san memutuskan untuk berhenti menjadi music producer dan membuka Cafe.

Inilah cerita keseharian para pegawai Cafe Tsukino yang unik, bersama para pelanggan yang tak kalah uniknya.






Suatu pagi hari yang cerah di Tsukino Cafe,

"Irashaimasen!!" suara seorang gadis bersurai biru terang memenuhi ruangan di Cafe tersebut.

Seorang pelanggan dengan tinggi sedang, surai coklat muda dan iris biru terang serta telinga yang ditindik masuk melalui pintu depan.

Yuki Wakaba, gadis bersurai biru tersebut auto terlena begitu megetahui pelanggan yang masuk Cafe begitu tampan.

Radar fan-girling-nya langsung menyala, menilai pelanggan tersebut dari atas kebawah.

Bibirnya membentuk senyum tanpa rem, alias tanpa henti. Prinsip tiap waitress didunia, mau pelanggannya jelek ataupun cakep harus diberikan pelayanan maksimal dan salah satunya adalah, SENYUM.

Pelanggan yang terlihat elegan itu membuka jaket French coat-nya menggantungnya, lalu duduk di kursi dekat jendela.

Iris biru terangnya berkilau tertimpa matahari, seakan menghipnotis tiap orang yang melihatnya.

Wakaba masih terlena, terlalu over-whelmed dengan keindahan yang didapatnya pagi-pagi buta ini.
(#sudah jam 9 cuy)

"Gantengnya...lumayan dapet santapan seger pagi-pagi begini..." pikir Wakaba riang.

Wakaba bisa membayangkan pria tersebut berdiri lalu mendekatinya dan berkata,

"Mbak, Boleh pesan sekarang?"

Hah! Mas-nya beneran mau pesan atuh!

"Wakaba-chan! Jangan bengong, ayo itu dicatat pesanannya!!" Seorang pria bersurai blonde dan berkacamata membuyarkan lamunan Wakaba.

Wakaba agak kelabakan lalu menarik nafas, merapikan bajunya dan mendekati sang pelanggan.

"Iya, Mas? Mau pesan apa?" tanya Wakaba manis.

"Ice Coffee Frapucinno satu dan Sandiwich tuna satu..."

"Waah...suaranya juga bagus..." puji Wakaba dalam hati.

"Oke, Ice Coffee Frapucinno satu dan Sandwich tuna satu... ada lagi?"

"Itu saja, terima kasih."

"Baik, ditunggu sebentar ya~"

Wakaba berbalik lalu berjalan ke jendela yang menghubungkan ruang utama dan dapur,

"Mori-san! Satu Ice Coffee Frapucinno dan satu Sandwich tuna!" sahut Wakaba.

"Hai! Tunggu bentar ya~" Arihara Morihito, sang Chef mengambil kertas pemesanan dari tangan Wakaba, lalu mulai memasak.

"Haru-san! Haru-san! Liat deh orang itu! Ganteng banget ya?" ujar Wakaba pada pria bersurai blonde yang tadi menegurnya.

"Hm? Oh, iya...dia tampan sekali.."

"Lah, orang disini kita punya kembarannya kan? Sama-sama mata biru dan rambut coklat.." balas Haru lagi sambil menunjuk ke seorang pria di meja bar.

Welcome to Tsukino Cafe!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang