"Belajar yang baik, ya."
"Siap," Felix mengangguk acuh, memberikan finger gun dan kedipan sebelah mata pada kakaknya sebelum beranjak turun dari mobil, menyempatkan diri mengusak surai pirangnya dan tersenyum lebar saat kasak-kusuk semangat terdengar dari siswa-siswi yang berlalu lalang.
Iya, Felix memang seterkenal itu.
Chan hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah adiknya, bersiap mengemudikan mobilnya menjauh dari pelataran sekolah Felix sebelum kemudian kedua manik kecokelatannya menangkap pemandangan yang mengganggu.
Felix menghampiri seorang siswa yang duduk di atas salah satu motor yang terparkir dengan riang, dan Chan mengernyit saat kedua tangan pemuda itu melingkar sempurna di pinggang ramping adiknya, dan Felix menatapnya dengan pandangan yang sama yang dia berikan pada Chan when he begged to be fucked.
Chan mengernyitkan kening. Saat itu memang masih pagi—masih ada sekitar empat puluh menit sebelum bel masuk berbunyi—dan keadaan masih sepi. Tapi tidak mungkin 'kan, mereka akan—sialan.
Sang kakak benar-benar menyuarakan umpatannya saat siswa yang memeluk adiknya itu melayangkan kecupan-kecupan kecil di garis rahang Felix sebelum kemudian menyatukan bibir mereka.
Chan tanpa sadar meremat kemudi mobilnya, emosinya tersulut.
Who the fuck is that boy—yang seenaknya mencium adik kesayangannya?
.
[Zephyr]
.
"Jisung, udah ah—" Felix merengek lucu, menepuk pundak pemuda di hadapannya yang setia mengusakkan ujung hidung mancungnya di pipinya.
"Gemesin banget sih lo?!" Jisung menarik wajahnya menjauh, mencubit pipi Felix. "Astaga, udah gue pacarin aja sini."
"Gak mau." Felix menjulurkan lidah. "Jisung jelek."
"Kalo yang kayak gue lo bilang jelek, terus yang ganteng itu kayak apa?" Jisung meniup poni coklat kayunya kesal. "Gue tuh udah epitome dari seorang malaikat."
Felix membuat gerakan seakan ingin muntah. "Gak usah narsis. Oplas dulu sana biar mirip sama kak Chan baru aku bilang ganteng."
"Dasar gak normal." Jisung mendecih ke arah Felix. Pemuda itu beranjak turun dari motornya dan merangkul pundak Felix akrab. "Kuy buruan masuk kelas. Si Hyunjin udah nunggu katanya."
"Kamu juga gak normal ya, mohon maaf anda gak punya kaca?" Felix menggebuk punggung sahabatnya itu. "Tumben Hyunjin udah dateng jam segini?"
"Ada masalah. Dia gak suka lama-lama di rumahnya, jadi jam empat pagi tadi udah ngider."
Felix mengangguk paham. "Berarti ntar kamu pulang bareng dia?"
"Mau ikut?"
"Ogah." Felix menjulurkan lidah mengejek. "Aku gak mau terlibat sama hubungan gak jelas kalian berdua."
"Ralat, tuan putri. Harusnya hubungan gak jelas kita bertiga." Jisung mengedipkan sebelah mata jahil. "Lo juga pernah kan ngerasain kita-kita?"
Felix memukulnya lagi.
.
[Zephyr]
.
"Princess, gue sama Jisung balik duluan. Mau ikut ga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zephyr +Chanlix [ON HOLD]
Short Story(n.) a gentle, mild breeze Bagi Felix, Chan itu seperti zephyr, angin lembut yang membuai dengan kehangatannya