Rindu

59 4 0
                                    

“Itukan Ozy? Ngapain Ozy jam segini belum pulang? Ooh pasti abis latihan musik deh” kata Debo yang memasuki parkiran sekolah.

“Sama siapa tu Ozy?” tanya Debo pada dirinya sendiri. Debo terus berjalan menuju mobilnya yang terparkir 5 meter dari mobil Ozy. Samar samar terdengar suara Ify dan Ozy yang tengah berdebat.

“Mereka kenapa sih? bahas masalah musik?” pikir Debo penasaran. Debo terus memperhatikan mereka berdua. Sebenarnya Debo penasaran juga dengan wanita yang berdebat dengan Ozy. Selama ini Ozy tidak pernah terlihat dekat dengan wanita tapi Debo berpikir paling wanita itu anak musik juga.

“Ah bodolah” kata Debo yang hendak masuk ke dalam mobilnya.

Udah malem Zy, gue juga nggak tau angkot nomer berapa. Gue nggak tau arah” kata Ify melas. Terdengar suara Ify sampai ke telinga Debo. Debo membuka kaca mobilnya. Dia berfikir seperti mengenal suara wanita itu. Dia melihat wanita itu dengan seksama. Karna rasa penasaran yang teramat dalam, Debo keluar lagi dari mobil dan mendekati Ozy. Kini Debo semakin dekat jaraknya dari Ozy dan kini dia juga mulai mengenali siapa sosok wanita itu. Debo merekahkan senyumnya.

“Bareng gue aja Fy” kata seseorang yang baru saja muncul dari arah belakang Ify

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Bareng gue aja Fy” kata seseorang yang baru saja muncul dari arah belakang Ify. Ify dan Ozy menoleh ke sumber suara tersebut.

“Debo?” tanya Ify.

“Kalau Ozy nggak bisa nganterin loe, gue bisa kok” kata Debo menawari Ify. Debo cukup mendengar perdebatan Ozy dan Ify sehingga Debo tau masalah mereka.

“Nggak usah Deb gue bareng Ozy aja” kata Ify yang menoleh kearah Ozy. Namun Ozy sudah tidak ada disana. Ozy sudah memmasuki mobil dan telah mengunci pintu mobilnya lagi disaat Ify tengah mengobrol dengan Debo. Ify tersenyum dan mencoba membuka pintu mobil Ozy, Ify fikir Ozy telah menyetujui permintaannya, ternyata tidak.

“Zy buka dong. Zy nggak usah bercanda deh” kata Ify pada Ozy. Ozy langsung mengundurkan mobilnya dan beranjak pergi dari parkiran.

“WAAHH...JAHAT BANGET SIH LOE ZY” teriak Ify yang sudah sangat emosi dengan tingkah Ozy. Debo yang melihatnya tak dapat menahan tawa. Ify berbalik dan menuju ke mobil Debo. Debo mengikuti langkah Ify dengan terus tersenyum. Menurut Debo, kejadian tadi terlihat sangat lucu. Ify memasuki mobil Debo tanpa permisi. Debo menyetir dengan senyum yang belum hilang dari wajahnya.

 Debo menyetir dengan senyum yang belum hilang dari wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Terus aja ngetawain gue” kata Ify kemudian.

“Sorry Fy. Hehe. By the way ini udah kedua kalinya gue jadi korban kekesalan loe Fy” kata Debo yang masih mengingat jelas saat Ify tengah marah ke Ozy dan meneriaki Ozy seperti saat ini. Mendengar kata kata itu, Ify menoleh ke arah Debo.

“Iya juga ya? Sori ya loe selalu jadi korban gue hihi” jawab Ify.

“Nggak papa kok Fy, gue seneng” kata Debo yang membuat Ify bingung.

“Loe tu kenapa selalu marah ke Ozy sih? Dan selalu neriakin dia” tanya Debo yang mengalihkan kebingungan Ify sebelumnya.

“Heh, gimana nggak kesel coba?! Gue tu dah mencoba baik, ngajak ngobrol tapi dia diem aja nggak nanggapin” emosi Ify sambil geleng geleng kepala. Debo menanggapinya dengan senyuman.

“Loe mencoba deket sama Ozy ya?” selidik Debo.

“Yaa gimana lagi, kita kan sama sama ekskul musik dan Ozy ketuanya” jawab Ify.

“Jadi loe dah ditrima di ekskul musik? Selamat ya. Loe pasti jago banget soal musik sampe bisa masuk disana” kata Debo.

“Iya Deb gue juga bersyukur banget bisa masuk ekskul musik. Gue pasti bakal belajar banyak dari ekskul musik di sekolah. Lagian gue juga nggak bisa ekskul yang lain selain musik” jawab Ify

“Basket?” tanya Debo.

“Boro boro bisa main basket, megang bolanya aja nggak pernah gue” jawab Ify jujur. Gelak tawa Debo menjawab pernyataan Ify. Debo menghentikan mobilnya di depan sebuah restoran.

“Kok kesini?” tanya Ify.

“Gue nggak tau harus nganter loe kemana” jawab Debo. Ify meringis. Daritadi memang Ify tidak memberikan alamatnya dan malah asyik menceritakan masalahnya dengan Ozy kepada Debo.

“Kita makan dulu yuk! Gue laper dan loe abis marah marah juga butuh makan untuk mengembalikan energi loe” kata Debo dengan senyum hangatnya yang mulai Ify kenali. Ify mengiyakan tawaran Debo. Memang seharian ini Ify belum sempat makan karna nafsu makannya menurun akibat mengkhawatirkan tes ekskul musik. Ify berjalan meninggalkan mobil namun ia menghentikan langkahnya. Debo ikut berhenti dan melihat kearah Ify untuk mengetahui alasan Ify berhenti. Debo kembali ke mobil dan mengambil sebuah jaket yang langsung menyerahkannya pada Ify.

“Makasih ya Deb, gue nggak enak aja kalau diliat orang. Anak sekolah malem malem masih kelayapan. Yaa walaupun bener juga sih hehe” kata Ify yang secepat kilat memakai jaket pemberian Debo. Ify dan Debo sudah duduk dan memesan makanan. Makan berdua dengan Debo seperti ini mengingatkannya pada Deva. Beberapa hari ini dia dan Deva sudah jarang berkomunikasi. Ify tau jika Deva sedang sibuk mengurusi event ekskul fotografi yang Deva pilih, sedangkan Ify juga tengah sibuk mempersiapkan tesnya. Kini rasa rindu singgah di hati Ify. Ify mengambil HP nya dan mengirimkan sebuah pesan untuk Deva. Berharap Deva masih terjaga dan juga merindukannya.

Hai Dev, gimana progress event kamu?” pesan Ify yang sudah terkirim ke sebrang sana. Ify tidak berharap Deva segera membalasnya karena Whatsapp Deva terakhir dibuka hari ini jam 07.00 WIB.

....

“Makasih ya Deb, loe udah mau nganterin gue pulang dan traktir makan juga” kata Ify yang sudah sampai di depan rumahnya.

“Makasih juga karna udah ngasih tau rumah loe. Jadi kalau gue mau main jadi gampang” canda Debo yang dibalas dengan senyum Ify.

“Yaudah gue pulang ya. Bye” pamit Debo.

“Iyaa. Hati hati ya. Kalau udah sampe rumah kabarin ya?” jawab Ify.

"Kan gue nggak punya nomer loe Fy,  terus gue ngabarin lewat apa? Lewat mimpi?" tanya Debo.

"Oh iya ya. Yaudah nggak usah ngabarin aja kalau gitu" jawab Ify.

"Yah kok gitu. Gue boleh minta nomer loe?" tanya Debo sambil mengeluarkan HPnya. Ify mengambil HP dari tangan Debo.

"Nih" kata Ify sambil menyerahkan HP Debo. Debo melihat layar HPnya dan tersenyum geli melihat kontak baru dengan nama "Ify Cantik".

"Makasih ya Ify narsis" ejek Debo. Ify hanya merengut yangembuat Debo semakin merasa gemas. Kini mobil Debo telah meninggalkan Ify. Ify membuka pintu rumah dan hendak masuk kedalam rumah.

“Hayoo Kak Ify darimana aja baru pulang jam segini? Dianter sama cowok lagi” Ify yang baru membuka pintu dikagetkan dengan orang yang menegurnya.

“Khalif? Ngapain loe disini?” Tanya Ify terkejut karna yang mengagetkannya tadi itu Khalif adiknya.

“Mulai sekarang Khalif juga pindah sekolah di Bandung Fy” kata nenek yang mendekati kita berdua.

“Ha?! Ngapain pindah?” tanyaku yang tak mengerti dengan keadaan.

“Buat ngawasin Kak Ify!” jawab Khalif asal yang kemudian lari menuju ruang keluarga. Ify mendengus kesal pada adiknya yang super usil itu.

“Maaf ya nek, Ify baru pulang” kata Ify pada neneknya.

“Iyaa nggak papa, kan Ify udah ngabarin tadi” jawab nenek hangat.

“Yaudah Ify mandi dulu ya nek” pamit Ify pada neneknya.

Bersambung...

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang