Shana 41 || Horor (Revisi ✓)

5.8K 456 4
                                    

Apa kabar Luka Lovers? Pastinya baik dong ya.

Hari ini aku Update, semoga kalian bahagia membaca part ini.

Kalau ada kesalahan komen inline ya jangan lupa voth juga.

Happy Reading❤

Semacam mata batin, semacam feeling tapi lebih mendebarkan.
***

Rico melempar sikat WC ke sembarang arah seraya menghela napas lelah. Sementara Alex dan Gelen duduk bersandar di tembok sesekali mengusap peluh yang menetes di pelipis mereka. Penampilan mereka sangat berantakan sudah seperti anak-anak yang di pinggir jalan. Bajunya basah oleh keringat, noda cokelat dimana-mana, tidak memakai sepatu, ditambah wajahnya yang lesu penuh peluh.

"Emang dasar yah tuh guru niat banget buat kita sengsara." Rico berkata seraya mendaratkan bokongnya di lantai.

"Ya lagian ngapain lo ngerjain Bu Susi, udah tau guru killer!" ujar Alex kesal.

"Mana gue tau yang datang Bu Susi, Galen tuh." Rico menunjuk Galen dengan dagunya.

Galen yang ditunjuk mendengus tidak terima, dosa apa dia punya sahabat yang pinternya Naudzubillah? Memang sih ini salahnya karena dia menyuruh Rico mengerjai temannya yang masuk ke kelas. Tapi kan dia menyuruh mengerjai Bobby dan Aldo bukan Bu Susi. Perlu diulangi Bobby dan Aldo bukan Bu Susi. Dan hari ini dewi fortuna sepertinya tidak berpihak kepada mereka, Bobby tidak hadir dan Aldo ada kepentingan di ruang guru membahas tentang basket bersama guru olahraga, alhasil orang yang pertama masuk adalah Bu Susi karena pagi tadi pelajaran pertama adalah Matematika. Ember berisi tepung yang sudah dipasang sedemikian rupa di atas pintu tumpah mengotori tubuh Bu Susi bersamaan dengan Rico yang menyanyikan lagu selamat ulang tahun.

Bu susi marah besar, beliau menghukum mereka membersihkan semua toilet di sekolah termasuk toilet cewek. Jam menunjukan pukul 06.05 dan mereka baru saja selesai mengerjakan hukumannya.

"Bangke! Capek banget sumpah." seru Galen seraya beranjak dari duduknya meninggalkan kedua sahabatnya. Alex yang sedari tadi diam ikut beranjak mengikuti Galen.

"Eh kalian mau kemana?" tanya Rico.

"Balik," jawab Galen datar.

"Tapi kan masih ada tiga toilet lagi yang harus dibersihin."

"Bodo."

"Tugas lo."

Balas Galen dan Alex bersamaan, mereka berjalan meninggalkan Rico yang terbengong dengan raut wajah begonya.

Cuuurrrr

Cowok itu menoleh ke kanan saat mendengar kran toilet paling pojok tiba-tiba menyala.

"Perasaan tadi udah dimatiin," gumam Rico pelan. Dia kembali menoleh ke kanan dan ke kiri seraya bergidik ngeri sebelum berteriak ketakutan.

Srek

"AAAAA ... SETANNN! EMAK TOLONG ADA DEMIT!!"

Rico terus berlari ketakutan tidak peduli tasnya tertinggal di toilet. Dia baru memelankan langkahnya ketika melihat kedua sahabatnya sedang memakai sepatu di koridor.

"Kenapa lo?" tanya Alex heran melihat Rico yang ngos-ngosan.

"Di huh .. hah .. di-di sana ada huh setan," jawabnya sambil menunjuk ke belakang sambil menormalkan deru nafasnya yang memburu.

LUKA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang