Chapter 5

661 124 7
                                    

Perlahan kelopak mata Mark terbuka, memperlihatkan sepasang bola matanya. Jaemin terkejut, secara refleks ia meletakkan kembali topeng itu di wajah Mark dengan cukup keras.

"Aduh!"

"Maaf..." Jaemin menunduk, merasa bersalah.

"Melakukan sesuatu pada seseorang yang sedang tidur... kau memang anak yang aneh."

"Tadi... Markeu beneran tidur?"

Mark menopang dagu dengan tangan. "Begitulah. Terlihat normal, kan?"

Jaemin hanya terdiam. Matanya terus memandang Mark.

"Mark Kenapa selalu memakai topeng?" Tanya Jaemin penasaran.

"Jika aku tidak memakainya, aku tidak akan terlihat seperti arwah."

Mata Jaemin berkedip lucu.

"Aneh..."

.

"Besok, aku akan pulang ke kota."

Matanya tidak lepas dari sosok pemuda yang berjalan di hadapannya. Namun, pemuda itu tidak kunjung menjawab. Jaemin merasa kecewa. Merasa seperti tak diinginkan.

Apa Mark membenciku?

"Jaemin, kau akan datang lagi tahun depan?"

Mata Jaemin melebar. Mark tidak membencinya.

"Pasti!"

"Akan kutunggu."

.

Sejak hari itu, musim panas selalu menjadi musim yang kutunggu. Mark pun menepati janjinya. Di tempat yang sama, ia selalu menunggu. Setiap tahunnya.

Saat aku menyadari bahwa arwah lain dapat menyentuh Mark, ada suatu perasaan iri dalam hatiku. Aku bertanya-tanya, mengapa kami berbeda?

Dua musim panas berikutnya, kakek memintaku menemaninya di rumah. Awalnya aku enggan, namun mengingat apa yang terjadi kemarin, membuatku ragu untuk menemui Mark.

Begini ceritanya. Saat itu kami bermain di hutan seperti biasa, dan saat berkeliling, sesosok arwah tiba-tiba menahan tubuh Mark dengan tangan besarnya. Aku sangat terkejut dan ketakutan, namun Mark tetap terlihat tenang.

"Berhati-hatilah, dia anak manusia." Kata arwah itu memperingatkan. Aku merasa arwah itu mencoba menjauhkanku dan Mark. "Jika dia menyentuhmu, kau akan lenyap."

"Tidak apa-apa. Tidak ada yang perlu di khawatirkan." Ucap Mark . Tangan besar itupun melepasnya.

"Aku memperingatkanmu, manusia. Jangan menyentuh, Mark."

"Ba-baik."

Hanya itu yang bisa kukatakan. Namun, mengatakannya memang mudah. Selalu ada banyak hal yang membuat Mark hampir menyentuhku, seperti saat aku terjatuh dari pohon salah satunya.
Tetapi aku hanya berkata.

"Jangan pernah menyentuhku apapun yang terjadi. Aku tidak ingin kehilangan teman ku yang berharga."

Ya, aku tidak ingin kehilangan dirinya. Walau tidak bisa menyentuh, selama aku bisa melihatnya itu sudah cukup bagiku.


TBC
.

.

Hotarubi No Mori e (MARKMIN VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang