Maaf para people :v saya jarang banget update. So sorry banget :(
Tapi, yakin nih ada yang nunggu?Oke oke, ini buat chapter kali ini semoga suka and
Happy reading 👋
"Jadi Lo berdua ngajakin gue ke sini ngapain?" Nakula menatap bingung bangunan besar dihadapannya.
"Lo diem, dan ikuti!" Tegas Belta dan menarik tangan Nakula untuk masuk ke dalam bangunan itu, namun Nakula malah menepis genggaman Belta.
"Gak gue gak mau, harus ada tujuan yang jelas!"
"Lo cerewet banget, sini Lo ikut!" Nica yang geram akhirnya ikut menarik Nakula.
"Gak mau!"
"Sini Lo Nakula!"
"Gak mau!"
"Naku sini!"
"Gak!"
Terik menarik pun berlanjut sampai, seorang pegawai di bangunan itu menghampiri mereka.
"Mbak bertiga mau masuk, jangan tarik-tarikan di depan toko ya"
"Eh-eh"
Gerakan mereka bertiga berhenti seketika, Nakula tersenyum kikuk sementara Belta dan Nica yang melihat celah Nakula yang sedang tidak fokus, dengan cepat menarik tangan Nakula dan mengajak Nakula masuk ke bangunan itu.
"Yeuy, kampret ya. Sekarang kita di toko make up dan apa lah itu namanya, Lo semua tau kan gue gak suka ke sini!"
"Ya bodo amat"
•••
Lama, sangat lama Nakula menunggu dan dijadikan bahan percobaan. Ia dipilihkan gaun, make up, sepatu ataupun heels.
Beberapa kali Nakula menguap, dan beberapa kali dia terduduk. Karena, dia sudah naik-turun dari lantai 1,2 dan 3 lalu, bolak-balik di setiap penjuru lantai! Dia lelah!
"Ini beli gaun buat apa sih?" Tanya Nakula di saat Nica sudah memasukkan sebuah gaun ke dalam kantong belanjaan.
"Buat sweet seventeennye temen Sahadewa, kita diundang loh!" Jawab Nica. "Beneran?" Tanya Nakula memastikan "iya" dan Belta ikut menjawab.
"Tapi gue gak mau pake make up sama gaun, kalo dipaksa gue gak aku ikut!"
"Ye tuyul, Lo harus ikut. Masa kita se-geng gak ikut!" Belta menggoyangkan bahu Nakula, sementara Nakula tidak terpengaruh sama sekali.
"Emang kalo gue pake gaun, wajah gue juga bakal gitu aja" ucap Nakula saat selesai diguncang oleh Belta.
"Gue, gue yang bisa bikin Lo jadi cantik. Yakin deh sama gue dan Belta, nanti Lo tinggal ngikutin semua dan boom, selesai!" Nica menatap Nakula dengan semangat dan Nakula hanya bisa pasrah.
"Ya udah terserah kalian berdua deh, waktu ini milik kalian."
"Yes!" Sorak Belta dan juga Nica.
•••
"Bye Naku!" Nica dan Belta melambaikan tangan dari jendela taksi yang mereka tumpangi. "Bye!"
"Naku beli apa itu, banyak sekali?" Tanya Bibi Aini, atau sering di panggil oleh Nakula Bik Ai. "Ini Bik, beli baju buat ulang tahun temennya. Bik Ai udah makan, mama mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakula
Teen FictionHiatus sebentar ya💌 Nakula, hidupnya bisa dibilang sedikit lebih berantakan dari pada saudaranya Sahadewa. Ia berbanding terbalik dengan adiknya, dia merasa bosan jika dibandingkan dengan adiknya. Segala hal selalu ada pada adiknya, keberuntungan...