ABDI NEGARA

PART 1

Namaku Ranti Adinda usiaku 28 tahun dan Ini adalah kisahku. Ini kisah cintaku yang penuh drama dan airmata sebelum menemukan jodohku si kesatria negara. Aku bukan seorang dokter, perawat, bidan atau profesi semacamnya. Aku adalah seorang PNS di Kantor Kementrian Keuangan. Aku adalah pribadi yang tegas,berani dan cerdas. Aku dulu kerap berkecil hati setiap mendengar bahwa hanya profesi mereka yang pantas dan akan dipilih menjadi pendamping tentara. Menurutku tidak ada manusia yang cukup kuat untuk mengubah takdir manusia lain. Tidak ada manusia yang cukup hebat untuk menentukan nasib manusia lain.

Kisah ini dimulai saat aku kuliah merantau ke Surabaya, kedua orangtuaku bukanlah orang yang berada. Kami terbiasa hidup sederhana. Tapi yang melukaiku adalah karena ibuku menganaktirikanku dan lebih menyayangi adikku. Tapi aku selalu membuktikan kalau aku selalu bisa membanggakan mereka. Aku mendapatkan beasiswa penuh karena prestasiku untuk melanjutkan studiku di Universitas Negeri Surabaya.
4 tahun bukanlah masa studi biasa, karena dalam 4 tahun ini banyak hal luar biasa yang terjadi kepadaku, dan semua itu mengubah pandangan dan hidupku.

Aku punya sahabat bernama Anisa dan Dita, Mereka satu kos denganku namun beda jurusan. Anisa adalah muslimah yang pintar, baik dan sangat lucu. Dia bukan cuma sekedar kakak kelas yang menginspirasi bagiku tapi juga seorang sahabat yang lebih dari saudariku di tempat asing ini. Dan Dita adalah si Dramaqueen yang baik, lembut dan tidak bisa hidup tanpa perhatian lelaki. Aku, Anisa dan Dita adalah sahabat karib satu kos, satu kampus, bahkan satu perasaan. Setiap ada satu dari kami yang bahagia atau bersedih. Kami yang lain ikut merasakannya. Awalnya aku tidak percaya kalau aku bisa bersahabat dengan orang dan aku juga tidak percaya di dunia ini masih ada sahabat sejati, yang aku percaya adalah uang sebagai satu satunya penolong kita yang setia. Itu semua karena aku dibesarkan di dalam keluarga yang kacau, keluarga yang egois dan tidak menyayangiku.

Suatu ketika saat aku membuka instagram aku menemukan sebuah info promosi sebuah komunitas olahraga di kota itu. Komunitas itu di sebuah lapangan Militer, gratis dan terbuka untuk siapa saja. Setelah aku bertanya kedua sahabatku. Ternyata Dita adalah bagian dari komunitas itu sejak lama. Akupun jadi ingin bergabung meskipun sebetulnya aku seorang yang benci berolahraga. Bahkan aku tidak pernah dapat nilai bagus dalam pelajaran olahraga.
"Ayo dong gabung ya minggu depan sama aku, seru kok disana,dapat temen, dapat pengalaman" Ujar Dita
"Dapat jodoh juga ya,aku tau kok miss Rempong ini mau jauh-jauh kesana karena disana banyak Oppa Oppa tentara ganteng kan hahaha" ledekku
"Nah ketauan deh, tapi apa salahnya Ran, toh mereka kan pelatih kita,temen kita, mereka gak akan segalak dan sekejam Tentara umumnya"

"Iya sebagai guru memang mereka pasti baik, tapi sebagai kekasih gak ada jaminan akan begitu wkwkwk" Jawabku sambil tertawa
"Iya bener iku, tapi nek kowe dadi persit jala atau wara wiri pokoke takdukung selama di jalan yang benar hahaha" Sahut Anisa

"Tuh kan, mesti deh kalian tu, aku dapat kenalan lho tentara ganteng banget,dia nyatain cinta ke aku minggu lalu dan dia ada di komunitas itu" jawab Dita
"Pantesan kamu senyam senyum aja, takkira lagi kesambet, Eh kamu yakin dia beneran single dan suka sama kamu, kalau kamu dicari,didekati terus dihancurkan gimana kayak motto mereka? ahahahaha" Jawabku seraya terus bercanda, Ditapun kesal tapi aku malah terus menggodanya.

Akhirnya karena penasaran dengan komunitas Dita,minggu itu akupun ikut dia kesana. Aku merasa kagum saat mereka berlatih. Tapi sebetulnya bukan lantaran hanya penasaran siapa pujaannya si Dita, tapi juga karena penasaran dengan sosok Pria tampan yang memakai kaos olahraga di sebelah foto pujaannya si Dita yang selalu dipamerkan itu. Minggu minggupun berlalu tapi tapi sosok pria di foto itu belum juga bisa kutemui, aku berfikir mungkin dia tentara dari kesatuan lain dan bukan bagian dari komunitas ini. Tapi aku tidak menyerah, pasti mereka tau siapa dia, hanya saja aku tidak boleh bertanya langsung nanti aku akan terkesan murahan.