3. Disappointed (?) [18+]

5.5K 346 32
                                    

Seokmin terus menciumi tubuh mulus Minghao sambil meraba setiap lekukannya. Minghao sudah berkali-kali mencoba menolak Seokmin, namun kekuatan tubuhnya tidak sebanding dengan kekuatan Seokmin, rasa takut juga semakin membuatnya kaku tidak bergerak. Tubuh mungil itu bergetar, dalam hatinya menjerit meminta pertolongan.

Brak

Pintu kamar mandi dibuka paksa, membuat Seokmin menoleh kearahnya.

"Minghao!" Minghao sedikit bernafas lega saat salah satu teman Junhui datang untuk menolongnya.

"Ah, kau merusak acaraku saja Jeon" Seokmin menatap remeh pada Wonwoo yang tiba-tiba muncul merusak kesenangannya.

"Brengsek, apa yang kau lakukan, Lepaskan anak itu" Wonwoo menatap sengit pada Seokmin, tangannya sudah mengepal kuat.

"Apa bayaranku jika aku melepas anak ini, apa kau akan menggantinya dengan tubuhmu?" Seokmin menggenggam erat lengan Minghao yang berdiri dibelakangnya.

"Ck, jangan main-main Seok, Junhui akan membunuhmu jika ia sampai disini" sebelum Wonwoo mendobrak pintu kamar mandi, ia lebih dulu telah menghubungi Junhui dan Mingyu untuk segera datang ketempat dimana ia berada.

"Ambillah" Seokmin menghempas Minghao begitu saja, dengan cepat Wonwoo menangkapnya.

"Belum saatnya bermain dengan keparat sok tampan itu. Hah, akan lebih baik jika pertarungan yang lebih berarti, tidak hal sekecil ini" Seokmin berdialog sendiri entah berbicara pada siapa.

"Tunggu saja hal menarik itu akan tiba" Seokmin tersenyum manis saat berpapasan dengan Wonwoo dan Minghao. Seokmin segera meninggalkan rumah Junhui agar tidak ada korban jiwa dirumah musuh sekaligus rekan bisnisnya.

"Aku akui acting Seokmin barusan sangat mematikan, siapa yang tau jika pria gila itu akan mengelabuhi semua orang dengan senyum manis palsu" Wonwoo bergumam sambil menatap bahu Seokmin yang semakin menjauh.

"Kau tidak apa-apa kan?" Wonwoo memeriksa tubuh Minghao, membalik tubuh kecil itu ke kanan dan ke kiri.

"Aku tidak apa-apa um..."

"Hyung. Wonwoo hyung, kau bisa memanggilku seperti itu. Aku lupa menyebutkan namaku sebelumnya padamu" Minghao hanya mengangguk, ia berusaha menutupi badannya yang terekspos dan beberapa bercak merah yang terlihat di potongan lehernya.

Wonwoo hanya dapat menatap iba pada Minghao, informasi yang ia cari tentang anak itu membuat dirinya selalu ingin berada disampingnya agar tidak ada lagi yang berani menyentuh Minghao seenaknya.

"Lebih baik kita kekamar" Wonwoo memeluk Minghao membantunya berjalan kekamar, tubuh Minghao masih bergetar, tatapan mata itu seakan penuh ketakutan.

Setelah sampai dikamar Wonwoo segera menuju lemari untuk mencari baju yang lebih nyaman untuk Minghao sementara Minghao duduk dikasurnya.

"Apa ini" Wonwoo menyeritkan alis melihat pakaian yang ada dalam lemari Minghao. Pasalnya Junhui hanya menyiapkan isi lemari dengan pakaian kemeja panjang kebesaran dan celana pendek yang akan tertutup kemeja bila dikenakan, seperti tidak menggunakan bawahan lebih tepatnya.

"Minghao hanya ini pakaian dilemari ini? ini sama semua, bagaimana mungkin?" Wonwoo heran dengan apa yang ada diisi kepala Junhui, menyiapkan baju yang sama? Tapi untuk apa?

"Um hanya itu, yang disiapkan berbeda cuma ini" Minghao menatap polos, menarik tuxedo merah yang ia kenakan menunjukkannya pada Wonwoo.

"Aish Wen gila. Kau tunggulah disini aku akan mengambil bajuku yang sudah mengecil, mungkin ada baju yang pas untukmu" Wonwoo bergegas keluar kamar untuk mengambil pakaiannya.

Destiny [Junhao]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang