Kana berjalan dari kelas menuju parkiran. Ia dapat melihat Dodo sudah bertenger di Motor Ninja hijau nya. Tangan kiri pria itu memegang sebuah helm berwarna biru muda. Pria itu tersenyum hangat menyambutnya. Kana berjalan lebih cepat."Mau belajar dimana?" tanya Dodo saat jarak Kana sudah di depan nya.
"Terserah." jawab Kana.
"Gue paling benci kalau cewek jawab terserah," kata Dodo sambil mendengus kesal lalu memberikan helm biru itu kepada Kana."Mau dimana? Gue tanya serius,"lanjut Dodo.
"Iyaaa terserah kamu!" jawab Kana sambil memakai helm biru yang diberikan oleh Dodo.
"Gue bawa ke kebun mau?" tanya Dodo mulai kesal.
"Terserah."
"Oke sip. Kita belajar di kebun." kata Dodo sambil mengacungkan jampolnya. "Naik!" perintah Dodo pada Kana.
Kana pun berusaha untuk menaiki motor itu. Sudah berkali kali dia mencoba untuk naik, tetapi tetap gagal. Berbeda dengan Didi yang menolong Kana saat Kana kesulitan untuk menaiki motornya, Dodo justru hanya diam saja, menunggu Kana bisa menaiki motor itu.
"Lama. Hitungan ketiga harus udah naik." ucap Dodo. Kana yang mendengarnya pun membulatkan mata. Tega sekali cowok itu. Bukannya membantu malah mengancam. Batin Kana berbicara.
"Satu...."
"Duuaaaa...."
"Tiiiii...."
Tiinnn tiinnnn
Suara klakson motor itu membuat Dodo mengehentikan hitungannya. Dia memutar kepala nya melihat motor siapa itu.
"Jahat bangat lo sama cewek! Bukan kembaran gue ini mah!" kata seorang pengendara motor yang tadi membunyikan klakson nya.
Kalian sudah tau lah itu siapa. Tentu saja Didi.
"Emang kata siapa lo kembaran gue?" tanya Dodo.
"Mulut lo ya,minta di kasih asupan!" kata Dodo. "MBAAA SITIIII!!!" Teriak Dodo memanggil seorang ibu kantin bernama Siti yang sedang berjalan ingin keluar Sekolah.
Mba Siti yang dipanggil pun menengok. Melihat ke arah Didi dengan satu alis terangkat. Pertanda ia bertanya 'ada apa?'
"Si Dodo minta dikasih asupan tuh mulutnya." kata Didi sambil terkekeh.
"Bener Do? Mba Siti siap lho." kata mba Siti lalu mendekat ke arah Dodo.
Dodo yang mendengar nya hanya bergidik geli. Sedangkan, Kana tertawa pelan. Tak menyangka respon dari mba Siti itu.
"Naik Na, Gc! Pegang tangan gue." kata Dodo mengulurkan tangannya untuk membantu Kana menaiki motor ninja nya itu. Kana pun menerima nya, lalu menaiki motor Dodo. Tanpa waktu panjang, motor itu melaju. Meninggalkan area parkiran Sekolah, Didi, dan mba Siti.
"Yah mas Didi, mas Dodo nya pergi tuh.. Kalau mas Didi aja mau gak?"tanya mba Siti sambil mengedipkan sebelah matanya. Kurbel sekali memang. Maklum, janda beranak 2.
Didi yang melihatnya bergidik geli.
"Ga deh mba, Makasih. Saya masih suka sama yang perawan soalnya." jawab Didi lalu melajukan motornya kencang. Hal itu membuat baju mba Siti yang berwarna putih, berubah menjadi coklat. Akibat cipratan genangan air yang berasal dari hujan.———
Sore ini, suasana kota Bandung kembali diguyur hujan. Para pelajar, karyawan, yang ingin pulang ke rumahnya masing masing pun, lantas harus pergi meneduh untuk menunggu hujan reda.
KAMU SEDANG MEMBACA
La-Luna (Selesai)
Teen Fiction[Fiksi Remaja] -- Alkana Febiola Alfarieta, gadis yang biasa disapa Kana adalah seorang gadis yang belum mengetahui kehidupannya yang sebenarnya. Gadis itu memiliki wajah cantik. Berkulit putih, hidung cukup mancung, bulu mata lentik, dan mata canti...