1. Si Misterius

14 3 1
                                    



"Apa mungkin jika seorang lelaki yang sudah mempunyai pacar menyukai perempuan yang sudah bertuan?"

"Mau dianter sampe sana?" Aku terpaku, sedikit menatap ke atas lelaki disamping ku karena tinggi badan kita yang berbeda. Kita resmi jadian semingggu yang lalu, tapi dia sudah hafal dengan jadwal harian ku.

"Win? Kok malah diem?"

Aku mengerjap, terlalu larut menatap Erlan, "Hah? Nggak usah Lan,"

Setelah dua kali meminta untuk mengantar, akhirnya aku dan Erlan berjalan beriringan ke ruang musik. Banyak pasang mata yang memperhatikan, tapi hal itu malah membuatku bangga karena punya pacar tampan seperti Erlan yang dikenal cuek oleh sebagian perempuan, tapi
tidak bagi ku. Aku yakin banyak gadis yang memekik kala tahu bahwa kita sudah resmi jadian.

Tidak ada perbincangan selama berjalan menuju ruang musik, mungkin karena aku dan Erlan yang belum terbiasa mengobrol bersama, karena aku yang baru mengenal dekat Erlan sebulan terakhir, semenjak duduk di bangku kelas sebelas. Padahal sewaktu kelas sepuluh aku sudah mengenal lelaki ini, tapi tidak begitu dekat karena jarak kelas yang jauh.

"Makasih" Senyumku terukir kala sudah sampai di depan ruang yang setiap dua kali seminggu ku datangi.

Erlan membalas senyum ku "Sama-sama, gue duluan ya."

Aku hanya membalas dengan anggukan, lalu berteriak 'hati-hati' kala Erlan sudah pergi.

Tanpa mengetuk, aku masuk ke ruangan favorit ku di sekolah ini, di dalamnya sudah kudapati beberapa teman grup ku.

"Cieee!" Godaan itu dilontarkan oleh Valdi, teman satu ekskul ku.

"Kenapa lo?"

"Ada yang baru jadian nih!" Kali ini godaan itu datang dari Awsa yang langsung ku hadiahi dengan tatapan tajam, secepat itu kabar jadian ku dengan Erlan tersebar di sekolah ini?

"Siapa sih siapa?" Ucap ku pura-pura tidak tahu.

Dari sudut pojok ruangan, aku melihat lelaki yang sedang berkutat dengan drum nya memasang muka malas, lalu berdehem. Wajahnya terlihat tidak bersemangat, mungkin keadaan hatinya sedang buruk. Entahlah, tetapi laki-laki itu tiba-tiba saja keluar dari ruangan ini.

"Kenapa tu Thano?" Aku bertanya pada semua orang yang ada disini, sebagian dari mereka mengedikkan bahu, sebagian lagi diam.

Tak ingin berlama-lama dengan keheningan yang terjadi, kami pun akhirnya memutuskan untuk latihan tanpa Thano. Sepertinya lelaki itu sudah pulang duluan, entah apa alasannya.

Dua minggu yang lalu pelatih kami memberikan sebuah tantangan tugas, membagi kami menjadi dua kelompok dan akan tampil band di acara 17an nanti,

Awalnya aku terkejut karena berada satu kelompok dengan Thano, lelaki misterius yang kadang bersikap temperamental, jujur itu membuat ku agak takut jika berhadapan dengannya. Namun, apa boleh buat, aku tak mau menyinggung perasaannya jika mengajukan permintaan kepada pelatih agar menukar anggota.

Kelompok ku berisikan 6 orang, aku dan Awsa sebagai vokalis, Valdi dan Wena sebagai gitaris, Yoka diposisi keyboard, dan Thano sebagai drummer atau cajon.
Band kami akan mengisi di akhir acara, sementara Band kelompok kedua akan mengisi di awal acara.

Setelah latihan selama dua jam, aku dan semua anggota ekskul pun pulang, Persiapan yang kami lakukan sudah mencapai maksimal, minggu depan acara akan dimulai. Dengan tak sabar aku menunggu acara yang digelar tahunan ini.

Mendengar deru motor yang mendekat, aku pun sontak meminggirkan tubuh. Sebelum si pengendara itu meng-klakson ku yang sedang berdiri di depan gerbang.
Ku lihat si pengendara itu adalah Thano, dengan motor besarnya. Ditambah lagi dengan seorang gadis yang duduk nyaman di jok belakang, aku mengerutkan kening. Heran, ku kira tadi Thano sudah pulang, ternyata ia keluar dari ruang musik dan tak ikut latihan karena menemui pacarnya.

Beberapa orang di ekskul dan di kelasku bilang bahwa Thano menyukai ku, aku menghembuskan napas, menepis bayang-bayang Thano dari pikiranku, entah kenapa rasa percaya diriku meningkat kala tadi Thano pergi tanpa sebab setelah teman-teman menggoda ku tentang Erlan, sekarang otak ku berfikir lagi, Apa mungkin kan jika seorang lelaki yang sudah mempunyai pacar menyukai perempuan yang sudah bertuan?

Rasanya aku sudah termakan oleh omongan beberapa temanku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Finding OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang