Kenzio Dhiafakhri

17.5K 884 3
                                    

Hai semoga sukaa<3
Maap ceritanya ngawur banget😭
Aku ga nyangka bakal dibaca 160rb kali, Insyaallah aku bakal revisi biar ga ngawur.Thank u siapa pun kalian,Aku sayang kalian tanpa kecuali🥺❤️

Seorang pria tampan berkemeja putih,menenteng tas kerjanya didepan pintu.berdiri dengan tegap menatap putra kecilnya "Sini nak main sama ayah!"

Mendengar suara ayahnya anak kecil berumur 3 tahun teralihkan atensinya,dengan tersenyum lebar anak yang sibuk tadinya bermain mobil-mobilan tersebut berlari kecil menuju ayahnya dan memeluknya erat.

"Zio main apa tadi?"tanya Iqbaal laki-laki berumur 26 tahun kepada anaknya

Kenzio Dhiafakhri.anak  berumur 3 tahun belum genap,lahir 28 Desember 2017 diJakarta.Anak itu lucu berhidung mancung sepeti sang ayah dengan yupi pink yang membuat gemas siapa saja yg melihatnya

Iqbaal harap kelak anak tersebut tidak seperti dirinya saat remaja.Hidup tidak tenang dan selalu disorot kamera.Berjalan kemana saja selalu di ikuti paparazi-paparazi dadakan serta selalu diatur netizen.

"Zio tadi main mobil yah,dibeliin bunda dua"ucap zio dengan senyumannya yg membuat Iqbaal gemas lalu memcium pipi  zio berulang kali

Perlu diingat zio memang sudah  fasih dalam berbicara namun dia masih sedikit kesusahan dalam mengucap huruf  R

"Beli mobil baru,hm?kemarin sama ayah kan udah"Iqbaal menggendong zio dan melangkahkan kakinya menuju kamar

"Kan zio mau yg balu yang kemalin udah jelek"jawab zio mengalungkan lengan kecilnya keleher Iqbaal, sementara Iqbaal hanya mengangguk mengiyakan

***
"Bunda kemana sih zi?"tanya Iqbaal menatap anaknya yg kini terduduk nyaman dikasur dengan beberapa mainan nya sambil menunggu Iqbaal mengganti setelan formalnya

"Tadi bunda malah sama zio,telus pelgi deh gak tau kemana"Iqbaal menatap intens anaknya kenapa jawabannya ngawur sekali?mana mungkin (Namakamu) berani meninggalkan Zio sendirian?Mana mungkin juga (namakamu) berani marah sama Zio secara perempuan itu sangat berhati lembut.

"Marah kenapa hm?" Lengan Iqbaal terulur untuk mengusap rambut anaknya

"Zio lempal pake lobot zio yang besal kena sininya bunda sampek berdalah"jawab zio menepuk-nepuk keningnya sendiri

Iqbaal melotot menatap tajam anaknya.bisa-bisanya ia melempari wajah bundanya sendiri dengan mainannya

"Zio kenapa nakal,hm?siapa yg ngajarin?"tanya Iqbaal dingin.menggigit bibir bawahnya khawatir

Zio menunduk takut,tangannya mulai sibuk lagi memainkan mainannya.Ini kali pertamanya melihat dua orang yang ia cintai terlihat marah.

"Zio mau mainannya ayah buang semuanya?"tegas Iqbaal tidak bisa dibilang membentak tapi juga tidak terlalu halus.Zio menggeleng lalu memeluk mainannya

"Terus kenapa zio nakal ke bunda?"suara iqbaal terdengar serak karena menahan amarah

"Zio mau mainan balu ayah"jawab zio lalu menangis

"Kalo ayah gak mau lagi beliin zio mainan,apa zio bakal lemparin robot zio ke ayah?"lagi-lagi Iqbaal bertanya ia dengan nada yg tinggi membuat Zio merasa takut.

Pintu kamar terbuka, Menampilkan (Namakamu) dengan kening yg dihiasi plaster kecil disebelah kiri.Ia menatap anaknya yang menangis lalu menatap Iqbaal yang menunjukan wajah sangarnya

"Zio kenapa?"tanya (Namakamu) duduk disebelah zio lalu memeluknya "kamu juga baal!Masa mukanya kek gitu takutkan anaknya"

Bukannya menanggapi ucapan (Namakamu) iqbaal malah mengecup kening (Namakamu) yg diplester

"Ish..sakit tau baal"(Namakamu) meringis dan mendorong pelan wajah suaminya

Iqbaal memundurkan wajahnya.Menatap anaknya yg sepertinya ketakutan lengannya kembali terulur untuk mengusak rambut anaknya lembut

"Minta maaf sama bunda"tutur Iqbaal lembut tidak lupa ia tersenyum manis agar anaknya tidak ketakutan.Zio menurut ia menatap bundanya masih dengan sesegukan kecil dan sisa air mata di pipinya

"Bunda hiks..ma-maafin zio.Zio e-emang nakal " (Namakamu) memeluk putra kecilnya lalu mencium puncak kepala zio

"Maafin bunda juga ya tadi gak mau nurutin permintaan zio dari awal.Bunda sayang zio tapi zio gak boleh kalo boros ya nak?zio kan udah punya mainan banyak masak mau beli terus,Nanti kalo adek zio gak kebagian mainan gimana?zio kasian kan?"zio mengangguk mengiyakan memeluk bundanya lebih erat seolah-olah ia menyesal telah melempari bundanya tadi

Zio memang menginginkan seorang adik.katanya ia ingin punya teman agar ia tidak kesepian saat ayah dan bundanya sibuk.namun, Tuhan belum mempercayai ayah dan bunda zio untuk memberikan zio adik

Bersambung:)

Sampai ketemu dipart selanjutnya!makasih udah mau baca

Dhiafakhri's || IDR✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang