Epilog Dowoon: Seandainya

116 19 0
                                    


Gue menutup panggilan telepon gue ke Dowoon. Gue melihat foto profil drummer yang baru aja gue telpon yang kata orang-orang pernah menaruh hati ke gue.

"Lia."

Gue menoleh.

"Kamu habis telpon siapa sih lama banget?"

Iyap. Dia pacar gue. Pacar gue yang terlalu posesif sampai-sampai gue ga ngerasa bahagia bahkan waktu dia ngajak gue makan di restoran kayak sekarang.

"Enggak, itu aku telpon pengisi acara buat ngisi acara kampus."

"Beneran cuma buat urusan kampus?"

"Iyaaa, emang aku mau telpon siapa lagi sih?"

"Harus sekarang banget emangnya? Kita lagi berdua loh."

"Maaf, ini emang agak mendesak," ujar gue.

Sebenernya gue gerah. Gue capek harus ditanyain terus setiap gue telponan atau ngechat sama orang.

"Udah ayo masuk. Pesenan kamu udah dianterin tuh, keburu dingin makanannya."

Gue masuk kembali ke dalam restoran dengan tangan gue digenggam sama pacar gue. Seandainya Dowoon bukan cowok pemalu dan beraniin diri buat nembak gue, seandainya dia adalah cowok yang nggenggam tangan gue sekarang, apa gue bisa lebih bahagia?

Hiraeth [Day6 - mix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang