Chapter 16

19 8 0
                                    

Terdengar suara sorakan dari atas.

Dan akhirnya gue mengetahui hadiah

yang dimaksud oleh Xaven, sahabat gue.

.
.
.

"Yak, hari ini kita kedatangan siswa siswa baru.. Kita akan menyaksikan seberapa tangguhnya mereka.." teriak seseorang sangat keras sampai terdengar satu halaman sekolah.

"Loh, kok ada Senjata" Qazila"ditangan gue? Ini darimana yak?" Gue kebingungan, dan akhirnya gue melangkahkan kaki keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Dannnn...

"Waw"gue melongo.

Melihat lapangan segede lapangan lepas landasnya pesawat, yang diatasnya ada tempat duduk kek di sepak bola itu loh. Ni orang banyak bet dah kek semut.
Tapi gue Herman, ni gua mau ngapain?
Gue menengok kekanan, tak menemukan apa apa.. Lalu gue ke kiri.....

"Eh, ada Snow.." sahut gue.

"Snow lu pake baju aneh itu jugak? Hahha.." ejek gue.

"Diem, lu!! Gue tabok ntar!"
Di waktu yang sama, satu persatu Winter, Luck, Cloud, Sunny, juga Sky datang.

"Ni ngapa dah?" tanya Glory.

"Langsung saja kita mulai, ini dia.. Bazkarvan!" teriak seseorang yang dari tadi ngomong teroos.

Keluarlah berekor ekor mahluk aneh.

"Temen temen awas!!" Sky berteriak, mahluk itu hampir saja menyemburkan api nya ke arah Winter dan Snow.

"Snow! Gue rasa kita lagi di uji seberapa kuatnya kita!" bisik gue ke arah Snow.

"Gue juga ngerasa gitu."

Gue pun mulai mengarahkan pedang Qazila dan mulai melompat kesana kemari.

"Waaarggghh!!!!"

"Terima ini jelek!" gue mengarahkan nya ke arah kepalanya dan memenggalnya.

"Hah, dasar mahluk jelek!"

"Ra! Awas dibelakang lo!" Sunny berteriak seakan melihat sesuatu yang janggal.

"Setttt" suara sepatu gue yang mendarat dengan pas.

"What! Kepalanya Di penggal masih tumbuh terus."

"Ahhhh tolong!" Sunny menjerit, ia diangkat oleh mahluk itu dengan enak nya.
Sunny berusaha keras untuk melepaskan genggaman itu.
Dari jauh gue melihat.. Cloudy.

"Stop, Cloudy! Lo gak boleh gunain kekuatan electman! Murid yang lainnya bakalan curiga!" Gue menahan tangan Cloudy yang hampir mengeluarkan kekuatannya.

"Ayo kita lakuin sama sama!" perintah Luck.

"Gue mau nyelametin Sunny dulu, Winter, luck, Sky lo hadepin yang sebelah kanan.
Dan kalian bertiga sebelah kiri! Monster nya tambah banyak! Kita harus kerja sama!" jelas Glory, dan melompat ke arah mahluk itu.

"Oke, Winter, Cloudy kendalikan  kekuatan kalian! Jangan gegabah! Paham!" gue memberikan aba aba.

"Bersiaolah, monster jelek! Kematian akan menjemputmu!"

Gue melompat ke arah kepala monster itu, alhasil malah gue terlempar,dan terhantam dinding yang di atasnya tempat duduk murid.

Darah segar mengalir di sekitar bibir gua.

Gue gak mungkin bisa ngalahin dia pake Qazila, sia sia, anggota badannya bakal tumbuh lagi.

Gue pun berusaha memancing dia ke arah dinding.

"Bruukkk!" taring giginya tertancap.
"Warrrrghhhhh" monster itu berusaha melepaskan dan berteriak.

"Buuussssh" semburan api itu keluar lagi dari mulutnya.

Gue menghindar, dan melihat gigi taring nya yang lepas tertancap.
Gue ambil dan melemparkan nya tepat di perutnya.

"Waaarggghh, aaaarghhhh!" tubuh itu jatuh setelah menerima Tusukan.

Ah, sudah mati!

Nggak ada banyak waktu! Gue harus cepet cepet nolongin mereka.
Gue berlari meninggalkan monster yang sudah tak bernyawa itu.

"Snow, bangun! Snow!" mengecek Snow masih sadar ato nggak.

"Aduh, kaki gua sakit bener dah! Dasar monster brengsek!" ujar nya.

"Ayo udah nggak ada waktu lagi!"
Gue membantu Snow Berdiri.

"Gue tau cara bunuhnya, cuma ada satu senjata yang bisa bunuh monster itu, taring yang ada di mulutnya itu!"
Snow hanya meangguk tak percaya.

"Gimana caranya kita bisa ngambil tuh gigi?" tanya dia.

"Udah lu tenang aja, lu bantuin gue buat alihin perhatiannya." ucap gue.
Ia pun berlari ke arah monster, yang tengah menyerang Cloudy.

"Prokkk.. Prokkk..prokk.."Snow menepukkan tangannya.
Dari belakang gue langsung melompat ke kepalanya.

" Ra! Ambil! "teriak Snow, seraya melemparkan Qazila ke arah gue.
Gue pun menusukkan matanya.

" Aarggghhhh!!! "

" Gawat! Monster itu mulai mengarahkan tangannya ke gue. "
Gue berusaha menghindar.

Namun, apalah daya gue malah masuk ke dalam mulut monster itu.
" Huweeek,, bauuk."

"Waah, kesempatan nih bisa nyabut giginya.. Hehe."

"Yes! Kecabut!!"

Gue mengarahkan taring itu ke langit langit mulutnya.

"Waaarghhh."

Eh, badannya goyang goyang, ia pun membuka mulutnya dan kesempatan untuk gue buat keluar dari situ. Rasanya dah mau muntah gue.

"Prokkk.. Prokkk.. Prokkk. Prokkk.." tepukan dari atas mengakhiri suasana tegang ini.

"Yaps, dua monster mati.. Ah tidak,bahkan semua sudah berakhir."

"Kita berhasil!!!" teriak Winter yang tangannya sudah berlumuran darah.
Monster itu jumlahnya ada 10.

Gue menatap sekali lagi teman teman gue yang sudah lelah. Salah satu kaki Snow yang sudah tak terlihat lagi kulit nya karena tertutupi oleh cairan merah.

Glory yang mengalami lecet di badannya, karena dia tak memakai baju. Sunny yang bajunya sudah sobek, yang ditutupi oleh baju Glory karena genggaman monster tadi.

Cloudy yang berdarah di daerah pelipisnya. Dan Luck yang hanya lecet di bagian mukanya.

Gue yang sudah mulai melemah, luka disekitar bibir, tangan karena hampir tertancao gigi taring itu, juga terdapat sedikit luka bakar karena semburan api itu. Tapi gue seneng, kita berhasil.

.
.
.
.
Bersambung..

Stay vote & komen😘

Aku nggak yakin kalo kalian bakalan paham sama Chapter ini. Hehe..

The Electman And The Zarperos CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang