10. Where.

821 99 0
                                    

Tring.... Tring...

Jam pulang sekolah berbunyi. Dan aku tak melihat Esta seharian ini. Kemana dia?! Tak ada tanda-tanda jika ia sakit. Dan sekarang Firasatku semakin tidak enak.

Entah apa yang membuat kakiku melangkah menuju Rooftop. Dan aku mencari keberadaannya apakah dia disana. Setelah lama mencari akhirnya aku melihat tubuhnya tergeletak dilantai Rooftop. Aku langsung berlari menghampirinya.

"Esta!!" Ucapku sambil menepuk pipinya.

Dia tak merespon, dan tubuhnya tidak terlihat baik-baik saja. Aku panik dan langsung membawanya turun dari Rooftop.

Aku tak kuat jika terus membopongnya sampai kerumah sakit. Karena tubuhnya lebih besar dari pada tubuhku.

Aku mendudukkannya dideretan bangku depan kelas. Lalu aku langsung menelepon kakakku untuk membantuku.

Tak lama Kakakku datang dengan wajah heran.

"Dia kenapa?!" ucap Kak Ricko kakak kandungku.

Sekarang dia kelas 11 SMA yang kebetulan sekolahnya dekat dengan sekolahku. Jadi dia bisa cepat datang kesini dengan cepat.

"Aku juga tak tahu. Tolong bantu aku membawanya kerumah sakit." Ucapku.

"Ehm, aku hanya bawa motor " ucapnya.

"Bagaimana jika kau pesan taxi saja?!" ucapnya lagi.

"Sebentar," ucapku.

Aku memesan taxi. Dan akhirnya aku membawa Esta yang dibantu oleh kakakku.

____________________

Esta POV.

Aku terbangun dari pingsanku. Aku masih kebingungan mengapa aku disini. Semerbak obat menyeruak kedalam hidungku. Aku hanya memandangi sekeliling dan semua tampak gelap. Ya karena itu aku yang tak bisa melihat.

Tiba-tiba aku mendengar suara seseorang berjalan mendekatiku.
Saat itu aku takut. Takut jika dia bermacam-macam padaku.

"Kau sudah sadar?! Apa yang terjadi padamu sebenarnya?!" ucap seseorang yang menurutku tak asing.

Ya itu Adreen, aku bernafas lega. Ternyata yang membawaku kesini adalah sahabatku sendiri.

Aku hanya menggeleng. Aku tak menceritakan apa yang menimpaku pagi tadi. Sebenarnya aku ingin menceritakannya tapi aku takut citra Fathur rusak dimata Adreen. Jadi aku hanya memilih diam.

"Bagaimana aku bisa disini?!" ucapku.

"Kau terkapar di rooftop. Dan tubuhmu terluka. Siapa yang melakukan ini pada sahabatku?! Ayo ceritakan kronologisnya." oceh Adreen seperti burung beo.

Aku hanya tersenyum. Dia lucu saat begini. Aku suka padanya. Ehm maksudku.. Ehm entahlah.

"Aku tanya kenapa malah senyum-senyum?!" ucapnya.

"Aku tidak apa-apa Adreen. Untung kau menemukanku. Jika tidak badanku akan membusuk dirooftop." ucapku dengan tersenyum.

"Sudah belum Reen?!" ucap seorang lelaki yang suaranya agak asing dan sepertinya aku belum pernah bertemu dengannya.

"Sebentar lagi Kak," ucap Adreen.

Dia kakaknya?! Sayang sekali aku tidak bisa melihat wajahnya. Apa mungkin dia tampan sepertiku?! Haha PD sekali aku ini.

"Ta, aku pulang ya, nanti aku bilang ke Bunda kamu kalau kamu disini." ucap Adreen.

"Makasih ya Reen Kak--" ucapku terhenti.

"Ricko" ucap cowok itu.

Aku mengangguk dan tersenyum padanya. Setelah itu mereka berdua langsung pergi dari ruanganku.

______________________

Vote coment gaes..


Senja ● Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang