Babak Baru

122 3 1
                                    

Aurora mematut diri depan cermin. Berusaha mencari kesalahan periasnya. Bagaimana tidak pria melambai dengan wajah full make-up. Tak henti-hentinya memuji hasil karyanya. Bak peri dalam dongeng Cinderella. Tunggu... Lebih parahnya lagi Aurora dianggap dari itik buruk rupa berubah menjadi angsa.

Dengan sebal, ia mulai memperhatikan hiasan mutiara di kepala. Make up tebal terlihat natural. Riasan ini sesuai dengannya. Menurut kebanyakan orang memiliki wajah polos namun memancarkan aura kecantikan yang kuat.

Gaun pengantin berlengan warna putih menjulur hingga menutupi mata kaki. Pada bagian bahu dibiarkan terbuka namun tak terkesan seksi. Aurora ingin tampil sederhana namun elegan. Buket bunga baby breath putih ada di hadapannya. Semua persis sesuai permintaan. Hanya saja semua akan sempurna jika pernikahan ini terjadi melalui cara baik, misal cinta. Bukan dimulai aksi jebakan dan perjanjian.

Aurora melirik kesal Madam Lee. Apakah pria flamboyan ini tak mengenal siapa dirinya. Atau ia tidak pernah membaca infotaiment. Gambar Aurora terpampang hampir di seluruh pemberitaan. Highlight "Penyatuan Dua Pewaris Kerajaan Bisnis Indonesia" hingga membahas kisah cinta mereka dianggap fenomenal. Di saat keluarga mereka bersitegang, Steven dan Aurora diam-diam mempersiapkan pernikahan. Pengumuman mengenai pernikahan mereka mampu menaikkan harga saham perusahaan yang sama-sama bergerak di bidang properti.

Madam Lee benar-benar mengacuhkannya, seakan Aurora hanya patung.

"Wow... You look so beautiful" teriak Ethan penuh drama saat memasuki ruangan membuat semua orang dalam ruangan menoleh.

"I always beautiful, amn’t I?" Aurora cemberut melihat Madam Lee senang mendapatkan sanjungan dari Ethan. 

Ethan tertawa melihat tingkah Aurora, "Terimakasih Madam, kamu hebat".

Madam Lee menerima tangan Ethan. Ia tersanjung saat Ethan mencium punggung tangannya. Bahkan tiga asisten Madam terang-terangan menunjukkan kagum pada Ethan. Sementara Aurora merasa isi perutnya mulai mendesak keluar.

"Kamu sangat tampan dan keren hari ini" puji Madam Lee tulus.

"Sepertinya kamu harus menemuiku setiap hari" Ethan berpura-pura kecewa, "Tampan dan keren adalah takdirku". 

Tentu saja Madam Lee terkekeh mendengarnya. Sementara Aurora berpura-pura tertawa melihat Ethan dan Madam Lee tertawa bersama. Tak mau terlihat aneh. Apalagi ketiga asisten Madam Lee semakin menganga melihat wajah cerah Ethan.

"Madam, maaf" Aurora berusaha ramah, "Aku ingin mengobrol sebentar dengan adik kesayanganku ini".

"Ooohhh" pekik Madam Lee menutup mulut dengan telapak tangan kanan. Tampak berlian sebesar ibu jari menghias jari manisnya. Pria dengan setelan jas bunga-bunga itu bersikap seolah baru menyadari kehadiran Aurora. 

"Tentu kalian harus banyak mengobrol sebelum kamu sah menjadi seorang istri" kata Madam Lee penuh pengertian.

Aurora mendengus kesal, saat mendengar Madam Lee berkata, "Dia sungguh beruntung dikelilingi pria tampan".

Ketiga asistennya pun terlihat mengangguk samar, sebelum berlari kecil mengikuti Madam. Aurora mengerling ke arah Ethan. Pria itu terlihat menikmati pujian yang ditujukan padanya.

"Kamu selalu bersikap manis kepada semua orang" kata Aurora kembali menghadap cermin.

"Kamu tentu tau kebiasaanku" Ethan menghampiri Aurora.

"Bagaimana penampilanku?" tanya Aurora saat Ethan memperhatikannya melalui cermin.

"Dari dulu kamu selalu mempesona" kata Ethan sungguh-sungguh.

The Revenge GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang