Chapter 37

95 22 10
                                    

Jangan jadi seperti pelangi yang datang sebentar dan pergi entah kapan kembali

"Gue gak tahu apa arti perasaan gue, gue ngerasa aneh aja saat dekat dengan Rendi, kalau di bilang suka ya suka tapi kalau di bilang cinta belum!!" Jawab Shela apa ada-nya, tulus dari hati. Memang akhir-akhir ini Shela selalu merasa berbeda saat berdekatan dengan Rendi, detak jantung-nya tak karuan dan wajah-nya sering merona.

"Gak papa yang penting udah suka, cinta nanti nyusul." Ujar Ratu sambil tertawa sementara Shela mengggeleng mendengar ucapan Ratu.

"Cinta itu datang sendiri, jalanin aja dulu." Sahut Karen sambil tersenyum ke arah Shela.

Shela mengambil botol kemudian ia putar, botol tersebut berputar sama cepat, semua jatung berpacu lebih cepat dari biasa-nya. Botol tersebut berhenti dan mengarah ke Kara. Kara tak percaya botol itu mengarah ke arah-nya.

"Turth or Dare?" Ratu memberi pilihan pada Kara, Kara memilih Dare, selain suka jailin sahabat-nya Kara juga suka tantangan. Ia lebih suka tantangan dari pada jujur-jujuran.

"Gue minta lo telpon Ricky,  lo minta pizza terus suruh anterin ke sini!!" Senyum licik terukir di bibir Ratu membuat Kara melotot, bagaimana tidak Ratu mempermainkan Kara dan memanfaatkan permainan ini sebagai kepuasan semata.

"Mau nolak, ini Dare dari gue," Jawab Ratu tanpa memberi kesempatan Kara mengeluh. Karen dan Shela tertawa melihat Kara dan Ratu.

Kara mencari ponsel-nya, di bantu oleh yang lain untuk mencari, Ratu menemukan ponsel Kara di balik bantal kemudian di serahkan-nya pada Kara agar cepat menghubungi Ricky.

"Nih buruan hubungin!!" Kata Ratu tak sabar, membuat Kara mendengus kesal.

"Iya iya sabar!!" Jawab Kara kesal sambil menekan nomor Ricky, nomor itu berdering, Kara menghembuskan napas-nya, hanya karena Dare-nya ia harus melakukan ini semua.

"Hallo!!"

"Hallo yang."

"Beliin pizza dong, anterin ke rumah Shela ya nanti alamat-nya aku kirimin."

Kara langsung memustuskan panggilan telpon-nya kemudian menatap ke  Ratu dengan tajam, wajah Kara cemberut, tantangan macam apa itu yang bisa ngerugiin orang. Namun Ratu tak peduli.

"Aduh..aduhh, si cantik jangan cemberut nanti bibir-nya makin ke bawah!!" Ratu tertawa melihat Kara cemberut, wajah Ratu sampai merah. Shela pun ikut tertawa dan tawa-nya begitu lepas, Shela begitu berubah 180 derajat.

"Gak lucu!!" Jawab Kara jutek.

"Ayo main lagi," Karen melerai perdebatan lalu memutar botol itu, botol itu berputar dan berhenti tepat di diri-nya sendiri. Membuat Karen menepuk jidat-nya.

"Karen siap-siap." Ratu memberi peringatan sambil tersenyum ke arah Karen.

"Turth or Dare?" Tanya Shela memberikan pilihan pada Karen.

"Dare." Jawab Karen cepat tanpa berpikir panjang.

"Lo ke kamar abang gue terus lo minta tanda tangan sama teman abang gue nama-nya Jerry." Karen tak menyangka akan mendapat tantangan seperti itu, Karen tersenyum kecut lalu berdiri melangkah keluar menuju kamar Gino.

ShelaRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang