Semenjak kejadian tadi sore, Rani mengurung dirinya di dalam kamar. Ia tidak berani untuk keluar, bahkan sekedar makan atau menemui orang tuanya.
Dia sangat ketakutan, dalam hidupnya ia tidak pernah mengalami hal seburuk ini bahkan hal menakutkan yang terjadi tepat didepan dirinya.
Malam ini langit sangat gelap, bahkan cahaya bulan dan lampu yang ada tidak cukup membuat malam Rani begitu bercahaya. Rani bertekuk lutut di atas tempat tidurnya dan masih dengan isak tangis yang sama.
Kemudian, Rani mencoba untuk tidur. Karna ia berpikir jika ia tidur maka semua masalah nya ini akan berakhir.
Akhirnya, mata Rani pun tertutup ia mulai terlelap kemudian menikmati tidurnya itu.
"Kamu siapa? Kamu siapa? Aku dimana ini?" ucap Rani dengan wajah pucat pasi dan tangisan yang kencang.
"Aku? Bahkan kau lupa padaku?"
"Aku tidak mengenal mu, pergi kau pergi, aku tidak ingin melihat mu, aku ingin pulang, aku ingin pulang. Biarkan aku pergi."
"Tidak semudah itu Rani."
Ia pun mulai mendekati Rani, memainkan rambutnya dan mencekik lehernya.
"Kau akan menjadi mangsa ku, aku tidak akan membiarkan mu lepas bahkan sehari pun."
Rani pun menangis sekencang-kencangnya, ia tidak bisa bernafas akibat cekikan itu, hingga kuku tajam itu pun menembus kulit leher nya Rani.
"Le...le..paskan aku, apa yang kau inginkan dari ku? Kenapa kau mengusik hidupku?"
"Aku ingin kematianmu," bisiknya di telinga Rani dengan suara pelan namun bisa membuat siapa saja yang mendengarnya diam tak berkutik.
"Keke..ma..tian? Tapi kenapa?"
"Karna aku akan abadi jika kau mati, aku senang akhirnya aku tidak perlu bersusah payah keluar dari alam ku, sedangkan kau sendiri yang membuat ku keluar."
"Aku? Yang membuat mu keluar?"
Ia pun menatap Rani dengan tatapan matanya yang tajam, tubuhnya besar, ia memiliki tombak dengan pedang yang tajam, tubuhnya berapi, wajahnya sangat buruk rupa dan menyeramkan.
"Aku lah bentuk lain dari sisi jahatmu yang kau lukis."
"Jadi ka---" ucapan Rani terpotong karna Iblis itu menghilang dari hadapannya.
"Akulah Iblis yang kau lukis dan aku ingin kau mati sekarang" ucap Iblis itu dari telinga belakang Rani.
Rani terdiam, karna ia terkejut dengan semua itu, dia pikir Iblis itu sudah menghilang tetapi Iblis itu ada dibelakang dirinya, dan hembusan nafasnya itu sangat panas hingga perlahan tubuh Rani terasa terbakar dan ucapannya tadi membuat jantung Rani seolah berhenti berdetak.
Iblis itu pun mulai memegang pundak Rani, kemudian ia mengarahkan jemarinya ke leher Rani.
Cekkk
Ia menusukkan kukunya itu ke leher Rani
"Aaaaaaa," teriak Rani dengan kencang
"Jangan bunuh aku, jangan, jangan."
"Pergi kau peeee....rr...gi," ucap Rani terbatah-batah karna nafasnya yang hampir habis.
"Rani? Nak? Kamu kenapa nak"
Gedoran pintu itu masih setia berbunyi, sedangkan Rani masih berada di alam mimpi, ia tidak diizinkan untuk kembali ke dunia nyata.
"Raniiiiiii," teriak Ibunya dengan gedoran pintu yang sangat keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pondok Keramat (SELESAI)
HorrorRani si gadis tomboi harus bertaruh nyawa setelah terjadi keajaiban yang berujung konflik antara dia dan iblis di dalam hidupnya Bagaimanakah Rani akan menyelesaikannya?