BAB 1

21 4 0
                                    

          Mengadu bukan bakat ku
                -Laurenia Hertina

                      *     *     *

"Eh Lauren, tumben cepet rapi-rapi nya" kata mbok Suti.

Lauren memang dekat dengan mbok Suti. Dari kecil Lauren menganggap mbok Suti adalah ibunya.
Lauren kalau ada masalah yang memberatinya pasti dia akan cerita ke mbok Suti.
Menurutnya, wanita berusia 47 tahun ini adalah manusia yang paling dia sayangi.

"Iya mbok daripada aku telat"

"Eh pagi non Susan" mbok Suti langsung menyapa ramah Susan yang baru saja datang ke meja makan.
Lauren memang tidak mau dipanggil 'non' atau semacamnya, beda dengan Susan yang hanya menganggap mbok Suti adalah sebatas pembantu, jadi wajar jika dirinya dipanggil 'non'.

"Pagi" singkat tanpa melihat.
Mbok Suti langsung pergi dari meja makan.

"Pagi sayang" kata mama kepada Susan, lalu menoleh ke Lauren.

"Ehem. Pagi Lauren." Dan kepada Lauren.

"Pagi Susan, sudah sarapan?" Sapa papa,
"Belum, baru ke meja makan pa," jelas Susan sekali lagi tanpa melihat.

Lauren hanya bisa sarapan lalu pergi untuk memakai sepatu dan menunggu mereka basa-basi.

Lauren beranjak ke kursi tamu sambil menggendong tas hitam nya, dan memasang earphone di telinganya sambil membaca buku.

"Ayo Susan nanti kamu telat. Lauren! Ayo!" Ajak papa.

"Belajar yang rajin ya Susan! Dadah!" Kata mama.

Lauren bergegas ke dapur untuk pamit dengan mbok Suti lalu pergi ke mobil.

Perjalan hanya dihiasi dengan suara papa dan Susan. Lauren hanya bisa mendengarkan musik sambil memperhatikan jalan.

Setelah sampai di gerbang sekolah, Lauren langsung menyiapkan barang nya dan memastikan tidak ada barang yang tertinggal.
"Da pa" pamit Lauren,tidak ada jawaban bahkan sepertinya Lauren dianggap tak berbicara

"Bye pa!" Pamit Susan

"Da sayang, belajar yang rajin ya"

Lauren langsung berjalan menuju kelasnya.

Dan mendapat pemandangan tidak menarik.

"Pagi"

Cowok kemaren.

"Pagi" jawab Lauren ketus, dan langsung masuk ke kelasnya tapi ditahan oleh cowok itu,

"Pleasee! Pagi gua udah buruk, gak usah kasih bonus lagi!!" Jawab Lauren yang mulai muak,

"Gua kemaren kan belum sempet kasih tau nama gua. Nama gua Christ" sambil melihat Lauren dengan senyumnya yang menurut Lauren sangat menyebalkan,

Lauren tersenyum
"Oh hai Christ, gua juga belum ngasih tau nama gua"
Christ tersenyum puas.

"Nama gua adalah gak peduli dan nama panjang gua adalah gua gak peduli siapa lu!" Jelas Lauren dengan senyum buatannya alias mengejek.

Sebenarnya dari tadi mereka berdua dilihatin satu kelas Lauren, tapi sayang gak ada yang mau bantu Lauren.

Genggaman Christ semakin kuat dan itu membuat Lauren meringis, reflek Lauren menggigit tangan Christ dan hal itu berhasil.

Lauren langsung masuk kelas dan melihat satu kelas dengan wajahnya yang sangat... suram
(Bukan typo dari seram lho ya! Tapi emang suram!)

"Apa!lo semua liat-liat?!" Kata Lauren ke seluruh kelasnya, setelah itu Lauren langsung menuju ke bangkunya sambil mencari sosok Yuni.

07.01

Kringg!!!

"Anjayy! Untung aku masih sempet masuk, gila aku telat bangun!" Kata Yuni sambil mengatur nafasnya
"Hahaha..." tawa Lauren yang sebenarnya gak niat.

"Eh btw aku denger kamu gigit tangannya Cowok yang kemaren itu, si christ ya?" Tanya Yuni meyakinkan bahwa rumor pagi ini benar.

"Iya"

Singkat dan jelas.

                   *         *         *

Kringgg!!!

Bel istirahat,
"Mau ikut ke kantin gak Ren?"
Ajak Yuni dan Amara,
"Iya iya gua ikut, gua lupa bawa minum,"

Di perjalanan menuju kantin ada yang menyentuh bahu Lauren, Lauren berdoa supaya ini bukan Christ, dan bukan.

Bukan Christ melainkan cowok tinggi yang sepertinya sering berantem atau semacamnya

"Lu anak yang kemaren diganggu Christ kan?" Tanya nya

"Mm.. iya?" Lauren bingung.

"Nih buku IPA lu kemaren jatuh" katanya sambil menyodorkan buku cetak IPA yang kemarin dia ambil di ruang guru.

"Oh, Makasih" kata Lauren mengambil buku tersebut, tersenyum dan pergi menyusul Yuni yang dari tadi menunggunya.

#dikelas

"Amara, kamu laper apa laper??" Tanya Yuni yang bingung  melihat Amara yang beli batagor 3 plastik.

"Laper tau!" Jelas Amara yang sedikit Ngegas, Lauren tertawa kecil melihat tingkah Amara,

"Eh Btw, tadi si Delvin ngapain?" Tanya Amara ke Lauren.

"Ooh namanya Delvin, dia tadi balikin buku gua kemaren jatoh" jelas Lauren

"Ouw" kata Amara sambil melahap batagornya

"Eh jadsi stadsi fagi famu fbeneran hihit tangan Christ?"

Aku tertawa karena tingkah Amara, "ih!kunyah dulu!!"

"Iya ih!" Kata amara kesal.

Untung saja aku dapet temen yang seru, kalau gak, bisa gak betah gua disini.

Haiii!
Balik lagi ke TIDE UP seru gak?? Sorry agak singkat

Dapet salam tuh dari si jutek lauren....
Moga moga menghibur yaaa
Follow juga author Tide up di
Instagram: @ozorabayanaka
Twitter: @ozorabayanaka
Hope u guys have a great day
Peace 💕💕

Tide upTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang