Part 4

3.5K 579 65
                                    

Happy Reading!

.
.
.
.
.

Wendy datang lebih pagi lagi. Kali ini bukan untuk menyelesaikan pekerjaannya, melainkan untuk menyelidiki Chanyeol. Dia tidak bisa tidur pulas karena rasa penasaran menghantuinya semalaman.

Jika kalian bertanya apa yang sebenarnya mengganggu pikiran Wendy, maka jawabannya adalah sosok pria mirip Chanyeol yang tidak sengaja dia lihat semalam. Memang Wendy bersikeras untuk tidak peduli namun otaknya tidak bisa menyangkal rasa penasaran itu. Salahkan jiwa sok detektifnya yang kembali berulah di saat-saat tak penting seperti ini.

Oleh karena itu, di sinilah Wendy sekarang, berdiri di depan pintu ruang IT sembari mengintip dari jendela kecil yang tertempel di pintu.

Wendy menyipitkan mata, berusaha menajamkan pandangannya. Ruang IT nampak sepi. Belum ada satu orang pun di sana, padahal lampu ruangan sudah menyala.

Wendy bertanya-tanya di dalam hati. Siapa yang menyalakan lampu ruangan ㅡ

"Kamu sedang apa?"

Wendy terlonjak kaget kala mendengar suara berat dari belakangnya. Gadis itu bahkan sedikit melompat saking kagetnya.

Wendy menoleh dan mendapati Chanyeol berdiri di belakangnya dengan wajah kebingungan. Kedua mata hazelnya menelisik penampilan Chanyeol dari atas hingga bawah. Tidak ada yang aneh. Masih sama seperti Chanyeol yang dia kenal, nerd.

"Astaga, kamu mengagetkanku saja." ujar Wendy.

Chanyeol menunduk sembari mengusap tengkuk. "M-maaf, aku tidak bermaksud."

Wendy hanya diam. Kedua matanya tetap memandangi Chanyeol yang masih sibuk meminta maaf dengan gerakan kikuk. Hm, orang kikuk seperti ini mana mungkin pergi ke klub malam.Lagipula ini masih jam 7 pagi. Jika Chanyeol memang benar ke klub malam dan mabuk semalaman, tidak mungkin dia bisa sampai di kantor sepagi ini.

"Tidak apa-apa. Santai saja. Aku juga yang salah karena tidak sopan." ujar Wendy pada akhirnya. "Aku sedang mencari Jongin. Ternyata dia belum datang." bohongnya kemudian.

"Memangnya ada kerusakan apa? Biar kulihat."

Wendy gelagapan kemudian menggeleng sembari tertawa sumbang. "Tidak usah hehe. Kalau yang ini, hanya Jongin yang tahu."

"Oh kalau begitu, nanti jika Jongin sudah datang, akan kuberitahu." ujar Chanyeol.

"Baik. Terima kasih ya." Wendy tersenyum canggung lalu buru-buru balik ke ruangannya.

"Huft.. Hampir saja aku ketahuan berbohong. Untung saja otak ini bisa cepat menemukan alasan." gumam Wendy lega sembari bersandar pada pintu ruangan.

"Aku terlalu curiga padanya." Wendy tersenyum geli, menertawakan dirinya yang terlalu konyol karena rela datang pagi hanya untuk menyelidiki Chanyeol.

Wendy berjalan menuju tempatnya dan menyalakan komputer. Sembari menunggu komputernya siap digunakan, Wendy mengeluarkan sebungkus kapas dan sebotol micellar water. Dia tuang cairan pembersih itu ke atas kapas dan mulai membasuh wajah cantiknya yang terpapar polusi pagi hari.

Tangannya bergerak teratur menyapukan kapas basah itu ke permukaan wajah. Namun gerakannya tiba-tiba terhenti kala teringat dengan kejanggalan yang sempat dia lihat tadi dari Chanyeol.

"Sepertinya di tangan Chanyeol ada tato. Atau itu hanya perasaanku saja ya?"

.
.
.
.
.

Wendy dan Seulgi makan siang di pantry. Sewaktu mereka sedang menyantap makan siang, terdengar suara teriakan ibu-ibu memekakan telinga.

▶Nerd Man ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang