Part 5

12 8 2
                                    

_Happy Reading_

Jan lupa voment + masukannya gaiz 💕

***

Hamparan langit gradasi orange kekuningan telah menghiasi petang ini. Cicitan para burung terdengar bersahutan dari arah yang sama. Angin berhembus sepoi-sepoi menerbangkan sesuatu yang bisa diterbangkan.

Sosok ber-sweater biru muda garis putih itu berjalan santai menggunakan sandal selop karetnya menelusuri lorong koridor kamar-kamar asrama putri. Raut wajahnya terlihat lebih fresh setelah menyelesaikan ritualnya di kamar mandi.

Sembari menenteng totebag biru miliknya yang berisi alat-alat mandi serta seragam sekolahnnya yang tersampir di lengan kirinya. Liya bersenandung riang seraya menyanyikan lagu 'Fake Love' yang dipopulerkan oleh BiTS, boyband asal negara gingseng yang sangat ia idolakan.

Baru saja ia akan membelokkan diri ke arah kanan koridor di depannya, seseorang tiba-tiba muncul dari sana bak dedemit yang langsung menabraknya hingga ia terjungkal jatuh dengan gaya yang tidak elegan.

Malu? jelas saja karena disekitar Liya sekarang masih banyak siswi yang lalu lalang plus tatapan kepo mereka yang mengarah ke arah Liya bersama sosok yang tak asing lagi baginya itu. Sam. Cowok itu ngapain disini? di asrama putri?

"Eh, lo ngapain disini? gila lo, ya," tutur Liya yang masih merasa malu lalu buru-buru berdiri untuk mengambil barang-barangnya yang sudah tercecer di lantai koridor.

Namun, baru saja ia akan mengambil seragamnya. Cowok itu lebih dulu mengambilnya dan langsung berlari sekuat tenaga meninggalkannya sendirian. Tak lupa juga dengan sandal selop milik Liya. Larinya benar-benar seperti orang kesetanan. Cepet banget.

Liya yang yang cepat menyadarinya reflek berteriak lantang tanpa memikirkan keadaan sekitarnya yang masih ramai oleh para siswi, "WOI SAMM!! SERAGAM GUE MAU LO KEMANAIN?!!" Teriak Liya yang langsung berlari mengejar Sam.

Hasilnya nihil, dengan tenaga yang tinggal setengah dia tetap tak bisa menggapai Sam yang tenaganya dua kali lebih besar darinya.

Liya berpikir keras. Seragam itu akan dipakai lagi besok. Dan dengan mudahnya Sam mengambilnya tanpa seizin darinya. Udah gitu sandal selopnya ikut dibawa ngibrit oleh cowok itu.

Sekarang ia jadi lebih panik karena kedua kakinya yang menapaki lantai koridor tidak lagi memakai alas kaki. Hari hampir menjelang malam, biasanya jam-jam seperti ini akan muncul bu Mesy, guru kesiswaan yang hobinya gedor-gedor pintu kamar setiap siswi. Hal itu bukan tanpa alasan. Biasanya beliau berpatroli agar tidak ada siswi yang masih berkeliaran bebas di sekitar kamar mereka atau lorong koridor.

Dan yang Liya takutkan adalah jika bu Mesy memergoki dirinya dalam keadaan seperti ini. Dia takut dapat hukuman lagi seperti yang sebelum-sebelumnya. Dan benar saja. Pikiran itu mengabulkannya ke alam nyata.

"Kamu!" sapa bu Mesy dengan garang sambil memainkan benda kesayangannya itu. Tongkat kayu kecil yang biasa digunakannya untuk menakuti siswi-siswi yang hendak melakukan aksi nakal mereka. Hufft, gak usah pakai tongkat pun wajahnya sudah bikin murid-murid ngibrit ketakutan.

"Kenapa tidak pakai sandal, hah?!" lanjutnya dengan bentakan yang sanggup membuat siapapun orang yang mendengarnya diam membungkam.

Begitupun dengan Liya. Ia tak mampu menjawab dan hanya menurunkan pandangannya ke arah kedua kakinya yang telah terasa dingin tanpa sandal.

Because You I Pick You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang