Sembilan

30.1K 877 164
                                    

Bruk!!!!

"Ahh!!!" Lagi-lagi Rossy jatuh terjembab kelantai karena menabrak seseorang.

Sambil memegangi lututnya,Rossy mengangkat wajah ingin melihat siapa orang yang ia tabrak.

Namun mata Rossy melebar. Ia tak sanggup berkata-kata.

"K-kau." Rossy bergumam melihat Marco adalah orang yang ia tabrak.

Sedangkan Marco menyeringai dingin membuat Rossy takut serta kebingungan dalam situasi yang sama. Bagaimana mungkin Marco bisa secepat itu ada dihadapannya.

"Jangan mencoba lari dari Kelvin karena itu mustahil." Wajah Marco kembali berubah dingin. "Jika dia memang mencintaimu,setelah ini ia tak akan menyiksamu. Ia akan meminta maaf. Tapi itu akan terbukti jika ia mencintaimu."

Rossy terpana dengan apa yang Marco ucapkan. Bagaimana mungkin Marco bisa membicarakan hal seperti itu yang terdengar tabu di telinga Rossy.

"Rossy!"

Tubuh Rossy tersentak dan dipaksa berdiri oleh orang yang Rossy tau itu adalah Kelvin.

"Terima kasih tuan,Marco."

Yang Rossy rasakan kemudian adalah,tubuhnya ditarik entah kemana.

Rossy hanya berjalan menuruti Kelvin. Namun yang aneh,wajah Kelvin terlihat santai dan tenang tak seperti biasanya. Wajah Kelvin tak mengeras atau memancarkan amarah seperti biasanya. Padahal sedari tadi Rossy berfikir bahwa Kelvin akan menghabisinya. Namun nyatanya salah. Rossy biasanya dihukum untuk hal-hal kecil sekalipun. Ia masih begitu ingat dulu saat Kelvin menyuruhnya tidur didalam kamar mandi hanya karena ia menumpahkan kopi.

Rossy jadi berfikir mungkinkah yang dikatakan Marco benar. Atau justru Kelvin tak menghukumnya karena kini mereka berdua ada ditempat umum. Tapi Rossy tau Kelvin tak memilih-milih tempat bila ingin menyiksanya. Tak kisahlah dimana itu.

Rossy menggeleng mencoba menepis semua pertanyaan itu.

Namun mata Rossy berubah antusias saat tau bahwa Kelvin membawanya ketempat penjualan es krim di mall itu.

"Satu es krim rasa vanila." Kelvin memesan es krim nya.

Rossy pun tersenyum. Ia tau es krim itu untuknya karena vanila adalah rasa kesukaanya. Namun senyum itu menghilang saat Kelvin memutar tubuh dan menatapnya datar.

Rossy terpana saat Kelvin mengusap sudut bibirnya. Ia dapat melihat bahwa Kelvin tengah membersihkan darah yang mengalir dari sudut bibirnya.

"Maaf." Satu kalimat meluncur dari mulut Kelvin. "Aku kehilangan kendali diriku tadi."

"Tapi tak seharusnya kau melakukan itu padaku." Rossy menunduk.

"Itu semua salahmu. Kau bersikap gegabah didepan Marco." Kelvin berujar membuat Rossy mengangkat wajahnya.

"Ada apa dengan pria itu?"

"Dia adalah berandal kaya yang akan melakukan apapun agar tujuannya tercapai." Jawab Kelvin. "Tadi aku lihat ia menatapmu dengan cara yang ganjil. Aku bisa memastikan bahwa ia tertarik padamu."

Rossy menghembuskan nafas. "Jika kau perlakukan aku seperti itu,tidakkah ia berfikir akan lebih mudah mendapatkanku karena kau selalu menyiksaku."

"Tidak. Itu akan membuktikan bahwa aku lebih mendominasi dan keras pada apa yang aku miliki. Dia akan berfikir bahwa aku akan melakukan apapun agar apa yang kumiliki tak hilang." Kelvin menjawab santai.

"Tapi ak-"

"Ini es krim vanila nya tuan." Belum sempat Rossy selesai bicara,si tukang es krim sudah menyela duluan.

IM YOUR BITCH,MY MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang