"Jadi begini noona..."
"Waeyo?" Tanya Yuri yang semakin bingung dengan gerak-gerik Minho.
Minho memgambil bunga dari sebelah kursi rodanya, lalu meletakkannya di depan dada bidangnya.
"Aku tau umurku tidak panjang noona. Penyakit ini membuatku terpuruk dan sampai akhirnya Yuri noona datang dan menghiburku. Aku tau juga jika ini tidak pantas kuucapkan, tapi aku tidak bisa memendamnya lagi!" Ucap Minho panjang lebar yang membuat Yuri semakin bingung.
"Maksutmu apa minho? aku tidak menegerti." Balas Yuri yang masih tampak bingung.
"Saranghae Yuri noona." Gumam Minho sambil menyodorkan bunga yang tadi di bawa nya ke depan Yuri.
Yuri masih bingung. Ia tak tau harus menjawab apa. Ia ingin sekali menolak, tapi bagaimana caranya?
jujur saja hanya 1 orang yang Yuri cintai yaitu Yesung itu saja tak ada yang lain.
"Noona? gwenchana?" Tanya Minho sambil melambaikan tangannya di depan wajah Yuri.
"Ne gwenchana. Mianhae Minho-ah, aku tak bisa menerimamu. selama ini aku hanya menganggap mu sebagai adikku." Balas Yuri selembut mungkin.
Wajah sedih nampak jelas di raut wajah Minho.
"Ne gwenchanayo noona. tapi aku harap noona mau menerima bunga dariku ini." Balas Minho sambil memberikan bunga mawar merah yang di bawanya tadi, lalu senyum tipis mulai muncul di bibirnya.
Gee gee gee gee baby baby gee gee gee gee ~
Ponsel Yuri berbunyi, menandakan ada panggilan masuk. Ia mengambil benda tipis itu dari tas hitamnya lalu melihat nama "MY LOVELY KIM" tertera disana.
"Sebentar ne minho, aku harus mengangkat telepon dulu." Ucap Yuri lalu meninggalkan Minho sesaat.
"Yeoboseo oppa?"
"Ne yeoboseo yul. Kau dimana?"
"Aku sedang di dekat sungai Han. Waeyo?"
"Bersama Minho? Aku ingin bertemu denganmu di kantor, kau bisa?"
"Ya seperti itulah. Baiklah aku kesana sekarang."
"Kutunggu."
Yuri memutus sambungan telepon, ia kembali berjalan menuju ke arah Minho yang sedang menikmati pemandangan indah sungai Han.
"Minho mianhae aku harus pergi. ada urusan kantor yang harus kuselesaikan sekarang juga." Bohong Yuri pada Minho.
"Gwenchana noona. kau selesaikan saja urusan kantormu. kita bisa bertemu di lain waktu." Balas Minho sambil tersenyum ke arah Yuri.
"Baiklah kutinggal dulu." Jawab Yuri yang langsung berjalan menuju ke mobilnya.
Yuri memang tidak khawatir meninggalkan minho sendiri karena orang tua minho selalu membawakan/? bodyguard untuk minho.
Yuri menyalakan mesin mobilnya lalu mengendarainya menuju ke arah kantornya.
30 minute ago~
Yuri sudah sampai di depan kantor tempat ia bekerja, ia lalu memakirkan mobil miliknya lalu masuk ke dalam kantor.
Senyum hangat teruntai di wajah oval Yuri selama berjalan menuju ruangan Yesung, ia terus mendapat sambutan dari semua karyawan.
"Kim Jong Woon Room"
Yuri sudah sampai di depan ruang kerja milik Yesung. Yesung adalah pemilik kantor ini. Dan Yuri adalah sekertaris pribadi Yesung.
Tok..Tok..Tok..
dengan pelan, yuri mengetuk pintu berwarna hitam pekat itu.
"Langsung masuk saja." Ucap seseorang dari dalam.
Yuri membuka pintu itu perlahan lalu masuk ke dalam ruangan milik bos nya itu.
"Annyeonghaseyo!?" Sapa Yuri seramah mungkin.
"Kau ternyata. masuklah." Balas Yesung tersenyum hangat.
Yuri menutup pintu, lalu berjalan menuju ke meja kerja Yesung.
"Waeyo kau mencariku Tuan kim?" Tanya Yuri seformal mungkin.
"Tidak usah terlalu formal." Balas Yesung sedikit menasehati.
"Ini dikantor oppa dan kantor ini milikmu. tidak pantas jika aku memanghilmu dengan nama. aku hanya sekertarismu disini." Jelas Yuri singkat.
"Ah ne, terserah kau saja." Balas Yesung mencoba menerima penjelasan Yuri.
"Jadi ada apa Tuan kim memanggilku kesini?" Tanya Yuri mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Ada suatu hal yang ingin kukatakan dan kutanyakan padamu." Balas Yesung nampak serius.
"Waeyo?" Yuri bertanya.
"Kurasa hubungan ini tidak bisa diteruskan Yul." Ucap Yesung yang membuat Yuri yang mendengarnya kaget.
"Ada apa denganmu?" Tanya Yuri bingung.
"Aku tadi melihat kau bersama Minho dan kudengar Minho menyatakan perasaannya padamu." Jelas Yesung.
