Seorang gadis remaja dengan rambut dikepang kini tengah mengatur nafasnya yang memburu, keringat bercucuran, mukanya kini sedikit memucat karena ia belum sempat sarapan tadi pagi.
Sudah empat putaran ia memutari lapangan yang luasnya minta ampun. Hanya karena ia terlambat saat acara yang dinamakan mos, tidak membawa atribut acara mos, tidak memakai dasi, dan banyak lagi yang ia langgar.
Clarissa. yang hanya melihat penampilannya saja sudah dipastikan bahwa ia termasuk cewek kutu buku dengan kata yang lebih kasar yaitu cupu! begitulah mereka-mereka mengucapkannya. Dengan rambut di kepang satu, dan yang identik dengan kutu buku ialah memakai kaca mata.
"Capek anjir.... " Gumam Clarissa yang akan menuju putaran ke-lima malah terduduk lemas sambil terbatuk-batuk. Pandangannya sedikit memburam tapi ia mencoba untuk tidak tumbang. Bukan hanya ia saja yang dihukum masih ada tiga orang lagi yang menjalankan hukuman itu.
"Gila tuh orang, kira-kira aja ngasih huku...man ... keliling lapa..ngan Sepuluh putaran.. Huh.." Ucapnya berbisik ngos-ngosan sambil memperhatikan osis-osis yang terus memperhatikan dirinya yang sedang selonjoran kakinya diatas lapangan yang terkena sinar matahari yang menyengat sempurna menyinari bumi.
"HEH... KAMU YANG DIKEPANG! Ngapain malah leyeh-leyeh, bukannya jalanin hukuman. Buruan lanjutin hukumannya!" Teriak salah satu osis perempuan yang berambut pendek itu.
"Capek Kak.... Saya belum sarapan. Nanti kalo saya pingsan, emangnya mau gotong tubuh saya?" Balas Clarissa sambil berteriak, karena posisi mereka memang sedikit jauh.
Osis yang tadi menegurnya menghampiri Clarissa yang masih selonjoran sambil mengipasi wajahnya dengan tangan.
"Yaudah kamu makan dulu aja, emangnya udah berapa puteran?" Tanya si osis yang Clarissa liat name tag nya bernama Dela Ayundra.
"Baru lima puteran kak". Tambah satu gak papah kali, hehe. Batinnya.
"Oke, kamu makan dulu setelah itu kamu lanjutin dan puter delapan kali."
"Lah? Kan saya udah muterin lapangan ini lima kali! Kok malah delapan sih Kak? Jangan korupsi dong Kak." Bantahnya sambil berdiri dan berhadapan dengan Osis didepannya.
"Heh, enak aja kamu bilang saya korupsi, kan kamu nanti bakalan makan terus energi kamu bertambah. Ya bakalan kuat lah keliling delapan kali. Lagian Lo sok-so'an banget sama senior. Jangan bantah omongan saya, kalo kamu bantah saya akan tambahin dua lagi, jadi sepuluh putaran! Mau?!" Ancam Dela dengan tampang garangnya sambil berkacak pinggang.
Clarissa menahan mulutnya agar tidak mengeluarkan kata-kata pedas bagai cabe nya Mang Iwan yang suka nongkrong di depan perumahan.
"Yaudah kak.. Misi." Jawab gadis itu lalu pergi meninggalkan Dela yang masih terlihat kesal.
"Dasar cupu! " Hujat sang osis lalu meninggalkan lapangan menuju kantin belakang yang memang di khususkan untuk kelas 12.
☜☆☞
"Kenapa lo bisa telat?" Tanya perempuan memakai behel putih bernama Tessa, ia memperhatikan temannya itu yang sedang memakan nasi uduk dengan lahap.
"Ini semua gara-gara dare-nya sialan lo pada. Gue nyari kaca mata gak ketemu-temu, mana gue bangunnya jam setengah tujuh lagi. Sampe gue beli ini kaca mata di optiknya Kak Muna. Masih untung ada yang kaga min, mana cuma satu lagi. Ini juga gue sempet berantem sama tuh tante-tante girang. Adu bacot gue sama tuh si tante. Sialan emang." Tutur Clarissa dengan jelas dan panjang.
"Santai mba, itu nasi pada muncrat tuh... "Ucap salah satu lagi bernama Kania, cewek bermata sipit keturunan Thailand itu sambil terkekeh di ujung kalimatnya.