2. Middle

372 55 86
                                    

I hope that I can turn back the time
To make it all alright, all alright for us
I'll promise to build a new world for us two
With you in the middle

I hope that I can turn back the timeTo make it all alright, all alright for usI'll promise to build a new world for us twoWith you in the middle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apakah... Aku boleh berharap walau hanya sedikit?

-
-
-

Ternyata tidak sedikit.

Aku tidak tahu sejak kapan aku terlalu dalam menjatuhkan harapan ini.

Apa sejak Tae menyebut namaku di perpustakaan? Atau sejak membicarakan hujan di hari yang cerah? Sejak Tae mulai sering menghubungiku? Sejak Tae sering memperlakukanku dengan manis? Atau...

Sejak kami pertama kali berciuman?






Jalang.

Murahan.

Gampangan.

Kalian bebas mengatakan hal itu untukku. Aku terima. Karena nyatanya, aku memang tak punya pertahanan untuk melawan pesonanya. Pendirianku yang kuat, runtuh begitu saja.

Aku ingat ketika terakhir kali Tae bilang menyukaiku, sejak itu dia mulai sering menghubungiku. Entah via chat, atau video call. Ketika aku mengatakan sedang diam dan sendirian, dia selalu melakukan panggilan video call.

"Aku akan menemanimu, supaya kau tak kesepian." itulah yang selalu dia katakan.

"Andai aku ada disana, aku akan menghiburmu."

Begitulah. Taehyung yang perlahan-lahan mengambil hatiku. Awalnya sedikit, hingga kini mungkin sudah hampir semuanya?

"Aku sakit." kataku suatu hari, saat Taehyung bertanya mengapa aku tidak terlihat di sekolah hari itu via chat.

Aku akan kesana.

Begitulah pesan balasan yang ku baca. Sempat membuatku membacanya berulang kali karena tak percaya.

Memangnya dia tahu rumahku?

Tapi hari itu Taehyung benar-benar datang. Dia tidak memberitahukan dari mana dia bisa tahu alamat rumahku. Aku tak peduli.

Taehyung tak merasa canggung sama sekali di rumahku. Mungkin karena hanya ada aku saat itu. Orangtuaku sedang mengunjungi nenek. Tentu saja aku tak bilang bahwa aku sakit. Itu akan membuat mereka khawatir.

Taehyung membuatkan teh manis panas kesukaanku dengan teh yang dibawanya sendiri. Katanya itu adalah teh terbaik. Dan memang, rasanya berbeda dari teh manis yang biasa aku minum. Atau karena Taehyung yang membuatnya?

"Masih pusing?" katanya dengan suara yang berat. Dengan suara seperti itu saja mampu membuatku meleleh.

Tangan Taehyung mengusap rambutku pelan, kepalanya sedikit menunduk terus menatapku. Dia duduk di samping kasur tempat aku berbaring.

DEAR TAEHYUNG | Kim Taehyung FanFiction✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang