7.

1.8K 230 14
                                    

"Terima kasih"

Dokter didepannya mengangguk, meninggalkan Sehun dengan keterdiamannya. Sudah seminggu sejak kejadian tersebut dan Sehun tidak lagi bertemu dengan Luhan. Yifan tidak membicarakan apapun mengenai dokternya tersebut.

Saat itu Sehun hanya diam saja saat mengetahui bahwa omongan Luhan sepenuhnya benar. Pria itu tidak lagi menjalani konseling rutin dengannya. Bertemu saja tidak meski Sehun yakin jika Luhan bekerja dirumah sakit itu, karena Sehun pernah bertanya pada salah satu karyawan rumah sakit.

Luhan bukannya menghilang. Tapi dia hanya menghindar, Sehun meyakini hal itu. Pria itu mungkin sudah terlalu muak untuk bertemu lagi dengannya. Sehun hanya menghela nafas....mencoba untuk tidur.

Dua minggu terhitung.

Sehun nampak bangun dan melirik kalender yang terletak dinakas meja. Matanya menatap kesana kemari memperhatikan dinding bercat putih dihadapannya.

Dia memakai bajunya, menatap kecermin sebentar dan mengulas senyum tipis. Hari ini datang juga ya...., Gumamnya agak pelan.

Tepat saat dirinya menatap pintu tersebut, suara debuman keras terdengar dari luar. Alis Sehun bertaut.

Dinding yang semula putih bersih tersebut mendadak terlihat bekas retakan. Sehun memundurkan langkahnya. Gagang pintu tersebut terlihat bergetar hingga tiba-tiba terlepas membuat Sehun memutar kedua bola matanya malas.

Brak!

Pintu yang semula terpasang kini tiba-tiba roboh didepannya. Asap mengepul memasuki ruangannya.

"Tangkap ini, dan cepat pakai" suara seseorang terdengar samar. Sehun menangkap sebuah masker dan juga beberapa set pakaian miliknya.

"Apa aku tidak bisa keluar dengan keadaan begini saja?" Celetuk Sehun dengan nada kesalnya.

Sosok yang merupakan Jongin itu mendengus. "Ikuti saja, brengsek. Diluar penuh dengan--"

"Baiklah" Sehun memotong perkataan sahabatnya tersebut. Lima menit kemudian Sehun sudah siap dengan pakaian lengkap serba hitam miliknya, mengikuti Jongin dari belakang.

"Kris sedang dalam perjalanan kemari"

"Kau tidak menghadangnya?" Tanya Sehun.

Jongin tertawa lalu mengedipkan sebelah matanya "Aku...hanya melakukan sedikit halangan saja"

Saat Sehun berjalan melalui lorong rumah sakit, dia dapat melihat beberapa puing yang hancur dilantai satu. Terdapat banyak orang yang berlarian keluar karena panik.

"Apa yang kalian rencanakan sebenarnya?" Sehun berujar datar.

"Ah itu... Karena aku ingin bersenang-senang sedikit, aku sengaja mengebom sebagian rumah sakit. Oh...tenang saja aku pastikan tidak ada yang mati. Karena aku tidak sepertimu. Well, aku tak mengira menjemputmu lebih merepotkan dari perkiraanku" celetuk Jongin malas.

Sehun mendengus lalu berjalan santai menginjak lantai yang kini sebagiannya tidak utuh. Jongin dan Chanyeol benar-benar serius menjemputnya saat ini. Meski harus membuat keributan disini. Mungkin Sehun berencana untuk mengirimkan surat pada Kris nantinya, untuk berterima kasih atas liburan yang dia dapatkan disini. Dan Luhan.....

Ah...dimana dia?

Sehun melirik kesekelilingnya, meski tidak jelas karena beberapa debu yang mulai berterbangan disana sini. Intinya, keadaan disekelilingnya begitu berantakan.

Uhuk

Suara batuk seseorang terdengar. Sehun melirik kearah samping dan mendapati sosok familiar. Dia segera mengejar sosok yang kini terbatuk-batuk tadi yang kini berlari kearah jalur evakuasi.

🅳🅾🆄🅱🆃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang