---
Lagi-lagi, mereka berkumpul bersama tanpa Hyunjin. Emang itu sih resikonya kalau udah nikah. Waktu jadi ke bagi.
"Si Guan kok gak ikut, Som?"-Han
"Dia sibuk katanya."-Somi
"Sibuk mulu deh. Waktu itu juga ngomongnya sibuk, padahal kan hari libur. Alesan!"-Yoojung
"Wajarlah. Dia kan gak pengangguran kek lo."-Doyeon mengejek Yoojung
"Yeee... Jangan ngeremehin gue lu ya."-Yoojung
"Ini si Hyunjin kenapa sih gak dateng lagi?"-Felix
"Nara sakit."-Somi
"Lah terus kenapa?"-Felix
"Ya ngejagain lah. Kalo suami yang baik itu ya gitu, perhatian, ngejagain, ngerawat kalo istrinya lagi sakit. Emangnya elu? Gak peka."-Somi
"Kok jadi gue lagi sih. Apa mereka habis gituan ya? Makanya Nara sakit tiba-tiba. Perasaan kemaren dia baik-baik aja deh."-Felix
"Mulut lo njir."-Doyeon
"Mulut main ceplos aja kayak cerbong kereta."-Yoojung
"Jaga omongan lo, lix."-Hwall
"Iya nih. Lo itu bener-bener--"-Han
"Iya iya gitu aja. Gak usah ngegas dong."-Felix
---
Somi sudah sampai rumah, di sana ada Guanlin yang sedang sibuk dengan laptopnya.
"Lin!"
"Hm?"
"Kerjaan lo penting banget ya?"
Guanlin melirik menatap Somi. "Kenapa tiba-tiba nanya gitu?"
"Gak papa." balas Somi lalu masuk ke kamar.
Guanlin tau ada yang tak beres dengan Somi. Dia merasa bersalah karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai tak menghiraukan Somi. Bukan, anak yang sedang di kandung Somi.
Somi POV
Guanlin brengsek!
Cowok emang suka gitu kali ya. Gak peka!
Enak banget si Nara, sakit ada yang ngejagain. Nah, gua? Nyidam aja harus pergi beli sendiri. Boro-boro nyuruh Guanlin, orang dinginnya kek kulkas gitu.
Apa gue gugurin aja kali yak?
"Somi..."
Guanlin datang, gak biasanya dia ngomong duluan kek gini.
"Kenapa?"
"Sorry."
"Buat apa?"
Aneh. Si kong guan kenapa sih?
"Gue udah janji bakal bertanggung jawab soal anak itu--"
"terus?"
"yah... Kalo lo butuh sesuatu ngomong aja ke gue."
Ni orang ngapa dah? Tiba-tiba peka gini jadi serem deh.
"Hm."
"Sorry."
"Kenapa lagi?"
"Gue cuek sama lo."
Ini si guanlin gak lagi mabuk kan dia?
"Lo gak papa?"
"uh? Gue gak papa kok."
"Ini... Lo sadar ngomong gini?"
"Ya sadarlah."
"Oh ya udah."
"Entar kalo butuh sesuatu bilang ke gue aja ya? Gue denger kalo orang hamil itu banyak maunya."
Dia tau darimana coba? Gue pikir orang yang sibuk depan layar gak tau soal gituan. Wah daebak! Jangan sampai baper, Som. Keep Calm, keep Calm.
"Iya."
Setelah Guanlin keluar kamar, tiba-tiba perut gue rasanya gak enak.
Uueekkk!
Gue cepet-cepet lari ke kamar mandi sambil nutupin mulut gue yang udah penuh.
Author POV
Guanlin yang baru keluar kamar, tak lama ia mendengar suara muntahan. Somi batinnya.
"Som? Lo gak papa?"
"Tol-tolong ambilin tisu!"
Guanlin dengan cepat mengambil tisu dan memberikannya ke Somi.
Ueekkk!
Somi terus muntah dan itu membuat Guanlin bingung harus ngapain. "Gue buatin air hangat ya?" tawar Guanlin yang di jawab dengan gelengan kepala oleh Somi.
"Mau gue ambilin air?" tawarnya lagi namun masih dengan jawaban yang sama dari Somi.
"Terus gue ngapain? Gue gak tau harus gimana sekarang?"
"Keluar aja, keluar!" balas Somi cepat. Lalu mual-mual lagi.
Di depan pintu kamar mandi, Guanlin terus bolak-balik sambil menggenggam tangannya.
Beberapa menit kemudian, Somi keluar. "Lo gak papa?"
"Gak tau, lin. Jangan ajak gue ngomong." balas Somi jutek lalu merebahkan tubuhnya di kasur.
Guanlin merasa kasihan dengan Somi. Ini pasti karena bayi itu, batinnya.
"Mau gue pijitin gak?"
"Gak usah. Makasih!"
Somi menarik selimut dan menutup seluruh tubuhnya, tak lupa menaruh bantal di atas perutnya yang terasa mual.
---
Nara berbaring manja di pundak Hyunjin. Begitu pun Hyunjin, membalas memeluk Nara yang duduk di sampingnya.
"Jin?"
"Hm?"
"Aku pernah denger..."
"Denger apa?"
"Kalau perempuan yang udah nikah tak secantik lajangnya lagi. Apa aku seperti itu?"
"Kamu ngomong apa sih, Ra. Kamu tetep cantik kok, masih sama cantiknya seperti pertama kita bertemu."
"Alasan kamu nikahin aku apa, Jin? Padahal kamu kan gak kenal aku."
"There is no reason. I like you since you first saw you and I don't want you to be taken by someone else. that's why I married you."
Nara menatap Hyunjin dengan pelupuk mata berisi air. Memeluk Hyunjin erat.
"Makasih. Kamu gak akan ninggalin aku kan? Apapun yang terjadi nanti?"
"Gak akan. I promise."
"Kamu harus janji?" ucap Nara sambil menyodorkan jari kelingkingnya. Hyunjin hanya tersenyum kecil melihat itu.
"Iya. Aku janji."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who are you? | Hwang Hyunjin
FanfictionIni bukan sekedar halusinasi, tapi dia memang benar-benar ada.