(05)

5.1K 288 6
                                    

-DISTRUTTO 05-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-DISTRUTTO 05-

Setelah bermain cukup lama, Nakula yang kelelahan akhirnya menyerah, berat badan Akela sudah tidak ringan lagi, berbeda saat gadis itu masih duduk di bangku SD, mungkin Nakula bisa berkeliling seharian.

Terkadang bertingkah seperti anak kecil membuat mereka bahagia, lagian jika hidup terlalu dibawa serius, ada yang tidak seimbang rasanya.

"Jangan main!" dengus Akela kesal, keduanya sedang makan tapi sedari tadi Nakula terus mempermainkannya. Saat sendok gadis itu mengarah pada lauk yang ia mau, Nakula langsung menyentak dan merebut lauk yang Akela ambil.

Nakula terkekeh, sendok yang berisi nasi dan secuil ayam ia arahkan ke mulut Akela. Dan lagi-lagi ketika mulut Akela terbuka, Nakula iseng membelokkan arah sendok dan masuk ke mulutnya sendiri.

Percayalah, buat yang tidak tau mereka saudara, pasti mengira keduanya berpacaran. Nakula tipe abang yang perhatian meski diselingi tingkah absurdnya, cocok dengan Akela yang suka dimanja.

Selesai makan, Nakula mengajak Akela menonton di ruang santai. Rumah mereka memang tidak berlantai dua tapi cukup luas, empat kamar tidur termasuk kamar tamu, dapur super besar sekaligus ruang makan, kamar mandi, ruang santai, ruang tamu, taman depan rumah dan tak lupa kolam renang di belakang. Sangat besar untuk empat orang penghuni, salahkan papa mereka yang ingin mempunyai rumah seperti itu sedari dulu.

Jika ditanya kenapa sang papa ingin seperti itu, maka beliau akan menjawab, "Rumah sempit terkadang membuat kita sesak, jiwa dan raga seolah tidak bebas. Berebeda dengan rumah yang besar, banyak ide yang meresap karena ruang yang ada."

Walaupun Akela tidak mengerti maksudnya, tetap saja ia tidak sependapat dengan sang papa. Menurutnya percuma jika rumah itu besar kalau penghuninya hanya sedikit, lagian dari dulu papa dan mamanya lebih sering menghabiskan waktu di luar dibanding di rumah.

Celetukan berisik datang dari mulut Nakula yang terus melayangkan protes mengenai tokoh film yang sedang mereka tonton, yang jeleklah, yang gak cocoklah, semuanya cowok itu komentarin. Akela penasaran mamanya ngidam apa waktu hamil Nakula.

***

Langit sudah menggelap, jarum jam mengarah pada angka delapan. Akela frustrasi, sedari pulang sekolah sampai baru saja ia selesai menonton dengan Nakula, Genta sama sekali belum menghubunginya. Bahkan Keenan yang rumahnya bersebelahan dengan Genta mengatakan pacarnya itu sama sekali belum menginjakkan kaki di rumah.

Ata: Buka pintu

Akela: Pintu apa? Terus kamu kok enggak bisa dihubungi daritadi?

Ata is calling

Tangan Akela mengusap layar ponsel miliknya cepat. Ia memaki Genta dengan nada cemas, "Kamu ke mana aja? Aku khawatir, terus kenapa dari tadi enggak aktif nomornya? Mau hindarin aku?"

DISTRUTTO 👌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang