Sore itu, langit Seoul sedang mendung. Yejin masih berkutat dengan tabung-tabung reaksi di hadapannya. Hari ini dia tidak sempat sarapan, alhasil dia tidak makan seharian karena tidak sempat. Jadwal kuliah hari ini benar-benar padat.
Apalagi sedari tadi bagian ulu hatinya nyeri bila ditekan. Apa karena maag ya?
---
Yejin melipat jas laboratoriumnya dan memasukkan ke dalam ranselnya. Ia segera mengambil ponselnya, memastikan tidak ada pesan penting yang tertinggal olehnya.
Oh, dia melihat notifikasi. Itu dari dia.
From : taetae💜
Hari ini tidak ada acara kan? Aku mau mengajakmu makan di luar, bagaimana?Yejin tersenyum ketika mendengarnya. Walaupun di satu sisi dia bingung karena ini pertama kalinya dia mengajak untuk makan di luar.
"Eh? Tumben sekali," gumamnya seraya mengetik sebuah balasan.
To : taetae💜
Oke. Dimana aku harus menunggu?Tak lama, bunyi notifikasi pun terdengar kembali.
From : taetae💜
Tunggu di lobby saja. Nanti aku kesana.Yejin hendak membalas pesan itu ketika tiba-tiba ponsel yang ia pegang terlepas dari tangannya. Ia menyadari kini ponselnya berada di tangan seseorang. Seseorang yang bahkan ia ketahui dari suara tawanya.
Pria yang paling menyebalkan di kelasnya sekaligus tetangganya sendiri, Jeon Jungkook.
Pria yang sekarang menjadi teman dekatnya, tidak lebih. Oh ayolah, Yejin sudah memiliki Taehyung dan itu sudah lebih dari cukup.
"Wah, wah! Apa ini?"
"Yak, Jungkook-ah! Kembalikan ponselku!"
"Sebentar, sebentar! Siapa ini, hm? Taetae? Dasar bucin!"
Yejin mencoba meraih ponselnya yang masih sengaja dijunjung tinggi-tinggi oleh Jungkook. Dia memang tahu bahwa Yejin tidak setinggi dirinya, dalam kata lain dia 'mengejek' tinggi badan Yejin.
Mereka memang seperti itu.
"Tuan Jeon, mohon dengan hormat untuk mengembalikan ponselku! Aku sudah dijemput!"
Jungkook hanya bisa tertawa melihat wajah pasrah Yejin yang menurutnya...menggemaskan?
Saking tak tahannya, salah satu tangan Jungkook meraih pipi kanan Yejin dan mencubitnya gemas.
"Memangnya siapa yang menjemputmu, hm? Aku tidak melihat-"
"Aku yang menjemputnya."
Pandangan Jungkook beralih pada seseorang yang kini menjauhkan tangannya dari pipi Yejin, secara kasar. Itu jelas tangan seorang pria.
Sekarang, Jungkook yakin dialah yang bernama 'taetae' itu. Dia juga yakin bahwa pria di hadapannya ini menatapnya seakan-akan ingin 'membunuhnya' saat itu juga.
"Maksudny-"
"Ah! Sudah ya, aku sudah dijemput! Jungkook-ah, kembalikan ponselku!" Yejin menarik lengan Taehyung yang hendak menghajar Jungkook saat itu juga. Jungkook -mau tak mau- memberikan ponsel milik Yejin yang ia sembunyikan di saku celananya.
"Kalau begitu, aku pulang duluan, ya! Sampai bertemu besok, Jungkook-ah!"
Yejin kemudian menarik tubuh Taehyung yang tidak bergerak dari tempatnya, masih memandang tajam Jungkook dari jauh.
---
Suasana di dalam mobil itu benar-benar hening. Tak ada satupun orang disana yang hendak memulai pembicaraan terlebih dahulu.
Taehyung masih terfokus melihat jalan raya di depannya dan Yejin hanya bisa memandang pemandangan kota dari balik jendela mobil itu.
Sebenarnya, Yejin terdiam sembari menahan rasa sakit di perutnya.
Ia lebih tidak enak lagi ketika melihat bahasa tubuh Taehyung yang...bisa dibilang sangat marah. Rahangnya mengeras, matanya menajam, dan genggamannya pada setir mobil mengencang.
Yejin tidak suka melihatnya.
"Maaf ya, taetae...", lirihnya tanpa mengalihkan pandangan dari jendela mobil itu.
Taehyung tetap terdiam, tak ada respon sama sekali. Yejin pun semakin pusing. Perutnya semakin lama semakin sakit.
"Kamu marah ya?" Pertanyaan itu meluncur dari bibir Yejin.
Tak lama, pria itu menjawab.
"Aku tidak marah," balas Taehyung. "...aku hanya kecewa."
Yejin menoleh cepat ke arah Taehyung yang mulai tenang. Kalimat terakhir itu membuat ia bertanya-tanya. "Kecewa? Kecewa karena apa?"
Lampu persimpangan yang hendak mereka lewati berubah menjadi merah. Mobil itu berhenti dan kedua mata Taehyung beralih menuju gadis yang berada di sampingnya.
"Aku merasa kecewa karena kamu seakan-akan tidak ingat kalau kamu itu sudah punya aku, Yejin-ie." Taehyung masih menatap lekat kedua mata Yejin yang kini mengalihkan pandangannya. "Sekarang aku tidak melarangmu memiliki teman dekat, apalagi beda jenis kelamin. Tapi, kamu harus tetap ingat, kamu itu punya aku dan aku itu punya kamu."
Yejin hanya bisa menunduk, mengakui 'kesalahannya' yang bahkan dia sama sekali tidak berpikir ke sana. Dia hanya melihat Jungkook sebagai teman dekatnya di sekolah.
"Yejin-ah."
"I-iya?"
Taehyung menahan wajah Yejin dengan kedua tangannya. Kini, mereka saling bertatapan. Taehyung mampu melihat air mata yang keluar dari sudut mata Yejin. Gadis ini jelas habis menangis.
"Tolong jaga perasaan aku, sama seperti aku selalu mencoba jaga perasaan kamu."
---
Aku muak. Sungguh muak.
Jelas-jelas dia menyentuh apa yang menjadi milikku, tepat di depanku tanpa seizin dariku.
Memangnya dia pikir dia siapa?
Tunggu saja,
Aku memang berubah untuk Yejin, tapi jangan harap kau akan bertemu orang yang sama saat aku datang untukmu nanti.
Hingga nanti saatnya tiba...
...persiapkan dirimu, Jeon Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change | kim taehyung
Fanfiction"I'll change only for you." Ketika dia, Kim Taehyung, mencoba untuk 'melawan' dirinya sendiri. [continuation from Psychopath Stalker | kim taehyung, read it first!] [COMPLETED] on Nov, 17 2019