Prolog

11 3 0
                                    

"Andai waktu bisa diputar gue ngga akan mau kenal lo"

"Kenapa?"

"Karena semua ini ngga akan terjadi kalau gue ngga kenal lo"

Kata yang meluncur begitu saja dari mulut seorang Reyna Deana, yang membuat seorang Galih Ardikusuma skakmat.

"Semua yang udah terjadi ngga perlu disesali, kita berdua seharusnya jadiin kejadian ini sebagai pelajaran." ucap Galih, setelah beberapa lama diam membeku.

"Satu hal yang harus lo tau, sampai kapanpun gue ngga akan ngelepasin lo" ucap Reyna dengan sedikit terisak

***

Setelah kejadian saat dibelakang sekolah tadi, Galih terus teringat dengan kata kata yang diucapkan Reyna sebelum dia pergi dengan tangisannya.

"Woi, ngapain sih lo daritadi gue lihat kayaknya lo bengong terus, kenapa lo lagi ada masalah?" kata Adam

"Gapapa, gue cuma kepikiran sama ucapan Reyna tadi" ucap Galih

"Emangnya gebetan lo itu bilang apa lih sampe sampe bikin lo kepikiran?" tanya Adam

"Ada deh, lo ngga perlu tau" ucap Galih

"Yaelah lih, kayak sama siapa aja sih cerita aja sih santai, biasanya juga gue jadi tempat curhat lo kan" bujuk Adam

"Gue laper nih mending kita cabut ke kantin, mumpung Pak Sarino belum masuk ke kelas" alibi Galih

"Yaudah ayok, kebetulan gue belum sarapan tadi pagi karena buru buru ngerjain pr Bu Maya" ucap Adam

***

Bersambung...

LIKE , COMMENT, SHARE DAN JANGAN LUPA DI VOTE YAA GUYS!

Terimakasihh:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZerstörtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang