Chapter 17 - Sahabat

4.4K 227 4
                                    

Cinta bukan di pelajari, tapi cukup
di mengerti.
.

.

.

.

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam saat Sovia sampai di gerbang rumahnya. Ia membuka pagar lebar dan memasukkan motornya yang tadi ia matikan sebelum membuka gerbang rumahnya.

Sovia memarkirkan motor kesayangannya itu di bagasi yang ternyata sudah terisi oleh mobil papa dan juga pamannya,selebihnya hanya ada motornya dan ERT nya saja,juga ada sepeda ukuran orang dewasa yang biasa papanya pakai jika akan berolah raga ke sekitar komplek saja.

Sovia memasuki rumahnya melalui pintu samping bagasi yang tersambung langsung ke pada ruang tengah. Gelap. Di ruangan itu ternyata sudah gelap.

"Ini kaga ada yang nyariin gua apa ya?" Ucapnya heran karna ia tau,jika lampu rumah sudah di matikan pastilah penghuni rumah sudah terlelap tidur.

Tak ingin pusing ahirnya Sovia lebih memilih untuk berjalan ke arah kamarnya yang ada di dekat kamar sang paman. Saat sudah di kamar ia lebih memilih untuk langsung mengistirahatkan tubuhnya yang lelah di dalam kamar.

Tapi baru beberapa menit ia terlentang di kasur,ia malah kembali bangkit dari tidurannya. Ia menuju ke arah kamar mandi,ia merasakan tubuhnya yang lengket dan berfikir akan mandi terlebih dahulu.

Butuh waktu setengah jam untuk Sovia mandi dan berganti bajunya dengan piama cream dengan gambar beruang kecil kecil sebagai coraknya.

Ia kembali merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya itu. Memejamkan matanya karna ia sudah merasa kepalanya agak pusing,dan berat.

Drrt drrt

Ponsel miliknya yang berada di atas nakas bergetar membuat Sovia membuka matanya kembali,dan mengambil ponselnya tersebut. Dilihatnya di sana ternyata ada banyak notifikasi dari berbagai macam aplikasinya,namun yang teratas adalah aplikasi WhatsApp di ikuti aplikasi Instragram dan juga yang lainnya.

Sovia membuka WAnya terlebih dahulu. Pesan teratas adalah pesan dari Bebi lalu di bawahnya adalah pesan dari nomer tak di kenalinya,dan juga ada dari Kiki,Alvin,dan Ulia.

Sovia lebih tertarik dengan pesan dari Bebi yang sudah banyak dan belum terbaca. Rekor baru untuk seorang Bebi dapat mengiriminya pesan hingga sebanyak itu. Sovia ingat betul Bebi adalah sosok yang lumayan dingin untuk seorang perempuan.

Sovia dan Bebi bisa di bilang adalah sosok yang bertolak belakang, jika Sovia adalah sosok yang ramah, baik, murah senyum dan juga ceria berbeda lagi dengan bebi yang lebih minim senyum dan juga tertawa. Bahkan jika bersama Sovia pun, Bebi tak akan segan untuk memperlihatkan wajah datarnya atau yang paling parah itu wajah tanpa ekspresinya.

BabySrak

P

P

P

Dimana?

Sop?

Ayam?

Sop ayam?

Apa?

Temenin yu.

Kemana?

Temen gua mate.

My Cold Possesive Boyfriend(Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang