Cinco

686 91 22
                                    

Kini, keluarga kecil itu tengah menikmati sarapan mereka di restoran yang ada di hotel tersebut. Mereka memutuskan untuk tidak berisitirahat terlebih dahulu dan langsung pergi ke pantai mengingat waktu liburan mereka yang singkat.

"Ay, kamu nanti ga boleh main deket-deket air", ujar Hyunjin sambil menyuap makanan kedalam mulutnya, ia melupakan jika Changbin masih kesal tanpa alasan padanya.

Changbin yang tengah duduk disamping Minho sambil menyuapi Minho yang bahkan menolak untuk disuapi itu melotot tak suka pada Hyunjin.

"Kamu goblok apa gimana sih? Namanya dipantai itu pasti gak jauh-jauh sama air. Udah makan sana!", Jisung mungkin adalah orang yang paling bahagia ketika melihat wajah masam Hyunjin.

"Nggak gitu ay, nanti kalo kamu keseret ombak gimana? Kamu kan pendek, kelelep siapa yang mau nolongin?", Mendengar pertanyaan Hyunjin, Changbin melotot tak suka pada Hyunjin.

"Kamu tega ngatain aku pendek? Awas aja kamu! Nggak usah deket-deket sampe besok, besok, besoknya lagi!!", Hyunjin membanting sendok ditangannya kesal.

"Kamu mah dari kemarin malam kenapa sih? Kalo aku ada salah, kasih tau! Jangan kayak gini! Deket-deket kak Minho sengaja bikin aku cemburu? Gitu?! Suka-suka kamu ajalah!", Setelah berteriak kesal hingga membuat beberapa orang yang ada di restoran itu menoleh padanya, Hyunjin dengan kesal pergi dari sana.

Changbin tidak peduli, ia malah berpikir kenapa Hyunjin tiba-tiba jadi pemarah. Padahal ia tak salah apa-apa, begitulah yang ada dipikiran Changbin.

"Bin, kamu gaboleh gitu sama Hyunjin. Kasian dari kemaren kamu anggurin", Chan yang duduk di dekat Changbin mengelus pucuk kepala anaknya itu.

"Dianya aja yang baperan. Dih, gamalu sama posisi", Chan tertawa mendengar perkataan Changbin.

"Ga boleh gitu bin. Itu suami kamu juga", Minho memang merasa tidak enak pada Hyunjin, walaupun sebenarnya ia tak begitu keberatan di dekati oleh Changbin terus-menerus.

"Ih, udah nggak usah ngomongin dia. Entar kalo butuh juga balik. Kak, seharian ini pokoknya harus nemenin aku. Dan nggak usah nyebut-nyebut nama Hyunjin. Bikin kesel doang", Changbin kembali menyuapi Minho dibandingkan dirinya sendiri. Padahal Minho punya makanannya sendiri yang masih utuh.

"Sung, kamu jangan ikut-ikutan Kak Changbin ya durhaka sama suami. Dosa", ujar Felix sambil menutup mata Jisung, seakan pemandangan dihadapannya itu tidak layak untuk dilihat. Sedangkan Jisung menatap malas pada Felix yang bersikap berlebihan.

"Lebay banget sih lo burik!", Seungmin dengan galaknya mendorong kepala Felix hingga si pemilik hampir terjungkal dari kursinya. Setelahnya, ia kembali memakan makanannya dengan tenang seakan tidak terjadi apa-apa.

"Anjir! Jeong! Ini macan lo karungin coba, segala kepala gue di dorong-dorong!  Gak jadi nikah mampus kalian berdua!"

"Orang goblok dilarang bacot! Makan sono!", Dengan kurang ajarnya Jeongin memarahi Felix yang lebih tua darinya, sedangkan Jisung tertawa bahagia melihat Felix tersiksa.hari ini kebahagiaan nya datang bertubi-tubi, melihat Felix dan Hyunjin sengsara adalah kesenangan yang hakiki bagi Jisung.

Dan sarapan pagi itu dihiasi dengan saling menghina satu sama lain sebelum mereka menikmati liburan pendek mereka.

💧

Kini Changbin tengah memainkan kerang yang ia temukan di pasir di pinggir pantai dengan Minho yang duduk disampingnya dalam diam sambil menikmati view laut yang begitu indah.

Mereka berdua duduk tepat di bibir pantai, namun tidak begitu dekat dengan air.

"Bin, kamu kenapa sih dari kemaren gak mau liat Hyunjin? Marahan sama dia?", Tanya Minho tanpa melihat pada Changbin, mereka telah terdiam cukup lama.

[3]Lo Siento (COMPLETE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang