11. Isi Hati Esta.

824 108 2
                                    

Tak lama setelah kepergian Adreen dan Kakaknya. Sosok paruh baya yang selama ini menjaga dan membesarkanku masuk kedalam ruangan yang semerbak bau obat.

Dia berjalan menghampiriku. Dan aku langsung memeluknya dan tanpa ku sadari air mataku pecah. Aku menangis sejadi-jadinya.

"Kenapa kau bisa begini?! Kau berantem?! Ayo coba ceritakan semuanya," ucapnya sambil menatapku.

"Bunda, apa mungkin orang yang kemarin datang itu orang tuaku?! Jika memang benar, kenapa dia menyuruh orang untuk menghajarku?!" tanyaku.

"Apa maksudmu?!" ucapnya heran.

"Fathur, dia menghajarku di rooftop hingga aku pingsan, untung Adreen menemukanku. Jika tidak aku tak tahu bagaimana nasibku." ucapku.

Bunda tersenyum, itu yang kurasakan. Lalu ia kembali memegang kedua pipiku dengan tangan lembutnya.

"Nak, bunda harap kamu jangan jadi orang yang pendendam ya, maafkan semua musuhmu. Jangan pernah membuat masalah dengan mereka. Dan kamu tetaplah jadi orang yang kuat. Semoga tuhan selalu memberkatimu nak." ucapnya menasihatiku.

"Aku tak pernah melawan, sekalipun mereka sudah keterlaluan padaku. Tapi sabarku ada batasnya. Jadi kapanpun aku bisa meluapkannya." ucapku dengan tersenyum semringah.

"Bunda percaya kau anak yang baik." ucapnya sambil membelai rambutku.

"Bunda, bolehkan aku meminta satu permintaan?!" ucapku.

"Apapun akan Bunda lakukan." ucapnya

"Aku ingin terus bersama Bunda, sekalipun aku sudah menemukan keluargaku. Aku ingin tetap tinggal bersama kalian. Aku merasa nyaman barada diantara kalian. Aku merasa jika aku sudah mempunyai keluarga yang lengkap." ucapku tersenyum.

Bunda terisak pelan dan langsung memelukku. Dan tanpa kusadari air mata ini turun membasahi pipiku lagi.

"Terimakasih Bun, kau sosok ibu yang sebenarnya untukku." gumamku dalam hati.

______________________

Adreen POV.

Hari ini sepi karena tak ada Esta. Aku rindu dengan senyumnya juga leluconnya. Aku masih bingung kenapa Esta bisa terkapar di rooftop. Apa aku harus lihat cctv?! Ah sepertinya itu ide yang bagus.

Tring... Tring..

Bel istirahat berbunyi. Aku segera keluar dari kelas dan menuju ke ruang tata usaha untuk melihat cctv kejadian kemarin.

Saat sampai disana aku disambut oleh Pak Dio penjaga ruang TU itu. Aku langsung menjelaskan maksud kedatanganku. Dan dia menyetujuinya dan langsung melihat cctv hari itu.

"Fathur," gumamku.

Ya dia Fathur, mantan ketua OSIS. Teman baikku saat kelas delapan. Kenapa dia tega seperti itu?!

Semua suara jelas terekam dalam cctv itu. Dan apa Fathur manyukaiku?! Entahlah aku tidak terlalu memikirkan. Setidaknya aku sudah punya bukti jika aku ingin melaporkan masalah ini.

"Pak, bisakah disalin disini?!" ucapku sambil memberikan hendphoneku.

"Oh bisa." ucapnya.

Dan aku tersenyum lega. Semua bukti sudah ada dalam ponselku ini.

"Terimakasih Pak," ucapku lalu keluar dari ruangan itu.

Pak Dio mengangguk dan aku langsung berjalan kembali kekelasku dengan perasaan lega.

______________________

Hallo gaes..
Gimana ceritanya?!
Suka nggak?!
Jangan lupa Vote comentnya,
Kalau bisa spam coment aja ya gaes..

thank you 🙏🙏

Senja ● Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang