08 : Sadar

2K 196 30
                                    

Hari ketujuh Kevin dirawat di rumah sakit. Dia belum membuka matanya juga. Gracia terpaksa membatalkan beberapa jadwalnya untuk menemani Kevin di rumah sakit karena dia harus bergantian dengan orang tua Kevin. Dia mungkin masih memiliki rasa benci pada Kevin, tapi dia tidak akan mampu membiarkan Kevin tidak ada yang mengurus saat sakit begini.

Keadaan Kevin sudah membaik, beberapa organnya sudah kembali berfungsi dengan baik dan detak jantungnya sudah kembali normal. Hanya saja sampai sekarang Kevin masih belum membuka mata. Sekarang Kevin sudah pindah ke ruang rawat VVIP yang dipilih oleh orang tuanya agar bisa mendapat ketenangan yang lebih.

Dokter mengatakan apa yang terjadi pada Kevin ini adalah sebuah kebaikan. Biasanya pasien keracunan novichok meninggal cepat sejak masuk ke rumah sakit atau mungkin koma dalam waktu yang lama. Melihat bagaimana perkembangan keadaan Kevin membuat dokter yakin kalau lelaki itu akan membuka matanya tidak lama lagi.

"Ma," panggil Gracia yang baru saja datang setelah menjalani pemotretan sebuah majalah.

"Gracia," panggil Mama menyambut dengan hangat.

"Kamu dari mana aja sih? Suami sakit bukannya ditemenin malah ditinggal-tinggal," tanya Stefi, kakak ipar Gracia. Stefi adalah istri dari kakak kandung Kevin, Nico.

Gracia menoleh pada wanita yang memiliki sifat tidak berbeda dengannya. "Kerja, cari uang, bantuin Kevin, kenapa?" jawabnya agak ketus karena sudah terlalu lelah kerja malah mendapat pertanyaan sinis seperti itu.

Mereka memang jarang akur jika bertemu. Aura peperangan selalu ada jika Stefi dan Gracia berada di satu ruangan.

"Ma, Stefi pamit pulang dulu bentar lagi Nico pasti pulang kerja," pamit Stefi.

"Iya iya, makasih ya, Sayang." Mama mengizinkan menantu pertamanya pulang. "Kamu nggak mau pulang aja, istirahat?" tanya Mama pada Gracia, begitu lembut.

Gracia menggelengkan kepalanya. "Lebih baik Mama dan Papa yang pulang, pasti capek seharian nungguin Kevin terus. Sekarang biar giliran aku, lagi pula ini juga tugas aku sebagai istrinya Kevin."

Seketika Gracia merasa geli pada dirinya sendiri yang mengatakan hal ini. Bagaimana bisa dia mengakui diri sebagai istrinya Kevin. Di luar akal sehat.

"Kamu yakin? Yang ada nanti kamu yang sakit," kata Papa menyahut.

Gracia mengangguk tegas. "Aku kuat kok. Lagi pula aku udah minum vitamin. Papa sama Mama pulang aja, terserah mau ke rumahku dan Kevin, atau ke rumah Kak Stefi."

"Mama sama Papa tinggal di hotel."

"Loh, kenapa nggak di rumah kami aja?"

"Karena hotel lebih dekat dengan rumah sakit ini."

"Oh gitu."

"Ya udah, kalau gitu Papa sama Mama pulang dulu ya, Ge. Titip Kevin."

"Iya, Pa, Ma."

Sepeninggal orang tua Kevin, hanya ada dia bersama Kevin di ruangan ini. Lelahnya langsung terasa. Gracia merebahkan diri di sofa empuk yang terdapat di ujung ruangan. Lumayan sebagai pengobat ketegangan punggungnya yang luar biasa.

"Aaah."

Suara itu mengagetkan Gracia. Dia langsung duduk, menoleh ke arah pintu, mencari sosok yang mungkin baru masuk.

Comeback (KSS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang