Endless Story

10.7K 500 95
                                    

Sakura mematut dirinya di depan cermin.

23 tahun hidup sebagai gadis yang ditakdirkan berperangai ceria, tidak pernah terlintas dibenaknya ia akan berdiri dengan mengenakan gaun pengantin rancangan desainer ternama dengan harga setara dua ginjalnya.

Butuh keberanian sangat besar bagi Sakura untuk melekatkan kain (dengan harga tidak masuk akal) itu di tubuhnya.

Saat para pegawai perempuan membantunya memakai gaun itu saja, tak henti-hentinya Sakura memanjatkan doa agar tidak merusak gaun seharga dua ginjalnya.

Jika kau merusaknya, sama saja kau merusak ginjalmu Sakura! Hati-hati!

Setidaknya itu yang ia katakan pada dirinya sendiri.

Jika setiap pengantin akan gugup menjelang detik-detik pernikahan mereka, Sakura justru merasa begitu tenang.

Bukan, tepatnya kosong.

Dadanya tidak bergemuruh, perutnya tidak mules dan tidak ada kebahagiaan meledak-ledak.

Dia hanya menerima takdirnya dengan lapang dada.

Tangan putih pualam Sakura terjulur, ia menyentuh dataran cermin yang menampilkan dirinya terlalu sempurna.

"Sudah terlambat untuk menyesal. Kau tidak bisa mundur sekarang."

Suara bariton bernada tegas tiba-tiba memaksa sekujur tubuhnya meremang.

Tanpa harus melihat siapa pria yang dengan lancangnya brani memasuki ruangan khusus pengantin wanita, Sakura sudah tahu.

Dia sudah tahu siapa dan apa yang dibicarakan pria itu.

Bibirnya tetap membisu. Pandangannya sedikit menunduk ketika dua pasang tangan kekar nan kokoh melingkari perut rata serta dadanya dengan posesif.

Begitu romantis jika dilihat dari kejauhan. Tapi begitu Sakura mengangkat wajahnya, beradu pandang dengan dua bola mata legam yang kini berkilat berbahaya, semua hal manis nan romantis itu pun sirna.

Sakura nyaris bergetar ditatap sedingin itu oleh calon suaminya. Kakinya hampir kehilangan tenaga untuk mempertahankan keseimbangan tubuhnya.

Sang pria menyadari ketidaknyamanan yang dirasakan si wanita. Tapi bukan malah menjauh atau menenangkan, dia justru mengetatkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Sakura. Menyesap dalam aroma mawar yang menguar dari tubuh mungil wanitanya.

"Kau ingat kontraknya bukan?"

Sakura mengerjap matanya berkali-kali. Mencoba memblokade air mata yang nyaris menggenang. Dia tidak bisa menangis sekarang. Tidak di depan pria itu, tidak dengan pertanyaan pria itu.

"I-iya."

Tergugup-gugup Sakura menjawab sebelum pelukan Sasuke meremukkan rusuknya.

Sasuke meneliti sesaat Sakura. Dia masih tidak mau menatap Sasuke meski wajahnya berada begitu dekat dengan wanita itu.

Merasa jengah, Sasuke pun memaksa wajah Sakura berpaling ke arahnya.

Cukup lama mereka terdiam dengan jarak yang tidak sampai sejengkal. Sampai pintu ruangan pribadi itu terbuka dan menampilkan seorang pelayan wanita yang salah tingkah ketika mendapati dua pasang calon suami istri sedang bercumbu begitu mesra.

Memang jika dilihat dari jauh siapapun pasti mengira Sasuke dan Sakura sedang berciuman. Tapi kenyataannya tidak semanis cerita dalam wattpad.

Sasuke terpaksa melepaskan Sakura sebelum pelayan di depannya semakin lepas kendali.

Endless StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang