Tidak terasa akhir pekan sudah jumpa lagi. Hari Minggu ini baik Kevin maupun Gracia tidak memiliki agenda apapun di luar rumah. Kevin ingin tidur seharian sedangkan Gracia ingin mengerjakan tugas kuliah yang sudah terbengkalai selama satu minggu, untung saja dosennya memberikan kelonggaran agar bisa dikirim hari Minggu malam atau Senin pagi melalui e-mail.
Agenda mereka sedikit terganggu karena tetangga depan rumah yang tak lain dan tak bukan adalah Babeh Anang dan istrinya yang akrab dipanggil Neng Iis datang mengunjungi mereka. Sudah dua tahun rumah ini dihuni, tapi mereka belum saling mengunjungi. Itu semua karena selama ini Gracia menghabiskan akhir pekan di rumah orang tuanya.
"Gue seneng banget dah punya tetangga kayak kalian. Udah dua-duanya ngetop, pasangan serasi deh. Yang satu ganteng yang satu cantik," puji Neng Iis dengan gaya bicara khas dirinya yang begitu centil.
"Ternyata bini lu cakep juga ye," kata Babeh Anang memukul tangan Kevin yang berada di sofa.
Kevin senyum-senyum menatap Gracia. "Iya dong, Beh."
"Neng Gracia, kalau punya laki ganteng begini kudu dijagain, jangan sampai diserempet orang. Apalagi kalian nggak ngasih tau orang-orang kan kalau kalian udah nikah." Babeh Anang kembali menatap Kevin. "Pin, bini lo ini udah cantik, jangan deh lu deket-deket sama cewek lain."
Jantung Kevin berdegub kencang. Jangan-jangan semalam Babeh Anang melihat saat Kevin bersama Ira setelah turun dari mobil. Kevin melirik ke arah Gracia yang terlihat sangat santai, tidak terjadi reaksi apapun dari dirinya. Helaan napasnya pun menjadi lega.
"Eh lu kok jadi kayak nuduh Kevin sih?" tanya Neng Iis memukul lengan suaminya.
"Siapa yang nuduh, orang gue lihat sendiri dia dianterin cewek malem-malem, ceweknya juga cakep lagi. Itu tuh yang sinetronnya sering lu tonton!" jawab Babeh Anang tidak ingin disangka menuduh.
Babeh Anang tidak menuduh, beliau hanya melaporkan dan ingin membuat Gracia lebih waspada saja pada perempuan lain. Sayangnya itu kurang berpengaruh karena mereka tidak menjalani pernikahan seperti orang lainnya.
Gracia menyikut perut Kevin. "Bagus ya udah bohong sama gue. Katanya mau ngerayain kesembuhan lo, eh nggak taunya mau kencan sama cewek lain. Pantesan gue nggak boleh nganter sampai dalem. Gue yakin, cewek lainnya pasti Ira kan," sindirnya tetap dengan senyum di bibir.
"Aduh Ge, gue tuh nggak—"
"Apa?" potong Gracia menantang.
Neng Iis meneguk ludahnya dengan susah payah. "Elu sih, jadi berantem kan mereka."
"Gue kan ngomong faktanya." Babeh Anang masih membela diri.
"Udah ya, kalau ini namanya urusan rumah tangga, mending gue sama Babeh Anang pulang aja deh."
Gracia sadar ini bukan waktu yang tepat untuk mempermasalahkannya. "Maaf ya Neng Iis, jadi nggak enak nih saya."
"Gue yang minta maaf, laki gue emang mulutnya ceplas-ceplos."
"Ya udah, saya anter ke depan."
"Nggak usah, rumah depan-depanan pakai dianter ke depan segala. Lanjutin deh, selesaikan masalah rumah tangga kalian berdua, jangan sampai berlarut-larut. Neng Iis sama Babeh Anang pulang dulu."
Sepasang suami istri tetangga depan itu langsung keluar dari rumah Gracia dan langsung menutup pintunya seolah mereka mengerti apa yang akan terjadi.
Tatapan mata Gracia tajam melirik Kevin yang terlihat salah tingkah. Gracia lagi-lagi dibuat kesal atas ketidak-jujuran Kevin. Apa susahnya sih berkata jujur? Berpamitan dengan semestinya. Kenapa harus memakai alasan lain untuk berkencan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Comeback (KSS) ✔
FanfictionTentang mereka yang bingung pada perasaan sendiri Tentang mereka yang bingung harus mempertahankan atau melepaskan Tentang mereka yang menjalani hidup berdua dalam status yang serius