Jakarta, 25 Januari 2020..
Aku (Namakamu) Adelicia Hendrawan, seorang siswi kelas 3 IPA di sebuah Sekolah Menengah Atas ternama di Jakarta. Saat ini aku sedang duduk di hadapan jendela besar di kamarku, kedua bola mataku yang berwarna coklat menatap memandangi butiran-butiran air yang jatuh dari langit membentuk sebuah tetesan hujan yang sangat deras.
Jika aku melihat hujan aku teringat akan seseorang yang pernah mengisi hatiku. Aku ingat satu tahun yang lalu kami bertemu di bawah rintik hujan gerimis. Dan inilah kisah cintaku..
____________________________
Jakarta, 22 Desember 2018..
Hari ini cuaca terlihat sedikit mendung, warna abu-abu kehitaman menghiasi awan di langit siang ini menggantikan tugas matahari yang seharusnya bersinar terik. Angin mulai berhembus kencang, menyisakan hawa dingin yang terasa begitu menusuk tulang. Membuat gadis cantik ini semakin memeluk erat cardigan yang Ia kenakan, kaki jenjang yang dibalut dengan sepatu flatshoes berwarna hitam itu berdiri kokoh menapaki trotoar jalan ini. Sudah hampir setengah jam Ia berdiri di trotoar ini namun angkutan umum yang Ia tunggu tak kunjung datang juga, harus berapa lama lagi Ia menunggu disini? Oh, ayolah angkutan umum.. Hari sudah semakin sore dan hujan akan turun sebentar lagi, gadis cantik bernama lengkap (Namakamu) Adelicia Hendrawan ini menggerutu seraya menyelipkan anak rambut yang nampak terlihat berantakan itu ke belakang telinganya, yang kemudian di susul oleh helaan napas panjang yang keluar dari mulut gadis itu. Tangannya bergerak hendak merogoh tas selempang yang menempel di bahunya Ia berniat untuk mengambil ponsel dan memainkannya agar Ia tidak merasa bosan, namun belum sempat tangan mulusnya masuk ke dalam tas, kini Ia dapat merasakan butiran-butiran bening jatuh satu per satu membentuk sebuah tetesan hujan yang kian lama semakin deras. Gerimis. Sontak tangan gadis itu mengangkat tas selempang miliknya dan memegangnya di atas kepala untuk menutupi kepalanya agar tak terkena tetesan air hujan dan kaki jenjangnya segera berlari menuju pondok kecil yang Ia lihat berada di seberang jalan sana untuk berteduh di bawahnya. Ia dengan terburu-buru melangkahkan kaki jenjangnya menyeberangi jalan raya yang nampak sepi itu, hingga akhirnya Ia sampai di pondok kecil itu. Sepersekian detik kemudian tangannya menurunkan tas yang Ia pegang di atas kepalanya tadi dan kini tangan berkulit putih mulus miliknya itu mengacak-ngacak rambutnya yang sedikit basah untuk mengeringkannya. Hujannya memang tidak seberapa deras hanya rintikan-rintikan hujan gerimis namun cukup membuat rambut dan beberapa bagian pakaiannya basah.
"Hufftt.." (Namakamu) menghela napas panjang. Manik coklatnya menatap ke arah langit, sekarang hujan dan belum ada satupun angkutan umum yang melintas di hadapannya. Bagaimana caranya Ia pulang? Entahlah. Mungkin (Namakamu) akan menunggu sampai hujan reda dan setelah hujan reda Ia akan berjalan kaki sampai ke rumahnya.
'Brumm..'
Sebuah motor matic berwarna hitam melaju dengan cepat memasuki pekarangan pondok kecil itu dan terhenti disana. Nampak seorang pemuda yang terduduk di atas jok motor itu membuka helm berwarna birunya, merapihkan rambutnya sekilas lalu segera berdiri tepat di samping (Namakamu). (Namakamu) hanya menoleh sekilas dan tersenyum tipis kepada pemuda itu, lalu pandangannya kembali memandang jalanan sepi yang sudah basah seluruhnya oleh air hujan itu. Pria itu--pria yang berdiri di samping (Namakamu)-- memperhatikan gadis cantik yang sedang memeluk dirinya itu sendiri, gadis itu terlihat sempurna dengan mata yang sedikit sipit ditambah dengan hidung mancung dan bibir tipis membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan betah memandanginya.
"Hai.." Sapa (Namakamu) saat Ia sadar sedang diperhatikan. Tangan (Namakamu) terangkat tepat di hadapan pria itu untuk berjabat tangan dengan dengan pria asing tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raining Love
RomanceAku bertemu dia di kala hujan rintik-rintik, awalnya aku tidak suka dengan dia, tetapi dia selalu saja mendekatiku dan menyapaku setiap hari. Entah apakah ini yang dinamakan dengan cinta? Perlahan aku mulai menyukai sifatnya yang selalu bisa membuat...