fixpala, diksar dan tragedi-nya

1.7K 149 26
                                    

"pelukanmu adalah tempat ternyaman dan terhangat di dunia"

-kinal

Vvvvvvv

Author pov

Semester satu kian berlalu begitu saja, ujian akhir semester gelombang a sudah selesai kemarin. Kini giliran gelomban b, dan gelombang a sudah di perbolehkan untuk libur.

Tapi tidak bagi kinal, meski kinal cs  termasuk ke dalam gelombang a dan yang lain sudah libur, namun kinal masih sering bolak balik kampus-rumah. Kesibukan sekarang adalah latihan fisik, latihan lapangan, pemantapan materi pendidikan dasar, mencari alat pendidik dasar dan masih banyak lagi.

Pendidik dasar mapala (mahasiswa pecinta alam) memang wajib bagi caang (calon anggota) untuk di nilai dan agar bisa masuk untuk dilantik menjadi am (anggota muda) setelah menjalani pendidik dasar yang di laksanakan di sebuah pecinta alam. Biasanya pendidikan dasar mencakup pendidikan dasar di jurusan sebuah organisasi pecinta-alaman. Seperti mountenering, caving, rock climbing, konservasi, rafting, dan navigas darat maupun sungai. Meski dasar namun setiap calon anggota wajib tahu teknik dasarnya, agar jika sewaktu-waktu mengalami musibah ia tidak buta suasana dan kondisi.

Kali ini kinal sedang latihan di wall climbing pada gelora bung karno, di bawah panas terik mengosongkan kulit putihnya. Ia sudah 5 jam disana, di gantung dengan hanya seutas tali karena ia lupa satu simpul saja dan di gantung adalah hukumannya.

Setelah mengutak-utak tali akhirnya ia bisa menyelesaikan latihan kali ini. Punggungnya sudah mati rasa dan kakinya pegal betul. Setelah kak anjas sang billayer akhirnya menurunkannya karena sudah menyelesaikan sesi latihan, kinal duduk di bawah pohon rindang, sambil matanya menyaksikan beberapa calon anggota di latih seperti dirinya tadi.

"Nih" satu buah air mineral didepan mata dan suara halus familiar terdengar

Kinal mengambil botol air mineral tanpa menoleh ke wajah sang punya tangan. Meminum air menineral tak begitu dingin tersebut sekali tegus. Ia seperti kesatan huasnya

"Harus banget di gantung 5 jam di tebing buatan itu nay!" Dengus wanita yang sudah duduk di sampingnya. Nada suaranya sudah membuat kinal terkekeh geli

"Ya namanya latihan ve, ya gitu. Toh aku salah karena lupa mengikat tali tadi" mata kinal masih fokus melihat farhan yang tampak kebingunan dengan teknik pemanjatan

"Aku takut kamu kenapa-napa, lihat deh tubuh kamu jadi hitam gosong kaya patat panci gini" veranda mengelus pipi kinal dengan sapu tangan yang sudah di guyur air.

"Resiko sayang" kini matanya fokus ke veranda. Ia menilik wajah ve yang cemberut tapi ia tahu matanya menampakan rasa kuatir

"Ini berapa lama lagi kamu latihan kaya gini?"

"Hari ini udah selesai kok, kan lusa aku bakal ngelakuin karantina 2 hari dan 7 hari pendidikan dasar di lereng gunung salak" ucap kinal lembut

Terdengar desahan kecil dari hidung ve "bunda udah tahu kamu ikut ginian?"

Kepala kinal ia taruh di batang pohon, matanya menerawang ke atas "udah, ya cuma masih ngotot gak ngijinin. Kalau papah mah fine-fine aja. Bunda khawatir akut karena bang arkan dan papah cerita kalo pendidikan dasar mapala itu extream jadi bunda nentang deh"

"Terus kenapa di lanjut kalo bunda gak ngerestui nay!" Protes veranda, dua tanganya ia silangkan di depan dada

Kinal menatap kembali wajah ayu pacarnya itu. Dua tangannya terangkat untuk mencubit gemas pipi mandu sang kesayangan "aku ingin sayang"

"Apa mencintai alam harus ikut organisasi ke-pecinta alamaan juga? Kan banyak wadah yang latihan gak seketat dan selain mapala nal! Aku gak mau kamu kenapa-napa, apa lagi kasus tahun lalu yang terjadi di mapala salah satu universitas di jogja dimana menyebabkan kematian terjadi, aku gak mau kamu ninggalin aku dengan cara kematian karena sebuah pendidikan berat yang sebenarnya hanya senioritas aja" kekeh veranda "bunda juga gak setuju, bukankah restu dari ibu adalah segalanya nal, karena restunya adalah restu Tuhan juga" lanjut ve

ours love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang