Chapter 16 : Suamiku

9.5K 402 1
                                    

Melihat pria itu telah pergi seperti angin di kegelapan malam, Cristin kembali tersadar dan menarik rambutnya dengan kesal.

“Aaahhhh... Kenapa aku bisa lupa meminta namanya!” keluh Cristin dengan kesal sambil menginjakkan kakinya di lantai.

“Aww...” rintih Cristin sambil meringis kesakitan. Mungkin karena terlalu bersemangat menyaksikan pria itu bertarung, Cristin hampir lupa dengan luka di kakinya.

Melihat sekeliling, Cristin sedikit melirik mayat-mayat yang tergeletak di lantai dengan dingin dan mulai perlahan pergi sambil menahan rasa sakit di kakinya.

Setelah berjalan cukup lama, Cristin tiba di sebuah bangunan kosong dan membalut lukanya dengan kain dan ketika Cristin sedang membalut lukanya, suara beberapa langkah kaki terdengar dari depan Cristin.

“Nona, apakah kamu baik-baik saja?” tanya seorang pria dengan nafas terengah-engah dan dengan cemas menatap Cristin.

“Aku baik-baik saja, kalian urus mayat-mayat itu dan buang mereka ke laut” jawab Cristin dengan dingin sambil terus membalut kakinya.

“Dan juga, selidiki seorang pria yang pernah melewati gang ini” lanjut Cristin dengan acuh tak acuh.

‘Pria? Siapa pria ini?’ pikir pria itu.
Tapi dia tidak berani bertanya dan hanya menjalankan tugasnya dengan patuh.

“Baik Nona” kata pria itu sebelum pergi terburu-buru.

Melihat semua orang telah pergi, Cristin bergumam pada dirinya sendiri sambil tersenyum malu “Aku pasti akan menemukanmu dan lain kali, aku pasti akan menanyakan namamu, pangeranku”

...

Merasakan air mata yang jatuh dan membasahi pipinya, Cristin tersadar dari lamunannya dan menghapus air mata di pipinya.
Sambil menatap bulan yang perlahan ditutupi oleh awan, Cristin dengan sedih tersenyum.

“Angga, aku tahu kau tidak ingin bersamaku.
Tapi aku tidak akan pernah menyerah dan berhenti mengejarmu.
Aku tahu, aku masih memiliki ruang kecil di hatimu.
Walaupun kecil, aku tidak akan melewatkan kesempatan itu.
Karena....
Aku mencintaimu....” gumam Cristin dan dengan perlahan menutup matanya yang berkabut.

...

Di jalanan ibukota yang tidak terlalu padat, sebuah mobil mewah melaju dengan kecepatan sedang.
Duduk di kursi pengemudi, Bella terlihat lelah seolah baru saja melakukan sesuatu yang berat, sambil melihat tas-tas yang menumpuk di kursi belakang melalui kaca spion, Bella menghela nafas dengan berat.

Setelah melalui deretan perumahan mewah di sisi jalan, Bella menghentikan mobilnya dan menyalakan klakson.

“Tiiiinn... Tiiiinn...”

Tidak menunggu lama, seorang wanita setengah baya keluar dari rumah dan membukan pintu pagar.
Memasukkan mobilnya ke dalam garasi, Bella turun dari mobil dan memasuki rumah.

“Nona, tadi Tuan datang mencarimu” kata wanita setengah baya itu dengan wajah yang terlihat cemas.

Bella Mengerutkan kening saat mendengar kata ‘Tuan’ keluar dari mulut wanita setengah baya itu dan dengan acuh tak acuh berkata “Apa yang Ayah katakan?”

“Dia hanya datang dan bertanya, ke mana Nona pergi, setelah itu Tuan pergi lagi” kata wanita itu dan dengan penuh prihatin menatap wajah Bella yang terlihat kelelahan.

“Apakah dia hanya datang sendiri?” tanya Bella sambil menggigit bibirnya yang merah.

“Tuan datang bersama Tuan muda Jodi dan seorang pria gemuk, Bibi tidak tahu siapa nama pria itu, tapi Tuan terlihat ramah padanya” kata Bibi sambil melihat wajah Bella yang terlihat tertekan.

Pernikahan Kontrak 1 Milyar (Tunda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang